Pulihkan Ekosistem, KKP Giatkan Pembangunan Coral Garden
Senin, 11 Mei 2020 - 00:14 WIB
JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Ditjen PRL) mendorong dikembangkannya program “Coral Garden” untuk memulihkan ekosistem terumbu karang dan pengembangan wisata bahari. Direktur Jasa Kelautan (Jaskel) Ditjen PRL, Miftahul Huda mengatakan, coral garden atau yang dahulu dikenal dengan rehabilitasi terumbu karang, program lama KKP yang akan digiatkan kembali.
“Keelokan atraksi selam bukan saja terumbu karangnya tetapi atraksi wisata seperti Wisata Kapal Tenggelam, Taman Kima, Coral Garden dan Marine Scaping, sedang dikembangkan oleh KKP,” jelas Huda di Jakarta.
Sambung Huda mengungkapkan, ekosistem terumbu karang memiliki peran penting sebagai tempat pemijahan (breeding ground), pengasuhan (nursery ground) dan mencari makan (feeding ground) biota laut. Selain itu terumbung karang juga berfungsi sebagai tempat wisata dan perlindungan pantai. Ekosistem terumbu karang berkontribusi lebih dari USD120 miliar/tahun untuk Ekonomi Global.
“Meskipun pertumbuhan coral tidak cepat, melalui pembangunan coral garden, kita ingin mengembalikan fungsi terumbu karang yang berdekatan dengan wisata,” ungkapnya.
KKP melalui Program Pembangunan Desa Wisata (Dewi) Bahari yang berbasis pada Desa, berupaya untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi masyarakat pesisir dari pemanfaatan Jasa Kelautan melalui pengembangan wisata bahari. Masyarakat akan dilibatkan dari mulai perencanaan sampai melakukan monitoring, sehingga masyarakat benar-benar memiliki rasa kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungannya.
“KKP sedang menyusun daya tampung dan daya dukung wisata bahari. Ini penting karena selain untuk pelestarian terumbu karang, pengaturan jumlah wisatawan sesuai dengan daya tampung dan daya dukung akan meningkatkan nilai jual wisata bahari. Kita berharap dengan sistem ini akan membenahi ekosistem wisata bahari kita,” tutup Huda.
Potensi Wisata Bahari Indonesia sebagai daya tarik wisata bagi dunia tidak dapat dipungkiri, mengingat Indonesia berada di Coral Triangle (Segitiga Terumbu Karang) dunia yang memiliki keanekaragaman hayati yang sangat kaya, baik luasannya maupun jenis terumbu karang yang dimiliki. Ada sekitar 500 jenis terumbu karang yang memikat sebagai atraksi wisata selam.
Melalui Webinar Wisata Selam dan Coral Garden, Direktorat Jaskel sebagai penyelenggara ingin memberikan gambaran akan wisata selam Indonesia yang semakin diminati. Webinar yang rutin dilaksanakan seminggu sekali dengan tema yang berbeda-beda menjadi ajang saling sharing pengalaman dan wawasan serta pengetahuan dalam mewujudkan Pengelolaan Wisata bahari yang berkelanjutan. Webinar yang diikuti 100 orang peserta dari berbagai daerah menghadirkan narasumber dari Universitas Halu Oleo Kendari, Nusa Dua Reef Foundation, dan Yayasan Karang Lestari.
“Keelokan atraksi selam bukan saja terumbu karangnya tetapi atraksi wisata seperti Wisata Kapal Tenggelam, Taman Kima, Coral Garden dan Marine Scaping, sedang dikembangkan oleh KKP,” jelas Huda di Jakarta.
Sambung Huda mengungkapkan, ekosistem terumbu karang memiliki peran penting sebagai tempat pemijahan (breeding ground), pengasuhan (nursery ground) dan mencari makan (feeding ground) biota laut. Selain itu terumbung karang juga berfungsi sebagai tempat wisata dan perlindungan pantai. Ekosistem terumbu karang berkontribusi lebih dari USD120 miliar/tahun untuk Ekonomi Global.
“Meskipun pertumbuhan coral tidak cepat, melalui pembangunan coral garden, kita ingin mengembalikan fungsi terumbu karang yang berdekatan dengan wisata,” ungkapnya.
KKP melalui Program Pembangunan Desa Wisata (Dewi) Bahari yang berbasis pada Desa, berupaya untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi masyarakat pesisir dari pemanfaatan Jasa Kelautan melalui pengembangan wisata bahari. Masyarakat akan dilibatkan dari mulai perencanaan sampai melakukan monitoring, sehingga masyarakat benar-benar memiliki rasa kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungannya.
“KKP sedang menyusun daya tampung dan daya dukung wisata bahari. Ini penting karena selain untuk pelestarian terumbu karang, pengaturan jumlah wisatawan sesuai dengan daya tampung dan daya dukung akan meningkatkan nilai jual wisata bahari. Kita berharap dengan sistem ini akan membenahi ekosistem wisata bahari kita,” tutup Huda.
Potensi Wisata Bahari Indonesia sebagai daya tarik wisata bagi dunia tidak dapat dipungkiri, mengingat Indonesia berada di Coral Triangle (Segitiga Terumbu Karang) dunia yang memiliki keanekaragaman hayati yang sangat kaya, baik luasannya maupun jenis terumbu karang yang dimiliki. Ada sekitar 500 jenis terumbu karang yang memikat sebagai atraksi wisata selam.
Melalui Webinar Wisata Selam dan Coral Garden, Direktorat Jaskel sebagai penyelenggara ingin memberikan gambaran akan wisata selam Indonesia yang semakin diminati. Webinar yang rutin dilaksanakan seminggu sekali dengan tema yang berbeda-beda menjadi ajang saling sharing pengalaman dan wawasan serta pengetahuan dalam mewujudkan Pengelolaan Wisata bahari yang berkelanjutan. Webinar yang diikuti 100 orang peserta dari berbagai daerah menghadirkan narasumber dari Universitas Halu Oleo Kendari, Nusa Dua Reef Foundation, dan Yayasan Karang Lestari.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda