Bonus Demografi Jadi Peluang untuk Pembiayaan Perumahan
Senin, 19 Oktober 2020 - 14:37 WIB
JAKARTA - BP Tapera menyatakan bonus demografi yang terjadi di Indonesia pada sekitar tahun 2020-2030 akan membuat kebutuhan akan rumah meningkat pesat. Situasi itu tentu memunculkan potensi bisnis yang luar biasa bagi pengembang dan juga perbankan dalam sisi pembiayaan perumahan.
Komisioner BP Tapera Adi Setianto mengatakan, bonus demografi di Indonesia diperkirakan terjadi pada tahun 2025 dengan rasio ketergantungan penduduk mencapai titik terendah, yaitu 44,2. ( Baca juga:Menyambut Bonus Demografi, Anak Muda Milenial Dirangkul Garap Sektor Pertanian )
"Hal ini berarti setiap 100 orang yang bekerja menanggung 44 orang yang tidak bekerja. Bonus demografi ini menjadi salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia," ujar Adi dalam diskusi virtual di Jakarta, Senin (19/10/2020).
Menurut Adi, hadirnya BP Tapera di sisi demand side diyakini mampu menyediakan potential buyer untuk sektor perumahan. Sehingga melalui kontribusi ini, BP Tapera menjadi salah satu penggerak pertumbuhan sektor sekunder di Indonesia.
“Tumbuhnya sektor sekunder di Indonesia diyakini mampu membuka lapangan usaha dan menyerap tenaga kerja pada sektor tersebut. Pertumbuhan tersebut juga dapat mendorong investasi dan inovasi teknologi pada sektor sekunder,” tambahnya.
Adi mengungkapkan, kesiapan Tapera untuk menangkap besarnya potensi bonus demografi yang sudah mulai terasa di tahun 2020 ini, dengan cara membuka akses dan kemudahan bagi siapa saja yang ingin mejadi peserta dan mendapatkan manfaat dari kepesertaannya.
"Tidak hanya itu, kemudahan akses untuk menjadi peserta ini juga akan mengarah kepada dorongan sektor properti untuk dapat mengakomodasi demand yang terjadi," ucapnya. ( Baca juga:Masyarakat Perlu Pahami Upaya Penanganan Covid-19 agar Tidak Tersesat )
Dia mengatakan, BP Tapera juga bisa membantu masyarakat, khususnya generasi milenial, bisa mendapatkan rumah pertama mereka.
"Sekarang membuka tabungan di perbankan sudah mudah, penggunaan gadget di mana-mana. Dengan generasi yang melek gadget, kami juga mengikuti tren itu," tukas Adi.
Komisioner BP Tapera Adi Setianto mengatakan, bonus demografi di Indonesia diperkirakan terjadi pada tahun 2025 dengan rasio ketergantungan penduduk mencapai titik terendah, yaitu 44,2. ( Baca juga:Menyambut Bonus Demografi, Anak Muda Milenial Dirangkul Garap Sektor Pertanian )
"Hal ini berarti setiap 100 orang yang bekerja menanggung 44 orang yang tidak bekerja. Bonus demografi ini menjadi salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia," ujar Adi dalam diskusi virtual di Jakarta, Senin (19/10/2020).
Menurut Adi, hadirnya BP Tapera di sisi demand side diyakini mampu menyediakan potential buyer untuk sektor perumahan. Sehingga melalui kontribusi ini, BP Tapera menjadi salah satu penggerak pertumbuhan sektor sekunder di Indonesia.
“Tumbuhnya sektor sekunder di Indonesia diyakini mampu membuka lapangan usaha dan menyerap tenaga kerja pada sektor tersebut. Pertumbuhan tersebut juga dapat mendorong investasi dan inovasi teknologi pada sektor sekunder,” tambahnya.
Adi mengungkapkan, kesiapan Tapera untuk menangkap besarnya potensi bonus demografi yang sudah mulai terasa di tahun 2020 ini, dengan cara membuka akses dan kemudahan bagi siapa saja yang ingin mejadi peserta dan mendapatkan manfaat dari kepesertaannya.
"Tidak hanya itu, kemudahan akses untuk menjadi peserta ini juga akan mengarah kepada dorongan sektor properti untuk dapat mengakomodasi demand yang terjadi," ucapnya. ( Baca juga:Masyarakat Perlu Pahami Upaya Penanganan Covid-19 agar Tidak Tersesat )
Dia mengatakan, BP Tapera juga bisa membantu masyarakat, khususnya generasi milenial, bisa mendapatkan rumah pertama mereka.
"Sekarang membuka tabungan di perbankan sudah mudah, penggunaan gadget di mana-mana. Dengan generasi yang melek gadget, kami juga mengikuti tren itu," tukas Adi.
(uka)
tulis komentar anda