Terungkap! Warga China Ternyata Doyan Banget Makan Buah Pisang dari RI
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekspor buah-buahan ke China mengalami peningkatan pada September 2020. Salah satunya buah yang digemari warga China yakni Pisang lalu disusul Manggis dan Kelapa dari hasil perkebunan.
Kepala BPS (BPS) Suhariyanto mengatakan negara tujuan ekspor Indonesia paling besar ke China pada September 2020. Tercatat selama periode tersebut nilai ekspor ke China sebesar USD2,63 miliar. "Pangsa ekspor September ini terutama tertuju ke Tiongkok sebesar USD2.63 miliar," kata Suhariyanto dalam video virtual, Kamis (15/10/2020).
Sebaliknya, BPS mencatat kelompok barang ekspor yang tidak menunjukkan kinerja terbaiknya di September 2020. Salah satunya, yakni ekspor logam mulia, perhiasan dan permata. Adapun kelompok barang emas mengalami penurunan cukup dalam, yakni sebesar USD 113,2 juta, jika dibandingkan posisi bulan sebelumnya yakni Agustus 2020. Adapun negara tujuan kelompok barang ini menyasar Swiss, Singapura, dan Amerika.
Sementara ekspor ke Amerika Serikat itu didominasi pakaian dan aksesorisnya, mesin dan perlengkapan elektrik dan pakaian dan aksesorisnya tapi bukan rajutan. "Komoditas yang mengalami penurunan harga, yaitu perak dan emas. Jadi harga emas turun dari bulan Agustus ke bulan September mengalami penurunan 2,37%. Meskipun kalau kita bandingkan posisi tahun lalu harga emas ini masih mengalami peningkatan sebesar 27,23%," kata dia.
Kepala BPS (BPS) Suhariyanto mengatakan negara tujuan ekspor Indonesia paling besar ke China pada September 2020. Tercatat selama periode tersebut nilai ekspor ke China sebesar USD2,63 miliar. "Pangsa ekspor September ini terutama tertuju ke Tiongkok sebesar USD2.63 miliar," kata Suhariyanto dalam video virtual, Kamis (15/10/2020).
Sebaliknya, BPS mencatat kelompok barang ekspor yang tidak menunjukkan kinerja terbaiknya di September 2020. Salah satunya, yakni ekspor logam mulia, perhiasan dan permata. Adapun kelompok barang emas mengalami penurunan cukup dalam, yakni sebesar USD 113,2 juta, jika dibandingkan posisi bulan sebelumnya yakni Agustus 2020. Adapun negara tujuan kelompok barang ini menyasar Swiss, Singapura, dan Amerika.
Sementara ekspor ke Amerika Serikat itu didominasi pakaian dan aksesorisnya, mesin dan perlengkapan elektrik dan pakaian dan aksesorisnya tapi bukan rajutan. "Komoditas yang mengalami penurunan harga, yaitu perak dan emas. Jadi harga emas turun dari bulan Agustus ke bulan September mengalami penurunan 2,37%. Meskipun kalau kita bandingkan posisi tahun lalu harga emas ini masih mengalami peningkatan sebesar 27,23%," kata dia.
(nng)