Akhir September, Pembiayaan BTPN Syariah ke Segmen Prasejahtera Capai Rp9,1 T
Rabu, 21 Oktober 2020 - 01:00 WIB
JAKARTA - Pandemi belum juga reda, namun BTPN Syariah tetap menyalurkan pembiayaan ke segmen prasejahtera produktif berpenghasilan rendah sebagai segmen yang fokus dilayaninya.
Direktur Utama BTPN Syariah Hadi Wibowo mengatakan per 30 September 2020, pembiayaan pada segmen ini mencapai Rp9,1 triliun. Pembiayaan produktif di tengah pandemi ini dijalankan dengan selektif dan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian.
(Baca Juga: Naik Kelas Jadi BUKU III, BTPN Syariah: Buah Perjalanan Selama 6 Tahun)
"Kami bersyukur melihat nasabah kami yang sudah mulai bergeliat kembali. Kami juga mempelajari selama masa pandemi ini bahwa nasabah kami perlu terus melanjutkan usahanya untuk bertahan serta melalui masa yang penuh tantangan ini. Kami bantu mereka untuk mendapatkan pembiayaan baru, serta memastikan terjadinya perbaikan kondisi mereka," ujar Hadi di Jakarta, Selasa (20/10/2020).
Hadi menyebutkan, Rasio Pembiayaan Bermasalah (Non Performing Financing/NPF) pun tetap terjaga sebesar 1,9%, di bawah rata-rata industri.
"Sampai akhir September ini, selain mencatatkan pertumbuhan pembiayaan menjadi Rp9,1 triliun atau tumbuh 4% dari kuartal II/2020, BTPN Syariah mampu mempertahankan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) di posisi 43,1%," ungkapnya.
(Baca Juga: Pembiayaan BTPN Syariah Tumbuh 22,1% di Kuartal I 2020)
Lebih lanjut dia menyebutkan, total aset BTPN Syariah menjadi Rp15,5 triliun, dan Dana Pihak Ketiga (DPK) menjadi Rp9,4 triliun. Adapun laba bersih setelah pajak (NPAT) mencapai Rp507 miliar, tumbuh signifikan dari akhir kuartal II lalu. Selain itu, per 7 Juli 2020, BTPN Syariah telah meningkat menjadi Bank BUKU III.
Direktur Utama BTPN Syariah Hadi Wibowo mengatakan per 30 September 2020, pembiayaan pada segmen ini mencapai Rp9,1 triliun. Pembiayaan produktif di tengah pandemi ini dijalankan dengan selektif dan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian.
(Baca Juga: Naik Kelas Jadi BUKU III, BTPN Syariah: Buah Perjalanan Selama 6 Tahun)
"Kami bersyukur melihat nasabah kami yang sudah mulai bergeliat kembali. Kami juga mempelajari selama masa pandemi ini bahwa nasabah kami perlu terus melanjutkan usahanya untuk bertahan serta melalui masa yang penuh tantangan ini. Kami bantu mereka untuk mendapatkan pembiayaan baru, serta memastikan terjadinya perbaikan kondisi mereka," ujar Hadi di Jakarta, Selasa (20/10/2020).
Hadi menyebutkan, Rasio Pembiayaan Bermasalah (Non Performing Financing/NPF) pun tetap terjaga sebesar 1,9%, di bawah rata-rata industri.
"Sampai akhir September ini, selain mencatatkan pertumbuhan pembiayaan menjadi Rp9,1 triliun atau tumbuh 4% dari kuartal II/2020, BTPN Syariah mampu mempertahankan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) di posisi 43,1%," ungkapnya.
(Baca Juga: Pembiayaan BTPN Syariah Tumbuh 22,1% di Kuartal I 2020)
Lebih lanjut dia menyebutkan, total aset BTPN Syariah menjadi Rp15,5 triliun, dan Dana Pihak Ketiga (DPK) menjadi Rp9,4 triliun. Adapun laba bersih setelah pajak (NPAT) mencapai Rp507 miliar, tumbuh signifikan dari akhir kuartal II lalu. Selain itu, per 7 Juli 2020, BTPN Syariah telah meningkat menjadi Bank BUKU III.
(fai)
tulis komentar anda