Kisah Pejuang Listrik, Demi Interkoneksi Sulbar-Sulteng Rela Hadapi Medan Menantang

Kamis, 05 November 2020 - 07:50 WIB
Junior Enginer Survey Pengukuran dan Perijinan PLN UIP Sulbagsel , Emphie, 31 tahun, andil dalam interkoneksi Mamuju ke Topoyo berkisah, jika ditengah kegigihannya andil dalam interkoneksi jaringan tersebut harus diterpa kabar duka kehilangan orang tuanya. Hal inilah yang membuatnya kemudian jedah sejenak, padahal sebelum ibunya wafat dengan vonis Covid-19 sempat menyemangatinya.

“Ditengah upaya saya merampungkan tugas interkoneksi, dapat kabar ibu wafat. Itu semakin parah, setelah diketahui beliau meninggal karena covid. Saat kembali kerumah, tak bisa berbuat apa-apa karena mayatnya tak bisa dilihat karena dikubur di pekuburan covid di Maccanda,” terangnya.

Usai melewati kabar duka, akhirnya Emphie kembali bersemangat merampungkan interkoneksi bersama rekan-rekan lainnya. “Banyak tantangan dihadapi saat pemasangan jaringan, alhamdulillah berkat komitmen semua tim semua bisa diselesaikan. Meski diakhir sempat terjadi kondisi dimana jaringan dari Sulbar dan Sulteng tak bisa terkoneksi, namun akhirnya bisa terenergize dengan baik,” tuturnya.

Kondisi inilah yang kemudian membuat Emphie dan rekannnya terharu, dan saat semua terkoneksi mereka begitu puas karena apa yang dikerjakan selama berbulan-bulan terbayar dengan hasil yang baik.



Berhasilnya interkoneksi jaringan tersebut, juga ada andil teknologi drone untuk memudahkan pemasangan kabel transmisi. PLN berhasil menyelesaikan pembangunan fisik jaringan transmisi bertegangan 150 kiloVolt (kV) yang terbentang dari Punagaya di Jeneponto sampai dengan Tanjung Bunga di Makassar. Proyek transmisi ini merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional yang akan mendukung kelistrikan Sulawesi Selatan sebagai pintu timur Indonesia.

“Total 178 menara seluruhnya telah tersambung dengan kabel konduktor. Pemasangannya kemarin lebih cepat dan efisien karena kita juga mengoptimalkan drone,” jelas General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Sulawesi Bagian Selatan (UIP Sulbagsel), I Putu Riasa.

Penggunaan drone sangat membantu dalam melakukan pemasangan tali pengait konduktor pada beberapa tower yang berada pada kontur daerah terjal, seperti bukit, hutan dan pemukiman yang sangat padat penduduk.

Sementara itu, Direktur Bisnis Regional Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara PLN, Syamsul Huda menjelaskan, jika interkoneksi Sulbar - Sulteng ini merupakan salah satu bentuk komitmen PLN terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat, apalagi di masa kebiasaan baru saat pandemi sekarang.

Huda berharap, dengan peningkatan keandalan, PLN semakin siap menopang kebutuhan listrik bagi segenap masyarakat serta investasi di Pulau Sulawesi sebagai gerbang Kawasan Timur Indonesia (KTI).

Secara teknis, Interkoneksi jaringan ini akan membantu evakuasi daya Sulteng yang sebelumnya hanya ditopang melalui jaringan transmisi Poso - Sidera. Selain berada pada kondisi yang rawan terkena abrasi sungai, jaringan transmisi Poso – Sidera juga memiliki akses yang sulit untuk dilakukan pemeliharaan.

“Selain meningkatkan kapasitas pasokan, mutu dan keandalan sistem kelistrikan di Sulawesi Barat - Sulawesi Tengah, secara finansial dengan beroperasinya tol listrik interkoneksi Sulbar – Sulteng, berpotensi meningkatkan pendapatan PLN sebesar Rp 137,8 miliar per tahun atau Rp 377 juta per hari,” imbuh Huda.

Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More