China-AS Jor-joran Stimulus, Ekonomi RI Ikut Ngegas Tipis-Tipis
Kamis, 15 Oktober 2020 - 22:05 WIB
JAKARTA - Bank Indonesia melaporkan kebangkitan ekonomi global mulai berlanjut sesuai prakiraan sebelumnya. Perbaikan ekonomi dunia ikut mendorong pemulihan ekonomi RI secara perlahan.Selain itu, BI menekankan pada jalur kuantitas melalui penyediaan likuiditas termasuk dukungan kepada pemerintah dalam mempercepat realisasi APBN tahun 2020 guna mendorong pemulihan ekonomi dari dampak pandemi COVID-19.
Demikian intisari Tinjauan Kebijakan Moneter Oktober 2020 yang diterbitkan pada Rabu, 14 Oktober 2020. Perbaikan perekonomian global berlanjut sesuai prakiraan sebelumnya. "Pertumbuhan ekonomi dunia terus membaik dipengaruhi besarnya stimulus fiskal di beberapa negara maju terutama Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok," kata Direktur Eksekutif Komunikasi BI Onny Widjarnako di Jakarta, Kamis (15/10/2020).
Dia melanjutkan pemulihan ekonomi global mendorong peningkatan beberapa indikator dini bulan September 2020, seperti mobilitas masyarakat global, Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur dan Jasa di beberapa negara, serta keyakinan konsumen di AS dan kawasan Eropa.
Sementara itu, ketidakpastian pasar keuangan global tetap tinggi, dipicu isu geopolitik. Hal tersebut berdampak pada terbatasnya aliran modal ke negara berkembang dan menahan penguatan mata uang berbagai negara, termasuk Indonesia. Adapun pertumbuhan ekonomi domestik secara perlahan membaik, terutama didorong stimulus fiskal dan perbaikan ekspor.
Perkembangan terkini mengindikasikan pemulihan permintaan domestik, setelah mengalami kontraksi pertumbuhan pada triwulan II 2020. "Pemulihan tersebut didukung terutama oleh belanja Pemerintah yang meningkat didorong stimulus fiskal terkait perlindungan sosial dan dukungan UMKM," katanya.
Demikian intisari Tinjauan Kebijakan Moneter Oktober 2020 yang diterbitkan pada Rabu, 14 Oktober 2020. Perbaikan perekonomian global berlanjut sesuai prakiraan sebelumnya. "Pertumbuhan ekonomi dunia terus membaik dipengaruhi besarnya stimulus fiskal di beberapa negara maju terutama Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok," kata Direktur Eksekutif Komunikasi BI Onny Widjarnako di Jakarta, Kamis (15/10/2020).
Dia melanjutkan pemulihan ekonomi global mendorong peningkatan beberapa indikator dini bulan September 2020, seperti mobilitas masyarakat global, Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur dan Jasa di beberapa negara, serta keyakinan konsumen di AS dan kawasan Eropa.
Sementara itu, ketidakpastian pasar keuangan global tetap tinggi, dipicu isu geopolitik. Hal tersebut berdampak pada terbatasnya aliran modal ke negara berkembang dan menahan penguatan mata uang berbagai negara, termasuk Indonesia. Adapun pertumbuhan ekonomi domestik secara perlahan membaik, terutama didorong stimulus fiskal dan perbaikan ekspor.
Perkembangan terkini mengindikasikan pemulihan permintaan domestik, setelah mengalami kontraksi pertumbuhan pada triwulan II 2020. "Pemulihan tersebut didukung terutama oleh belanja Pemerintah yang meningkat didorong stimulus fiskal terkait perlindungan sosial dan dukungan UMKM," katanya.
(nng)
tulis komentar anda