Tiga Bank Syariah BUMN Segera Dilebur, Intip Yuk Jumlah Asetnya
Selasa, 13 Oktober 2020 - 12:41 WIB
Mandiri Syariah juga berhasil meningkatkan pembiayaan hingga 6,18 perse yoy menjadi Rp76,66 triliun di periode yang sama. Di mana pembiayaan segmen ritel tumbuh 12,52 persen menjadi Rp48,55 triliun seiring strategi fokus yang ditetapkan.
“Hingga 31 Agustus 2020 juga restrukturisasi pembiayaan yang dilakukan Mandiri Syariah sudah mencakup 29 ribu nasabah dengan outstanding Rp7,1 triliun. Kami juga berhasil melakukan efisiensi dan bisa dilihat dari meningkatnya rasio dana murah atau CASA Mandiri Syariah per Agustus mencapai 59 persen dari total pendanaan,” ujar Toni.
Sedangkan, Direktur Utama BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo menyebut, BNI Syariah mampu mencatatkan total aset Rp50,76 triliun sampai kuartal II tahun 2020 atau naik sebesar 19,46 persen secara tahunan atau yoy dibandingkan periode sama tahun 2019 yaitu Rp42,49 triliun. Pertumbuhan aset ini semakin mengokohkan posisi BNI Syariah sebagai bank syariah BUKU III dengan peringkat aset kedua terbesar di Indonesia. (Lihat juga grafis: Omnibus Law Dibuat untuk Amankan Aset Ibu Kota Baru )
Kenaikan aset tersebut didorong oleh pertumbuhan DPK perseroan, tercermin dari realisasi DPK BNI Syariah sampai triwulan II tahun 2020 sebesar Rp43,64 triliun atau naik 20,15 persen secara yoy dibandingkan periode sama tahun 2019 sebesar Rp36,32 triliun.
Di sisi lain, BNI Syariah juga telah memperoleh tambahan modal dalam bentuk penyertaan modal secara non tunai (inbreng) berupa aset kantor di Pejompongan sebesar Rp255,6 miliar dan aset Aceh dari BNI sebesar Rp164,2 miliar yang turut mendorong kenaikan aset dan memperluas jaringan kantor BNI Syariah.
"Inbreng ini membuat BNI Syariah naik kelas menjadi BUKU III atau mempunyai modal inti diatas Rp 5 triliun. Diharapkan hal ini bisa memperkuat permodalan perusahaan dan memberi dampak positif terhadap pengembangan bisnis BNI Group," kata Abdullah
Pada kuartal II tahun 2020, BNI Syariah juga mencetak laba sebesar Rp266,64 miliar didorong oleh komposisi pembiayaan yang seimbang, peningkatan DPK yang optimal dengan komposisi CASA yang tinggi.
Dalam menjalankan bisnis, BNI Syariah berfokus pada segmen pembiayaan dengan risiko yang terkendali, melakukan efisiensi biaya operasional, dan berfokus pada Halal Ecosystem.
Sementara itu, Bank BRI Syariah mencatat laba bersih sebesar Rp117,2 miliar pada semester I 2020. Angka ini tumbuh 229,6 persen secara tahunan.
Direktur Operasional BRI Syariah Fahmi Subandi menyebut, capaian perseroan karena ditopang oleh DPK yang pertumbuhan dana murahnya (giro dan tabungan) mencapai 90,79 persen sehingga meningkatkan rasio dana murah terhadap total dana pihak ketiga (Case Ratio) hingga mencapai 54,34 persen.
“Hingga 31 Agustus 2020 juga restrukturisasi pembiayaan yang dilakukan Mandiri Syariah sudah mencakup 29 ribu nasabah dengan outstanding Rp7,1 triliun. Kami juga berhasil melakukan efisiensi dan bisa dilihat dari meningkatnya rasio dana murah atau CASA Mandiri Syariah per Agustus mencapai 59 persen dari total pendanaan,” ujar Toni.
Sedangkan, Direktur Utama BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo menyebut, BNI Syariah mampu mencatatkan total aset Rp50,76 triliun sampai kuartal II tahun 2020 atau naik sebesar 19,46 persen secara tahunan atau yoy dibandingkan periode sama tahun 2019 yaitu Rp42,49 triliun. Pertumbuhan aset ini semakin mengokohkan posisi BNI Syariah sebagai bank syariah BUKU III dengan peringkat aset kedua terbesar di Indonesia. (Lihat juga grafis: Omnibus Law Dibuat untuk Amankan Aset Ibu Kota Baru )
Kenaikan aset tersebut didorong oleh pertumbuhan DPK perseroan, tercermin dari realisasi DPK BNI Syariah sampai triwulan II tahun 2020 sebesar Rp43,64 triliun atau naik 20,15 persen secara yoy dibandingkan periode sama tahun 2019 sebesar Rp36,32 triliun.
Di sisi lain, BNI Syariah juga telah memperoleh tambahan modal dalam bentuk penyertaan modal secara non tunai (inbreng) berupa aset kantor di Pejompongan sebesar Rp255,6 miliar dan aset Aceh dari BNI sebesar Rp164,2 miliar yang turut mendorong kenaikan aset dan memperluas jaringan kantor BNI Syariah.
"Inbreng ini membuat BNI Syariah naik kelas menjadi BUKU III atau mempunyai modal inti diatas Rp 5 triliun. Diharapkan hal ini bisa memperkuat permodalan perusahaan dan memberi dampak positif terhadap pengembangan bisnis BNI Group," kata Abdullah
Pada kuartal II tahun 2020, BNI Syariah juga mencetak laba sebesar Rp266,64 miliar didorong oleh komposisi pembiayaan yang seimbang, peningkatan DPK yang optimal dengan komposisi CASA yang tinggi.
Dalam menjalankan bisnis, BNI Syariah berfokus pada segmen pembiayaan dengan risiko yang terkendali, melakukan efisiensi biaya operasional, dan berfokus pada Halal Ecosystem.
Sementara itu, Bank BRI Syariah mencatat laba bersih sebesar Rp117,2 miliar pada semester I 2020. Angka ini tumbuh 229,6 persen secara tahunan.
Direktur Operasional BRI Syariah Fahmi Subandi menyebut, capaian perseroan karena ditopang oleh DPK yang pertumbuhan dana murahnya (giro dan tabungan) mencapai 90,79 persen sehingga meningkatkan rasio dana murah terhadap total dana pihak ketiga (Case Ratio) hingga mencapai 54,34 persen.
Lihat Juga :
tulis komentar anda