Food Estate Diutamakan di Lahan Mineral
Selasa, 27 Oktober 2020 - 17:13 WIB
JAKARTA - Pengembangan food estate untuk memperkuat cadangan pangan nasional diutamakan pada lahan mineral. Jika di lahan gambut, maka pengembangan food estate akan dilakukan penuh kehati-hatian dengan memanfaatkan komoditas pertanian berbasis keanekaragaman hayati Indonesia.
Demikian terungkap pada webinar ‘Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Gambut untuk Mendukung Pengembangan Food Estate’, Selasa (27/10/2020) yang diselenggarakan oleh Perkumpulan Masyarakat Gambut Indonesia (HGI). Seminar daring tersebut merupakan persiapan Kongres Nasional HGI dan Seminar Internasional Gambut tahun 2021.
(Baca Juga: Bangun Food Estate di Sumut, Jokowi: Fokus Tanam Kentang & Bawang )
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yahsin Limpo (SYL) yang diwakili oleh Sekjen Kementerian Pertanian (Kementan) Momon Rusmono menyampaikan, pidato kunci pada webinar tersebut. Sementara Ketua Umum HGI Profesor Supiandi Sabiham meyampaikan pidato pembuka dan Ketua Indonesia Representative for International Peat Society Profesor Budi Indra Setiawan menyampaikan pidato penutup.
Mentan Syahrul menyatakan pandemi COVID-19 kembali mengingatkan soal pentingya ketahanan pangan. Pandemi membuat beberapa negara membatasi ekspor komoditas pangan untuk mengantisipasi kebutuhan dalam negerinya. Di sisi lain, ada prediksi dari badan pangan PBB (FAO) akan adanya kekeringan panjang di beberapa negara yang mengancam produksi pangan.
“Kita perlu mengantisipasi untuk mencukupi kebutuhan pangan bagi 273 juta jiwa penduduk Indonesia,” kata Mentan.
Salah satu antisipasi untuk penyediaan pangan sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) adalah pengembangan food estate seperti yang sedang digarap di Kalimantan Tengah, Maluku, dan Sumatera Utara. Menurut Mentan, pengembangan food estate diutamakan pada lahan mineral. Kalaupun dilakukan di gambut, maka akan dilakukan dengan penuh kehati-hatian.
“Pengembangan food estate dilakukan dengan memperhatikan hubungan timbal balik manusia dengan alam untuk membangun pertanian berkelanjutan,” katanya.
(Baca Juga: Terancam Krisis Pangan, Menhub Ikut Dorong Pembangunan Food Estate )
Demikian terungkap pada webinar ‘Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Gambut untuk Mendukung Pengembangan Food Estate’, Selasa (27/10/2020) yang diselenggarakan oleh Perkumpulan Masyarakat Gambut Indonesia (HGI). Seminar daring tersebut merupakan persiapan Kongres Nasional HGI dan Seminar Internasional Gambut tahun 2021.
(Baca Juga: Bangun Food Estate di Sumut, Jokowi: Fokus Tanam Kentang & Bawang )
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yahsin Limpo (SYL) yang diwakili oleh Sekjen Kementerian Pertanian (Kementan) Momon Rusmono menyampaikan, pidato kunci pada webinar tersebut. Sementara Ketua Umum HGI Profesor Supiandi Sabiham meyampaikan pidato pembuka dan Ketua Indonesia Representative for International Peat Society Profesor Budi Indra Setiawan menyampaikan pidato penutup.
Mentan Syahrul menyatakan pandemi COVID-19 kembali mengingatkan soal pentingya ketahanan pangan. Pandemi membuat beberapa negara membatasi ekspor komoditas pangan untuk mengantisipasi kebutuhan dalam negerinya. Di sisi lain, ada prediksi dari badan pangan PBB (FAO) akan adanya kekeringan panjang di beberapa negara yang mengancam produksi pangan.
“Kita perlu mengantisipasi untuk mencukupi kebutuhan pangan bagi 273 juta jiwa penduduk Indonesia,” kata Mentan.
Salah satu antisipasi untuk penyediaan pangan sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) adalah pengembangan food estate seperti yang sedang digarap di Kalimantan Tengah, Maluku, dan Sumatera Utara. Menurut Mentan, pengembangan food estate diutamakan pada lahan mineral. Kalaupun dilakukan di gambut, maka akan dilakukan dengan penuh kehati-hatian.
“Pengembangan food estate dilakukan dengan memperhatikan hubungan timbal balik manusia dengan alam untuk membangun pertanian berkelanjutan,” katanya.
(Baca Juga: Terancam Krisis Pangan, Menhub Ikut Dorong Pembangunan Food Estate )
Lihat Juga :
tulis komentar anda