Ajang Balas Dendam Belanja?

Rabu, 11 November 2020 - 05:55 WIB
Singles’Day di China atau yang juga dikenal dengan 11.11 atau Double 11 awalnya diciptakan oleh Alibaba untuk merayakan antitesis Hari Valetine. Singles’Day merupakan hari perayaan bagi kaum jomblo hingga kemudian rival Alibaba, JD.com, juga menggelar aksi serupa, tetapi Singles’Day Alibaba tetap lebih populer dari segi penjualan dan pendapatan.

Alibaba biasanya akan mengisi momen Singles’Day dengan berbagai acara meriah yang dihadiri banyak artis. Penjualan e-commerce itu juga disiarkan secara langsung via livestreaming dan menjadi pesta tahunan Alibaba. Hal itu bertujuan untuk menarik lebih banyak pembeli. Banyak permainan ringan juga ditampilkan dengan hadiah diskon.

“Dikarenakan Covid-19, brand dan ritel meningkatkan penjualan dengan sistem online dan itu juga akan ditunjukkan pada Singles’Day tahun ini,” ujar Wang Xiaofeng, analis senior di Forrester, seperti dilansir New Indian Express.

Tahun lalu nilai penjualan produk pada Singles’Day mencapai USD31 miliar atau dua kali lipat bila dibandingkan dengan Black Friday dan Cyber Monday dengan nilai penjualan hanya USD1 miliar. Tahun ini Singles’Day digelar lebih dini, 1–3 November, untuk mengantisipasi membludaknya pembeli dari China. (Baca juga: Lima Langkah Sederhana Tetap Sehat Selama Pandemi)

Bahkan Alibaba dan JD.com juga sudah menawarkan diskon besar-besaran pada 21 Oktober atau tiga pekan menjelang 11 November. Banyak pedagang dan brand memberikan diskon besar hanya beberapa jam pada 11 November.

Singles’Day kali ini juga akan melibatkan lebih dari 350.000 brand lokal dan internasional, termasuk penjualan mobil dan rumah. Cainiao, perusahaan sayap logistik Alibaba, akan menggunakan lebih dari 3.000 pesawat sewa dan kapal kargo untuk mengangkut produknya ke China.

Khusus di luar China, Cainiao akan menggunakan 700 pesawat sewa untuk mengantar paket. Tiga juta orang yang bekerja di Cainiao dan mitranya akan terlibat dalam proses pengiriman produk baik di China dan global. Mereka akan menggunakan lebih dari 10.000 mobil pengangkut untuk menghindari kontak manusia.

“Penggunaan teknologi canggih seperti kecerdasan buatan, algoritma, dan analisis big data akan memperkuat perusahaan menganalisis dan memprediksi data serta mengizinkan mereka untuk menghitung stok dan lokasi,” kata James Zhao, manajer jaringan suplai global Cainiao.

Tahun ini merupakan tahun ke-12 di mana produk kesehatan seperti vitamin dan penyaring udara diperkirakan akan menjadi produk paling laris di saat pandemi. Tahun lalu produk paling laris adalah makanan binatang, perawatan kesehatan, dan alat kecantikan. (Baca juga: Tata Cara Jadi Pemilih Saat Pandemi)

“Saya memperkirakan produk kecantikan brand luar negeri seperti L'Oreal juga akan naik. Produk olahraga dan vitamin juga akan diminati karena kepedulian terhadap kesehatan,” kata Shaun Rein, pendiri China Market Research Group. “Perusahaan seperti Vinda yang menjual tisu toilet juga akan menjadi produk yang harus dibeli,” paparnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More