Media Sosial Produk Anak Bangsa Patut Diperhitungkan
Sabtu, 14 November 2020 - 06:00 WIB
Meskipun gempuran media sosial raksasa dunia tidak dapat tertandingi. Namun, awal 2021 nanti akan ada gebrakan sebuah media sosial baru, yaitu Hyppe.
VP dan Technology Advisor Hyppe Technology Holid's Berhad, Magin M menjelaskan, media sosial baru ini akan beda. Dimulai saat pendaftaran akun harus melalui KTP jika tidak hanya menonton tidak dapat komen ataupun memberi like.
Mereka ingin mencegah tindak kejahatan dan perundungan di dunia maya. Hypee ialah media sosial yang bukan hanya untuk berjejaring, namun wadah untuk berkreasi. Membuat konten apa pun yang dapat diunggah melalui video, foto, ataupun tulisan.
Keuntungan content creator pada aplikasi Hyppe nanti, teknologi single print combad yang mereka miliki akan mendeteksi konten. Jadi, mereka yang mengunggah konten akan diverifikasi bahwa konten tersebut belum pernah ada. Kemudian akan ada persetujuan kepemilikan konten untuk melindungi karya sang pembuat.
"Semua konten yang sudah melewati verifikasi dan klaim kepemilikan digital. Dia bisa menentukan harga. Siapa pun bisa membeli konten untuk mengganti kepemilikan konten tersebut. Kami akan membuka satu peluang ekosistem kepada pembuat konten untuk menjual aset karya digitalnya," ungkap Magin.
Hyppe akan bekerja sama dengan blockchain sehingga pemilik konten dapat melihat tracking konten mereka. IP address mana saja yang sudah mengunduh konten dia, dan siapa yang melihat konten. Begitu juga dengan royalti bisa dilacak, siapa saja yang membagikan konten dia.
Hyppe menganggap pengguna sebagai mitra, perusahaan mengeluarkan algoritma 60% pendapatan perusahaan dibayar keluar kembali kepada pengguna dan pembuat konten. Sesuai hitungan mereka, nantinya konten yang dihasilkan akan mendatangkan uang sesuai like yang didapat. Bukan hanya itu pengguna yang menonton iklan juga akan mendapat insentif.
"Bagi perusahaan yang menaruh iklan kepada kami juga nanti bisa secara transparan melihat siapa saja yang menonton iklan mereka karena Rp 450 dari iklan tersebut menjadi milik penonton," jelas Margin.
Hyppe yakin dapat menjaring banyak pengguna dengan konsep baru mereka. Sebab selama ini, tidak ada kejelasan bagi pembuat konten, tidak ada media sosial yang menghargai kerja mereka. Hypee diharapkan mampu membuat masyarakat Indonesia lebih kreatif dalam membuat karya dalam bentuk apa pun itu.
VP dan Technology Advisor Hyppe Technology Holid's Berhad, Magin M menjelaskan, media sosial baru ini akan beda. Dimulai saat pendaftaran akun harus melalui KTP jika tidak hanya menonton tidak dapat komen ataupun memberi like.
Mereka ingin mencegah tindak kejahatan dan perundungan di dunia maya. Hypee ialah media sosial yang bukan hanya untuk berjejaring, namun wadah untuk berkreasi. Membuat konten apa pun yang dapat diunggah melalui video, foto, ataupun tulisan.
Keuntungan content creator pada aplikasi Hyppe nanti, teknologi single print combad yang mereka miliki akan mendeteksi konten. Jadi, mereka yang mengunggah konten akan diverifikasi bahwa konten tersebut belum pernah ada. Kemudian akan ada persetujuan kepemilikan konten untuk melindungi karya sang pembuat.
"Semua konten yang sudah melewati verifikasi dan klaim kepemilikan digital. Dia bisa menentukan harga. Siapa pun bisa membeli konten untuk mengganti kepemilikan konten tersebut. Kami akan membuka satu peluang ekosistem kepada pembuat konten untuk menjual aset karya digitalnya," ungkap Magin.
Hyppe akan bekerja sama dengan blockchain sehingga pemilik konten dapat melihat tracking konten mereka. IP address mana saja yang sudah mengunduh konten dia, dan siapa yang melihat konten. Begitu juga dengan royalti bisa dilacak, siapa saja yang membagikan konten dia.
Hyppe menganggap pengguna sebagai mitra, perusahaan mengeluarkan algoritma 60% pendapatan perusahaan dibayar keluar kembali kepada pengguna dan pembuat konten. Sesuai hitungan mereka, nantinya konten yang dihasilkan akan mendatangkan uang sesuai like yang didapat. Bukan hanya itu pengguna yang menonton iklan juga akan mendapat insentif.
"Bagi perusahaan yang menaruh iklan kepada kami juga nanti bisa secara transparan melihat siapa saja yang menonton iklan mereka karena Rp 450 dari iklan tersebut menjadi milik penonton," jelas Margin.
Hyppe yakin dapat menjaring banyak pengguna dengan konsep baru mereka. Sebab selama ini, tidak ada kejelasan bagi pembuat konten, tidak ada media sosial yang menghargai kerja mereka. Hypee diharapkan mampu membuat masyarakat Indonesia lebih kreatif dalam membuat karya dalam bentuk apa pun itu.
(wan)
tulis komentar anda