Gelar Pameran Dagang Terbesar se-Asia Tenggara, Mendag: Sepeserpun Nggak Pakai Duit APBN
Rabu, 11 November 2020 - 16:38 WIB
JAKARTA - Pameran dagang terbesar se-Asia Tenggara, yakni Trade Expo Indonesia Virtual-Exibition (TEI-VE) 2020 resmi dibuka di tengah pandemi Covid-19 oleh Presiden Joko Widodo secara virtual dengan mengangkat tema Sustainable Trade in Digital Era. Berdasarkan laporan Kementerian Perdagangan gelaran bergengsi tersebut berlangsung pada 10-16 November 2020.
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto pun berharap acara tersebut dapat menjadi terobosan untuk meningkatkan ekonomi di tengah pandemi Covid-19. Sebab, gelaran tersebut diyakni mampu menjadi jembatan antara eksportir dalam negeri dengan mitra bisnisnya di seluruh dunia.
"Trade Expo Indonesia ke-35 Virtual Exhibition 2020 hadir membawa terobosan untuk menjembatani hubungan para eksportir Indonesia dengan mitra bisnisnya di seluruh dunia yang terbatas ruang geraknya secara fisik," kata Agus, di Jakarta, Rabu (11/11/2020).
Menurut dia penyelenggaraan pameran dagang terbesar di Asia Tenggara pertama kalinya diselenggarakan secara virtual menggunakan teknologi IT terkini. Hal itu sebagai upaya Kementerian Perdagangan dalam mentransformasi sistem pelaksanaan pameran dagang yang semula dilakukan secara tatap muka ke sistem online sesuai dengan implementasi kebijakan protokol kesehatan yang diterapkan pemerintah di masa tatanan normal baru.
Sesuai tema yang diangkat, imbuhnya bertujuan untuk mendorong keberlanjutan dan peningkatan promosi produk buatan dalam negeri ke pasar global, mengembangkan jejaring bisnis dan investasi serta menyajikan showcase produk-produk unggulan dan terbaik Indonesia.
"Kami optimistis, dengan kelebihan pada sistem virtual, penyelenggaraan Trade Expo Indonesia tahun ini dapat memberikan kontribusi pada peningkatan ekspor, walaupun dengan capaian yang akan sulit untuk menyamai hasil penyelenggaraan TEI tahun 2019 lalu yang berhasil mencatatkan transaksi USD 10,96 milyar," ujar dia.
Mendag menambahkan, TEI-VE mendapat antusiasme yang sangat tinggi dari para eksportir. Hal itu dibuktikan dari jumlah eksportir yang mendaftar mencapai 690 pelaku usaha melebihi target yang ditetapkan, yakni sebanyak sebanyak 300 pelaku ekspor.
Tidak hanya itu, ribuan buyer juga ikut mendaftar pada gelaran tersebut. Kemendag mencatat hingga 10 November 2020 pukul 10.30 WIB ada sebanyak 3.870 buyer dari 109 negara melalui pendaftaran online maupun melalui perwakilan RI di luar negeri. Di sisi lain, di sela dilaksanakannya pameran dagang terbesar se-Asia Tenggara tepatnya pada 15 November 2020 Pemerintah RI diwakili oleh Kemendag akan menandatangani Mega Free Trade Agreement (FTA), yakni Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) yang dinilai penting bagi untuk mendorong kinerja perdagangan RI. "Perjanjian ini penting dan amat berpeluang untuk meningkatkan pertumbuhan ekspor Indonesia dengan negara-negara ASEAN serta China, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru," ungkapnya.
Dia melaporkan, pelaksanaan pameran tahun ini berbeda dengan perayaan tahun sebelumnya. Pihaknya menandaskan bahwa penyelenggaraan TEI tahun ini tidak menggunakan dana APBN. Adapun gelaran tersebut berhasil digelar berkat sinergi antara Kemendag dengan PT. Debindo dan pihak sponsor lainnya. "Ini merupakan kolaborasi sinergis antara pemerintah dan swasta dalam mendorong pertumbuhan ekspor Indonesia. Insyaallah berjalan dengan baik dam lancar," kata dia.
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto pun berharap acara tersebut dapat menjadi terobosan untuk meningkatkan ekonomi di tengah pandemi Covid-19. Sebab, gelaran tersebut diyakni mampu menjadi jembatan antara eksportir dalam negeri dengan mitra bisnisnya di seluruh dunia.
"Trade Expo Indonesia ke-35 Virtual Exhibition 2020 hadir membawa terobosan untuk menjembatani hubungan para eksportir Indonesia dengan mitra bisnisnya di seluruh dunia yang terbatas ruang geraknya secara fisik," kata Agus, di Jakarta, Rabu (11/11/2020).
Baca Juga
Menurut dia penyelenggaraan pameran dagang terbesar di Asia Tenggara pertama kalinya diselenggarakan secara virtual menggunakan teknologi IT terkini. Hal itu sebagai upaya Kementerian Perdagangan dalam mentransformasi sistem pelaksanaan pameran dagang yang semula dilakukan secara tatap muka ke sistem online sesuai dengan implementasi kebijakan protokol kesehatan yang diterapkan pemerintah di masa tatanan normal baru.
Sesuai tema yang diangkat, imbuhnya bertujuan untuk mendorong keberlanjutan dan peningkatan promosi produk buatan dalam negeri ke pasar global, mengembangkan jejaring bisnis dan investasi serta menyajikan showcase produk-produk unggulan dan terbaik Indonesia.
"Kami optimistis, dengan kelebihan pada sistem virtual, penyelenggaraan Trade Expo Indonesia tahun ini dapat memberikan kontribusi pada peningkatan ekspor, walaupun dengan capaian yang akan sulit untuk menyamai hasil penyelenggaraan TEI tahun 2019 lalu yang berhasil mencatatkan transaksi USD 10,96 milyar," ujar dia.
Mendag menambahkan, TEI-VE mendapat antusiasme yang sangat tinggi dari para eksportir. Hal itu dibuktikan dari jumlah eksportir yang mendaftar mencapai 690 pelaku usaha melebihi target yang ditetapkan, yakni sebanyak sebanyak 300 pelaku ekspor.
Tidak hanya itu, ribuan buyer juga ikut mendaftar pada gelaran tersebut. Kemendag mencatat hingga 10 November 2020 pukul 10.30 WIB ada sebanyak 3.870 buyer dari 109 negara melalui pendaftaran online maupun melalui perwakilan RI di luar negeri. Di sisi lain, di sela dilaksanakannya pameran dagang terbesar se-Asia Tenggara tepatnya pada 15 November 2020 Pemerintah RI diwakili oleh Kemendag akan menandatangani Mega Free Trade Agreement (FTA), yakni Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) yang dinilai penting bagi untuk mendorong kinerja perdagangan RI. "Perjanjian ini penting dan amat berpeluang untuk meningkatkan pertumbuhan ekspor Indonesia dengan negara-negara ASEAN serta China, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru," ungkapnya.
Dia melaporkan, pelaksanaan pameran tahun ini berbeda dengan perayaan tahun sebelumnya. Pihaknya menandaskan bahwa penyelenggaraan TEI tahun ini tidak menggunakan dana APBN. Adapun gelaran tersebut berhasil digelar berkat sinergi antara Kemendag dengan PT. Debindo dan pihak sponsor lainnya. "Ini merupakan kolaborasi sinergis antara pemerintah dan swasta dalam mendorong pertumbuhan ekspor Indonesia. Insyaallah berjalan dengan baik dam lancar," kata dia.
(nng)
tulis komentar anda