Nyari Rumah Baru Terus Meningkat, Setahun Bisa 800.000 Unit
Kamis, 15 Oktober 2020 - 18:10 WIB
JAKARTA - Pemerintah tengah berjuang mengatasi masalah defisit atau backlog perumahan yang disebabkan tidak seimbangnya antara pasokan (supply) dan permintaan (demand). Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan pemerintah menyadari bahwa tinggal di rumah sehat itu merupakan suatu kebutuhan dan hak yang penting bagi masyarakat.
"Berdasarkan data dari Kementerian PUPR, backlog perumahan mencapai lebih dari 7,6 juta unit pada awal 2020. Sebagian besar merupakan kebutuhan dari masyarakat berpenghasilan rendah (MBR)," kata Sri Mulyani dalam diskusi virtual, Kamis (15/10/2020).
Dia melanjutkan backlog ini merupakan suatu kebutuhan untuk memenuhi perhitungan ideal, bahwa satu rumah ditempati satu rumah tangga atau keluarga. "Terkait permasalahan ini kita masih melihat kebutuhan rumah baru yang meningkat sekitar 800.000 unit per tahunnya," katanya.
Dia menambahkan membutuhkan seluruh ekosistem dan pemangku kepentingan sektor perumahan untuk bisa bergerak. Serta meningkatkan nilai tambah hunian yang layak. "Selain itu masalah di sektor konstruksi perumahan adalah masalah standar keandalan bangunan," katanya.
"Berdasarkan data dari Kementerian PUPR, backlog perumahan mencapai lebih dari 7,6 juta unit pada awal 2020. Sebagian besar merupakan kebutuhan dari masyarakat berpenghasilan rendah (MBR)," kata Sri Mulyani dalam diskusi virtual, Kamis (15/10/2020).
Dia melanjutkan backlog ini merupakan suatu kebutuhan untuk memenuhi perhitungan ideal, bahwa satu rumah ditempati satu rumah tangga atau keluarga. "Terkait permasalahan ini kita masih melihat kebutuhan rumah baru yang meningkat sekitar 800.000 unit per tahunnya," katanya.
Dia menambahkan membutuhkan seluruh ekosistem dan pemangku kepentingan sektor perumahan untuk bisa bergerak. Serta meningkatkan nilai tambah hunian yang layak. "Selain itu masalah di sektor konstruksi perumahan adalah masalah standar keandalan bangunan," katanya.
(nng)
tulis komentar anda