Laris Diborong Milenial, Sri Mulyani Genjot Penjualan SBN Ritel
Rabu, 21 Oktober 2020 - 05:30 WIB
JAKARTA - Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang luar biasa bagi perekonomian dunia. Langkah-langkah yang sifatnya extraordinary di semua bidang dilakukan sesuai dengan kebijakan pemerintah salah satunya melelang Surat Berharga Negara (SBN). Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan puluhan ribu anak milenial tercatat sudah menjadi investor SBN ritel seperti Obligasi Ritel Indonesia (ORI) dan Savings Bond Ritel (SBR), sehingga penerbitan instrumen ini ke depan akan ditingkatkan.
"Cukup menggembirakan, naiknya tinggi banget dan didominasi oleh milenial," kata Sri Mulyani seperti dikutip laman Kementerian Keuangan, Selasa (20/10/2020).
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini akan terus menjaga instrumen fiskal bersama instrumen lain untuk meminimalkan dampak Covid-19 guna mendukung pemulihan ekonomi nasional. Upaya tersebut tidak hanay dilakukan Pemerintah Indonesia tapi juga negara lain akibat terdampak virus corona.
"Sebagai akibat dari kebijakan penanganan Covid-19 hampir seluruh negara mengalami defisit keuangan. Hal ini menyebabkan banyak negara yang kesulitan memperoleh pembiayaan guna memenuhi kebutuhaan pendanaan," kata dia.
Dia menambahkan pemerintah melakukan komunikasi perkembangan ekonomi terkini dan ketahanan sektor keuangan kepada media sebagai penyedia informasi dan stakeholders. Adapun keterbukaan tersebut menggambarkan bagaimana fiskal APBN didesain dan disesuaikan secara prudent, transparan serta akuntabel sebagai usaha pada jangka menengah dapat memulihkan ekonomi sekaligus menyehatkan kembali APBN.
"Indonesia dari sisi reputasi terus melakukan berbagai macam komunikasi sehingga trasparansi dan kredibilitas APBN kita sangat jelas. Investor bisa menilai risiko kita," tandas dia.
"Cukup menggembirakan, naiknya tinggi banget dan didominasi oleh milenial," kata Sri Mulyani seperti dikutip laman Kementerian Keuangan, Selasa (20/10/2020).
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini akan terus menjaga instrumen fiskal bersama instrumen lain untuk meminimalkan dampak Covid-19 guna mendukung pemulihan ekonomi nasional. Upaya tersebut tidak hanay dilakukan Pemerintah Indonesia tapi juga negara lain akibat terdampak virus corona.
"Sebagai akibat dari kebijakan penanganan Covid-19 hampir seluruh negara mengalami defisit keuangan. Hal ini menyebabkan banyak negara yang kesulitan memperoleh pembiayaan guna memenuhi kebutuhaan pendanaan," kata dia.
Dia menambahkan pemerintah melakukan komunikasi perkembangan ekonomi terkini dan ketahanan sektor keuangan kepada media sebagai penyedia informasi dan stakeholders. Adapun keterbukaan tersebut menggambarkan bagaimana fiskal APBN didesain dan disesuaikan secara prudent, transparan serta akuntabel sebagai usaha pada jangka menengah dapat memulihkan ekonomi sekaligus menyehatkan kembali APBN.
"Indonesia dari sisi reputasi terus melakukan berbagai macam komunikasi sehingga trasparansi dan kredibilitas APBN kita sangat jelas. Investor bisa menilai risiko kita," tandas dia.
(nng)
tulis komentar anda