Genjot Pertumbuhan Ekonomi, Isuzu Bidik Sektor Logistik
Kamis, 05 November 2020 - 10:35 WIB
Pengamat ekonomi dari Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy memproyeksikan pada 2025 ukuran pasar e-commerce di Indonesia mencapai USD50 miliar, lebih besar dibandingkan negara ASEAN lainnya seperti Malaysia, Singapura, ataupun Vietnam.
“Proyeksi saya kira tidak berlebihan mengingat jumlah penduduk Indonesia yang relatif besar selalu menjadi potensi market bagi industri apa pun,” katanya. (Baca juga: Kabar Baik Pasien Sembuh Covid-19 Terus Meningkat)
Menurut dia, dengan berkembangnya industri teknologi digital seperti e-commerce, tentu ada efek multiplier yang dirasakan industri lain termasuk di dalamnya industri logistik.
Karena itu, sebagai salah satu agen tunggal pemegang merek (ATPM), Isuzu mencoba membidik sektor logistik. “Kami dari Isuzu mencoba menghadirkan solusi komprehensif dengan meningkatkan produktivitas unit kendaraan yang digunakan oleh pelaku usaha, termasuk sektor logistik,” ujar Ernando.
Dia pun menjelaskan ada sejumlah hal yang dilakukan Isuzu untuk mendukung produktivitas pelaku usaha, mulai dari penyediaan armada yang irit bahan bakar dan siap dengan Euro-4 hingga menyediakan solusi biaya kepemilikan dan operasional yang paling kompetitif.
“Peningkatan produktivitas unit ini penting karena menjadi salah satu kunci untuk menyeimbangkan kenaikan biaya operasional dan investasi,” ujarnya. (Lihat videonya: Warga Lebak Pangul Motor Menerobos Banjir)
Alhasil, kata dia, pangsa pasar Isuzu mulai meningkat mulai Juni 2020. Pangsa pasar Isuzu pada Juni 2020 tercatat 25,7%, lalu naik menjadi 28,6% pada Juli, sedikit melemah di Agustus menjadi 25,1%, kemudian meningkat menjadi 26,3% pada September 2020.
Sementara itu, data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) menunjukkan penjualan mobil wholesales di Indonesia berangsur membaik pada Juni, yakni 12.623, lalu Juli 25.283, Agustus naik lagi menjadi 37.277, dan September menjadi yang tertinggi selama pandemi Covid-19, yakni 48.554 unit. (Hatim Varabi)
“Proyeksi saya kira tidak berlebihan mengingat jumlah penduduk Indonesia yang relatif besar selalu menjadi potensi market bagi industri apa pun,” katanya. (Baca juga: Kabar Baik Pasien Sembuh Covid-19 Terus Meningkat)
Menurut dia, dengan berkembangnya industri teknologi digital seperti e-commerce, tentu ada efek multiplier yang dirasakan industri lain termasuk di dalamnya industri logistik.
Karena itu, sebagai salah satu agen tunggal pemegang merek (ATPM), Isuzu mencoba membidik sektor logistik. “Kami dari Isuzu mencoba menghadirkan solusi komprehensif dengan meningkatkan produktivitas unit kendaraan yang digunakan oleh pelaku usaha, termasuk sektor logistik,” ujar Ernando.
Dia pun menjelaskan ada sejumlah hal yang dilakukan Isuzu untuk mendukung produktivitas pelaku usaha, mulai dari penyediaan armada yang irit bahan bakar dan siap dengan Euro-4 hingga menyediakan solusi biaya kepemilikan dan operasional yang paling kompetitif.
“Peningkatan produktivitas unit ini penting karena menjadi salah satu kunci untuk menyeimbangkan kenaikan biaya operasional dan investasi,” ujarnya. (Lihat videonya: Warga Lebak Pangul Motor Menerobos Banjir)
Alhasil, kata dia, pangsa pasar Isuzu mulai meningkat mulai Juni 2020. Pangsa pasar Isuzu pada Juni 2020 tercatat 25,7%, lalu naik menjadi 28,6% pada Juli, sedikit melemah di Agustus menjadi 25,1%, kemudian meningkat menjadi 26,3% pada September 2020.
Sementara itu, data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) menunjukkan penjualan mobil wholesales di Indonesia berangsur membaik pada Juni, yakni 12.623, lalu Juli 25.283, Agustus naik lagi menjadi 37.277, dan September menjadi yang tertinggi selama pandemi Covid-19, yakni 48.554 unit. (Hatim Varabi)
(ysw)
tulis komentar anda