Erick Thohir Beberkan Mekanisme Pembentukan Holding Aviasi dan Wisata
Senin, 09 November 2020 - 10:20 WIB
JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) resmi melakukan transformasi holding BUMN Aviasi dan Pariwisata. Terkait pembentukan holding tersebut, kementerian telah menetapkan dua mekanisme, yakni inbreng dan restrukturisasi portofolio.
Pada fase pertama, tercatat ada delapan entitas BUMN yang sudah ditetapkan Menteri BUMN, Erick Thohir. Kedelapan entitas plat merah itu adalah PT Survai Udara Penas (Persero), PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau ITDC, Taman Wisata Candi (TWC), Inna Hotels & Resorts, PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero), PT Garuda Indonesia (Persero), serta PT Sarinah (Persero).
Dari delapan entitas BUMN tersebut, Erick akan melakukan inbreng (penyertaan) saham ketujuh perseroan kepada PT Penas yang ditunjuk sebagai holding BUMN aviasi dan pariwisata. Sementara ketujuh perusahaan lainnya sebagai anggota holding. Erick menargetkan, proses tahap satu ini akan rampung pada kuartal IV 2020. Sementara itu, penunjukan Penas sebagai holding BUMN didasari beberapa alasan, satu di antaranya adalah kepemilikan saham 100 persen oleh negara.
"100 persen saham dimiliki oleh negara, fleksibilitas restrukturisasi SDM, fleksibilitas restrukturisasi bisnis, kewajiban keuangan yakni mayoritas kepada BUMN lain," ujar Erick dalam dokumen yang diterima MNC Portal, Jakarta, Senin (9/11/2020).
Fase restrukturisasi portofolio. Dalam tahap ini, Kementerian BUMN membentuk empat klaster utama guna mendorong kinerja bisnis holding Aviasi dan Pariwisata. Di mana, kedelapan emiten dimasukan ke dalam empat klaster secara terpisah. Keempatnya adalah, klaster Airlines, klaster Airports, klaster Manajemen Destinasi, serta klaster Service Aviasi dan Logistik.
Untuk klaster Airport diisi oleh AP I Airports dan AP 2. Klaster Manajemen Destinasi diisi ITDC, TWC, Hotel Inna, Aerowisata, Garuda Indonesia Holiday France. Sedangkan klaster Airlines ada Garuda Indonesia dan Pelita Air Service. Sementara klaster Aviasi dan Logistik di dalamnya ada Gapura, Angkasa Pura Solusi, GMF Indonesia, Garuda Indonesia Kargo, Angkasa Pura Kargo, Aero Express, Angkasa Pura Supports, Aerofood ACS, dan Sarinah. Erick menargetkan pembentukan klaster ini akan rampung pada dua tahun mendatang atau 2021-2022.
Terkait dengan tugas anggota holding Aviasi dan Pariwisata, AP I Airports bertugas mengelola bandar udara (bandara) di Wilayah Tengah dan Timur Indonesia, misalnya Bandara Manado, Bali, dan Yogya. AP II bertugas mengelola bandara di kawasan Barat dan Tengah misalnya, Jakarta dan Medan. Sedangkan Garuda Indonesia bertugas sebagai penyedia layanan full service carrier dan low cost carrier.
ITDC bertugas bertugas sebagai pengembangan destinasi wisata seperti di wilaya Mandalika, Labuan Bajo, termasuk content creator untuk pariwisata Indonesia. TWC bertugas sebagai pengembangan heritage seperti based asset mis, candi, atraksi kultur, produk kerajinan lokal, yang bertujuan menarik daya tarik wisatawan. Sementara itu, Inna bertugas mengelola usaha pemasaran dan pengembangan destinasi portofolio group holding. Dan terakhir emiten Sarinah ditugaskan untuk melakukan pengembangan dan pemasaran produk lokal.
Pada fase pertama, tercatat ada delapan entitas BUMN yang sudah ditetapkan Menteri BUMN, Erick Thohir. Kedelapan entitas plat merah itu adalah PT Survai Udara Penas (Persero), PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau ITDC, Taman Wisata Candi (TWC), Inna Hotels & Resorts, PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero), PT Garuda Indonesia (Persero), serta PT Sarinah (Persero).
Dari delapan entitas BUMN tersebut, Erick akan melakukan inbreng (penyertaan) saham ketujuh perseroan kepada PT Penas yang ditunjuk sebagai holding BUMN aviasi dan pariwisata. Sementara ketujuh perusahaan lainnya sebagai anggota holding. Erick menargetkan, proses tahap satu ini akan rampung pada kuartal IV 2020. Sementara itu, penunjukan Penas sebagai holding BUMN didasari beberapa alasan, satu di antaranya adalah kepemilikan saham 100 persen oleh negara.
"100 persen saham dimiliki oleh negara, fleksibilitas restrukturisasi SDM, fleksibilitas restrukturisasi bisnis, kewajiban keuangan yakni mayoritas kepada BUMN lain," ujar Erick dalam dokumen yang diterima MNC Portal, Jakarta, Senin (9/11/2020).
Fase restrukturisasi portofolio. Dalam tahap ini, Kementerian BUMN membentuk empat klaster utama guna mendorong kinerja bisnis holding Aviasi dan Pariwisata. Di mana, kedelapan emiten dimasukan ke dalam empat klaster secara terpisah. Keempatnya adalah, klaster Airlines, klaster Airports, klaster Manajemen Destinasi, serta klaster Service Aviasi dan Logistik.
Untuk klaster Airport diisi oleh AP I Airports dan AP 2. Klaster Manajemen Destinasi diisi ITDC, TWC, Hotel Inna, Aerowisata, Garuda Indonesia Holiday France. Sedangkan klaster Airlines ada Garuda Indonesia dan Pelita Air Service. Sementara klaster Aviasi dan Logistik di dalamnya ada Gapura, Angkasa Pura Solusi, GMF Indonesia, Garuda Indonesia Kargo, Angkasa Pura Kargo, Aero Express, Angkasa Pura Supports, Aerofood ACS, dan Sarinah. Erick menargetkan pembentukan klaster ini akan rampung pada dua tahun mendatang atau 2021-2022.
Terkait dengan tugas anggota holding Aviasi dan Pariwisata, AP I Airports bertugas mengelola bandar udara (bandara) di Wilayah Tengah dan Timur Indonesia, misalnya Bandara Manado, Bali, dan Yogya. AP II bertugas mengelola bandara di kawasan Barat dan Tengah misalnya, Jakarta dan Medan. Sedangkan Garuda Indonesia bertugas sebagai penyedia layanan full service carrier dan low cost carrier.
ITDC bertugas bertugas sebagai pengembangan destinasi wisata seperti di wilaya Mandalika, Labuan Bajo, termasuk content creator untuk pariwisata Indonesia. TWC bertugas sebagai pengembangan heritage seperti based asset mis, candi, atraksi kultur, produk kerajinan lokal, yang bertujuan menarik daya tarik wisatawan. Sementara itu, Inna bertugas mengelola usaha pemasaran dan pengembangan destinasi portofolio group holding. Dan terakhir emiten Sarinah ditugaskan untuk melakukan pengembangan dan pemasaran produk lokal.
(nng)
tulis komentar anda