Dorong Kemandirian, RI Andalkan Vaksin Merah Putih di 2022
Kamis, 15 Oktober 2020 - 17:41 WIB
JAKARTA - Indonesia telah memiliki komitmen pembelian vaksin dengan sejumlah produsen vaksin di beberapa negara. Komitmen pembelian itu berlaku untuk tahun ini dan 2021 mendatang.
Project Integration Manager R&D PT Bio Farma (Persero) Neni Nurainy mengatakan, untuk pengadaan vaksin pada 2022 mendatang Indonesia akan mengandalkan produksi vaksin dalam negeri, yakni vaksin Merah Putih.
"Bagaimana 2022 jika pandemi belum selesai? Itu tugas vaksin Merah Putih untuk kemandirian vaksin di Indonesia," ujarnya dalam acara Ngopi BUMN Kontribusi BUMN Farmasi Mengatasi Pandemi Covid-19, Kamis (15/10/2020).
( )
Vaksin Merah Putih ini merupakan kerja sama dari triple helix yang meliputi pemerintah, akademisi, dan swasta yaitu PT Bio Farma (Persero), Lembaga Eijkman, Balitbangkes Kementerian Kesehatan, BPOM, serta Kementerian Riset dan Teknologi.
Targetnya, Eijkman akan merampungkan benih (seed) vaksin Merah Putih pada awal 2021. Selanjutnya, seed vaksin Merah Putih akan dikembangkan serta melalui tahapanan uji klinis oleh Bio Farma. Setelah rangkaian itu, harapannya vaksin Merah Putih bisa mendapatkan ijin BPOM sehingga bisa digunakan pada 2022 mendatang.
"Jangka menengah atau panjang jelas kami ingin melakukan kemandirian vaksin, oleh karena itu pengembangan vaksin harus melalui hulu, karenanya kami melakukan konsorsium kerja sama vaksin covid-19 nasional atau vaksin Merah Putih," kata dia.
Sementara itu, dalam jangka pendek pemerintah tetap melakukan komitmen pembelian vaksin dari sejumlah negara. Saat ini, terdapat 4 komitmen pembelian vaksin yang dikantongi RI.
Pertama, Sinovac menyanggupi 3 juta dosis vaksin hingga akhir Desember 2020. Sinovac akan mengirim 1,5 juta dosis vaksin pada minggu pertama November dan 1,5 juta dosis pada minggu pertama Desember 2020, ditambah 15 juta dosis vaksin dalam bentuk bulk. Tahun depan, Sinovac menyanggupi 125 juta dosis vaksin
Project Integration Manager R&D PT Bio Farma (Persero) Neni Nurainy mengatakan, untuk pengadaan vaksin pada 2022 mendatang Indonesia akan mengandalkan produksi vaksin dalam negeri, yakni vaksin Merah Putih.
"Bagaimana 2022 jika pandemi belum selesai? Itu tugas vaksin Merah Putih untuk kemandirian vaksin di Indonesia," ujarnya dalam acara Ngopi BUMN Kontribusi BUMN Farmasi Mengatasi Pandemi Covid-19, Kamis (15/10/2020).
( )
Vaksin Merah Putih ini merupakan kerja sama dari triple helix yang meliputi pemerintah, akademisi, dan swasta yaitu PT Bio Farma (Persero), Lembaga Eijkman, Balitbangkes Kementerian Kesehatan, BPOM, serta Kementerian Riset dan Teknologi.
Targetnya, Eijkman akan merampungkan benih (seed) vaksin Merah Putih pada awal 2021. Selanjutnya, seed vaksin Merah Putih akan dikembangkan serta melalui tahapanan uji klinis oleh Bio Farma. Setelah rangkaian itu, harapannya vaksin Merah Putih bisa mendapatkan ijin BPOM sehingga bisa digunakan pada 2022 mendatang.
"Jangka menengah atau panjang jelas kami ingin melakukan kemandirian vaksin, oleh karena itu pengembangan vaksin harus melalui hulu, karenanya kami melakukan konsorsium kerja sama vaksin covid-19 nasional atau vaksin Merah Putih," kata dia.
Sementara itu, dalam jangka pendek pemerintah tetap melakukan komitmen pembelian vaksin dari sejumlah negara. Saat ini, terdapat 4 komitmen pembelian vaksin yang dikantongi RI.
Pertama, Sinovac menyanggupi 3 juta dosis vaksin hingga akhir Desember 2020. Sinovac akan mengirim 1,5 juta dosis vaksin pada minggu pertama November dan 1,5 juta dosis pada minggu pertama Desember 2020, ditambah 15 juta dosis vaksin dalam bentuk bulk. Tahun depan, Sinovac menyanggupi 125 juta dosis vaksin
tulis komentar anda