Kisah Pejuang Listrik, Demi Interkoneksi Sulbar-Sulteng Rela Hadapi Medan Menantang

Kamis, 05 November 2020 - 07:50 WIB
“Ditengah hutan kadang nyasar, ada juga yang digigit ular ketika membuka jalur. Belum lagi, harus mengorbankan waktu keluarga karena banyak menghabiskan waktu ditengah hutan,” terangnya.

Bukan perkara mudah untuk memastikan agar jumlah menara jaringan sebanyak 534 menara tower yang melintas sepanjang 370,16 kilo meter sirkuit (kms) dari Kabupaten Mamuju, Mamuju Tengah, Mamuju Tengah sampai dengan Mamuju Utara berdiri kokoh. Banyak peluh disana, karena untuk memastikan tower tiba dilokasi kebanyakan diangkut manual dengan cara di bopong.

Apalagi, jarak satu tower ke tower lainnya lumayan jauh belum lagi kondisi jalurnya yang curam dan menanjak. Seperti di 112 kondisinya sangat ekstrim meski jaraknya 900 meter, tapi semua nanjak tentu membutuhkan waktu lama untuk bisa sampai. Menyatukan kelistrikan di empat propinsi tentu tak semudah membalikkan telapak tangan.

Junior Enginer Survey Pengukuran dan Perijinan PLN UIP Sulbagsel , Emphie, 31 tahun, andil dalam interkoneksi Mamuju ke Topoyo berkisah, jika ditengah kegigihannya andil dalam interkoneksi jaringan tersebut harus diterpa kabar duka kehilangan orang tuanya. Hal inilah yang membuatnya kemudian jedah sejenak, padahal sebelum ibunya wafat dengan vonis Covid-19 sempat menyemangatinya.

“Ditengah upaya saya merampungkan tugas interkoneksi, dapat kabar ibu wafat. Itu semakin parah, setelah diketahui beliau meninggal karena covid. Saat kembali kerumah, tak bisa berbuat apa-apa karena mayatnya tak bisa dilihat karena dikubur di pekuburan covid di Maccanda,” terangnya.

Usai melewati kabar duka, akhirnya Emphie kembali bersemangat merampungkan interkoneksi bersama rekan-rekan lainnya. “Banyak tantangan dihadapi saat pemasangan jaringan, alhamdulillah berkat komitmen semua tim semua bisa diselesaikan. Meski diakhir sempat terjadi kondisi dimana jaringan dari Sulbar dan Sulteng tak bisa terkoneksi, namun akhirnya bisa terenergize dengan baik,” tuturnya.

Kondisi inilah yang kemudian membuat Emphie dan rekannnya terharu, dan saat semua terkoneksi mereka begitu puas karena apa yang dikerjakan selama berbulan-bulan terbayar dengan hasil yang baik.



Berhasilnya interkoneksi jaringan tersebut, juga ada andil teknologi drone untuk memudahkan pemasangan kabel transmisi. PLN berhasil menyelesaikan pembangunan fisik jaringan transmisi bertegangan 150 kiloVolt (kV) yang terbentang dari Punagaya di Jeneponto sampai dengan Tanjung Bunga di Makassar. Proyek transmisi ini merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional yang akan mendukung kelistrikan Sulawesi Selatan sebagai pintu timur Indonesia.

“Total 178 menara seluruhnya telah tersambung dengan kabel konduktor. Pemasangannya kemarin lebih cepat dan efisien karena kita juga mengoptimalkan drone,” jelas General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Sulawesi Bagian Selatan (UIP Sulbagsel), I Putu Riasa.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More