Investor Dikasih Banyak 'Gula-gula', Investasi di Luar Jawa Meroket Capai Rp110,4 T
Jum'at, 23 Oktober 2020 - 14:44 WIB
JAKARTA - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat pertumbuhan investasi pada kuartal III/2020 di luar pulau Jawa sebesar Rp110,4 triliun atau 52,8% dari total investasi keseluruhan. Angka ini naik dari tahun lalu sebesar 17,9%.
Sementara investasi di pulau Jawa turun 12% dibanding tahun lalu menjadi 47,2 persen atau Rp98,6 triliun. "Investor tidak lagi fokus di pulau Jawa," kata Ketua BKPM Bahlil Lahadalia dalam konferensi pers daring, Jumat (23/10/2020).
Peningkatan investasi di luar pulau Jawa, menurut Bahlil tidak lepas dari hasil kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo yang masif membangun infrastruktur di periode pertama 2014-2019. "Investor masuk karena infrastruktur bagus, logistik bagus, bahan baku ada," katanya.
( )
Selain itu, pemerintah memberikan insentif lebih kepada pengusaha yang mau berinvestasi di luar pulau Jawa. Misalnya terkait durasi pemberlakuan Tax Holiday.
"Kalau tax holiday di Jawa kami berikan 10 tahun. Kalau industri yang sama mereka mau bikin di luar Jawa, terutama yang daerah sulit itu pasti insentif fiskalnya kami naikkan menjadi 15 tahun, contohnya," bebernya.
Dengan adanya pemberian diskon impor dan tax allowance bagi pengusaha yang mau berinvestasi di luar pulau Jawa itulah yang akhirnya membuat investor tertarik.
"Ini instrumen yang kami tawarkan kepada teman-teman investor untuk kemudian bisa tanamkan modalnya di luar Jawa. Karena hanya dengan itu orang bisa masuk," kata Bahlil.
( )
Perbedaan insentif itu yang dinilai membuat investor meninggalkan pulau Jawa untuk berinvestasi di pulau lain. "Katakanlah tanah di luar Jawa, kami bisa kasih yang jauh lebih murah daripada Jawa," tandasnya.
Sementara investasi di pulau Jawa turun 12% dibanding tahun lalu menjadi 47,2 persen atau Rp98,6 triliun. "Investor tidak lagi fokus di pulau Jawa," kata Ketua BKPM Bahlil Lahadalia dalam konferensi pers daring, Jumat (23/10/2020).
Peningkatan investasi di luar pulau Jawa, menurut Bahlil tidak lepas dari hasil kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo yang masif membangun infrastruktur di periode pertama 2014-2019. "Investor masuk karena infrastruktur bagus, logistik bagus, bahan baku ada," katanya.
( )
Selain itu, pemerintah memberikan insentif lebih kepada pengusaha yang mau berinvestasi di luar pulau Jawa. Misalnya terkait durasi pemberlakuan Tax Holiday.
"Kalau tax holiday di Jawa kami berikan 10 tahun. Kalau industri yang sama mereka mau bikin di luar Jawa, terutama yang daerah sulit itu pasti insentif fiskalnya kami naikkan menjadi 15 tahun, contohnya," bebernya.
Dengan adanya pemberian diskon impor dan tax allowance bagi pengusaha yang mau berinvestasi di luar pulau Jawa itulah yang akhirnya membuat investor tertarik.
"Ini instrumen yang kami tawarkan kepada teman-teman investor untuk kemudian bisa tanamkan modalnya di luar Jawa. Karena hanya dengan itu orang bisa masuk," kata Bahlil.
( )
Perbedaan insentif itu yang dinilai membuat investor meninggalkan pulau Jawa untuk berinvestasi di pulau lain. "Katakanlah tanah di luar Jawa, kami bisa kasih yang jauh lebih murah daripada Jawa," tandasnya.
(ind)
tulis komentar anda