Konversi Power Supply, Sukowati Field Ngirit Rp541,056 Juta per Bulan
Senin, 16 November 2020 - 10:50 WIB
JAKARTA - Fluktuasi harga minyak dunia, penurunan penjualan, fluktuasi nilai tukar rupiah menjadi tiga guncangan alias triple shocks yang berdampak besar terhadap industri hulu migas dunia, termasuk di Pertamina. Menghadapi hal itu, Pertamina EP terus melakukan inovasi dan optimalisasi kegiatan operasional hulu migas demi efisiensi.
Salah satu upaya yang sedang dilakukan oleh unit usaha Pertamina EP di wilayah kerja Pertamina EP Asset 4 Sukowati Field adalah melakukan efisiensi dalam hal konversi power supply dari diesel engine generator menjadi power supply dari PLN.
Program ini merupakan komitmen antara PT Pertamina EP Asset 4 Sukowati Field dan PLN yang telah dilakukan sejak 20 Februari 2019 melalui Pembangunan Power Plant Pad A dan Pad B menggunakan Diesel Rotary UPS System/DRUPS. Program ini juga merupakan salah satu Breakthrough Project PT Pertamina EP Asset 4 dengan target penyelesaian pekerjaan di tahun 2021.
(Baca Juga: 7 Program CSR Pertamina EP Asset 4 Raih Nominasi Nusantara CSR Award 2020)
Field Manager Pertamina EP Asset 4 Sukowati Field Indarwan Harsoni menjelaskan, kebutuhan listrik merupakan jantung penggerak fasilitas operasi produksi. Selama ini Sukowati Field Pad A dan B memiliki Power Plant sendiri. Fasilitas ini membutuhkan daya masing- masing sekitar 400 kW yang digunakan untuk mengoperasikan Water Injection Pump, ESP dan utilities lainnya.
"Namun dengan konversi power supply dari diesel engine generator ke PLN di Pad A dan Pad B ini, memicu efisiensi biaya operasional akibat penurunan fuel consumption dengan total beban existing sebesar Rp625,575 juta per bulan dari biaya operasional sebelumnya sebesar Rp1,166 miliar per bulan. Artinya ada penghematan biaya operasional sebesar Rp541,056 juta per bulan dan masih bisa ditingkatkan efisiensinya dengan optimalisasi ketersediaan Power sampai dengan 800 kW (Pad A & B)," paparnya, Senin (16/11/2020).
Saat ini PT PLN (Persero) sudah menyelesaikan pembangunan gardu di area Sukowati Pad A dan Pad B. Artinya, jelas dia, terdapat potensi percepatan penyambungan power supply yang bisa dilakukan untuk Program PLN-isasi tanpa menggunakan diesel rotary UPS system (DRUPS) agar bisa dilakukan proses efisiensi operasional lebih dahulu dengan menggunakan sistem sewa jaringan.
"Hal ini merupakan komitmen Sukowati Field untuk melakukan cost reduction dan merealisasikan Breakthrough Project, terutama pada saat penurunan harga minyak dunia di tengah pandemi Covid-19," kata Soni.
Soni menambahkan, adapun beban operasional existing yang ada di Pad A adalah sekitar 153 kW untuk beban pompa injeksi (di luar beban ESP dan utilities lainnya) dan beban operasional existing di Pad B adalah sekitar 210 kW untuk pompa injeksi dan 1 unit ESP (di luar beban ESP lainnya dan utilities lainnya). Melihat total beban dari masing-masing Pad A dan B maka ketersediaan jaringan sewa yang disediakan untuk masing-masing Pad A dan B adalah 400 KW.
Salah satu upaya yang sedang dilakukan oleh unit usaha Pertamina EP di wilayah kerja Pertamina EP Asset 4 Sukowati Field adalah melakukan efisiensi dalam hal konversi power supply dari diesel engine generator menjadi power supply dari PLN.
Program ini merupakan komitmen antara PT Pertamina EP Asset 4 Sukowati Field dan PLN yang telah dilakukan sejak 20 Februari 2019 melalui Pembangunan Power Plant Pad A dan Pad B menggunakan Diesel Rotary UPS System/DRUPS. Program ini juga merupakan salah satu Breakthrough Project PT Pertamina EP Asset 4 dengan target penyelesaian pekerjaan di tahun 2021.
(Baca Juga: 7 Program CSR Pertamina EP Asset 4 Raih Nominasi Nusantara CSR Award 2020)
Field Manager Pertamina EP Asset 4 Sukowati Field Indarwan Harsoni menjelaskan, kebutuhan listrik merupakan jantung penggerak fasilitas operasi produksi. Selama ini Sukowati Field Pad A dan B memiliki Power Plant sendiri. Fasilitas ini membutuhkan daya masing- masing sekitar 400 kW yang digunakan untuk mengoperasikan Water Injection Pump, ESP dan utilities lainnya.
"Namun dengan konversi power supply dari diesel engine generator ke PLN di Pad A dan Pad B ini, memicu efisiensi biaya operasional akibat penurunan fuel consumption dengan total beban existing sebesar Rp625,575 juta per bulan dari biaya operasional sebelumnya sebesar Rp1,166 miliar per bulan. Artinya ada penghematan biaya operasional sebesar Rp541,056 juta per bulan dan masih bisa ditingkatkan efisiensinya dengan optimalisasi ketersediaan Power sampai dengan 800 kW (Pad A & B)," paparnya, Senin (16/11/2020).
Saat ini PT PLN (Persero) sudah menyelesaikan pembangunan gardu di area Sukowati Pad A dan Pad B. Artinya, jelas dia, terdapat potensi percepatan penyambungan power supply yang bisa dilakukan untuk Program PLN-isasi tanpa menggunakan diesel rotary UPS system (DRUPS) agar bisa dilakukan proses efisiensi operasional lebih dahulu dengan menggunakan sistem sewa jaringan.
"Hal ini merupakan komitmen Sukowati Field untuk melakukan cost reduction dan merealisasikan Breakthrough Project, terutama pada saat penurunan harga minyak dunia di tengah pandemi Covid-19," kata Soni.
Soni menambahkan, adapun beban operasional existing yang ada di Pad A adalah sekitar 153 kW untuk beban pompa injeksi (di luar beban ESP dan utilities lainnya) dan beban operasional existing di Pad B adalah sekitar 210 kW untuk pompa injeksi dan 1 unit ESP (di luar beban ESP lainnya dan utilities lainnya). Melihat total beban dari masing-masing Pad A dan B maka ketersediaan jaringan sewa yang disediakan untuk masing-masing Pad A dan B adalah 400 KW.
Lihat Juga :
tulis komentar anda