Stimulus AS dan Demo Ciptaker Banduli Pergerakan Mata Mang Garuda

Kamis, 22 Oktober 2020 - 09:07 WIB
Foto/Ilustrasi/SINDOnews
JAKARTA - Penguatan nilai tukar rupiah yang terjadi pada penutupan perdagangan kemarin (21/10) tampaknya tak akan berlanjut pada hari ini, Kamis (22/10/2020). Pada perdagangan kemarin, rupiah ditutup di level Rp14.654, menguat 34 poin atau 0,23%. ( Baca juga:Nilai Tukar Rupiah Dapat Angin Segar dari Stimulus AS )

Nah hari ini nilai tukar rupiah diprediksi bakal tertahan efek sentimen negatif yang datang dari Negeri Paman Sam . Salah satunya mengenai, stimulus fiskal.

"Penguatan rupiah bisa tertahan hari ini karena pembicaraan lanjutan stimulus fiskal AS tidak berjalan mulus sehingga bisa menunda dikeluarkannya kebijakan itu sesudah pemilu AS," kata Ariston Tjendra, Kepala Riset Monex Investindo Futures, Kamis (22/10/2020).

Dia melanjutkan lama dikeluarkannya stimulus, pemulihan ekonomi AS semakin tertekan. Kekhawatiran pasar ini mendorong penguatan dollar AS kembali.

Sementara sentimen negatif terhadap rupiah yang datang dari domestik masih terkait dengan penolakan UU Cipta Kerja . Demo yang menolak beleid itu bisa menjadi bandul pemberat mata uang garuda untuk mengepak naik. ( Baca juga:Teguran Jokowi ke Pembantunya soal Cipta Kerja Dinilai Pelajaran Berharga )

"Potensi pergerakan rupiah ada di kisaran 14.600-14.750," ujar Ariston.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More