Vaksin Covid-19 Bakal Dijual Online, yang Gratis Juga Lewat Aplikasi
Rabu, 18 November 2020 - 21:58 WIB
JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menerangkan proses distribusi hingga vaksinasi vaksin Covid-19 akan dilakukan secara online atau digital. Langkah ini berlaku baik bagi vaksin Mandiri (Berbayar), maupun vaksin bantuan pemerintah.
Dalam prosesnya, Menteri BUMN Erick Thohir mempercayakan kepada PT Bio Farma (Persero) dan PT Telkom Indonesia (Persero) atau Telkomsel. Direktur Digital Business Telkom Muhammad Fajrin Rasyid mengatakan, salah satu cara sistem ini bekerja adalah mengintegrasikan data-data dari penerima vaksin.
(Baca Juga: Berbahaya! Erick Thohir Sebut Vaksin Covid-19 Mulai Dijual di Grey Market )
Langkah itu untuk memvalidasi data dari penerima. Bahkan, sistem ini akan mengidentifikasi data para penerima, ketersediaan hingga pendistribusian vaksin.
"Sistem sistem ini bekerja adalah dapat mengintegrasikan data dari berbagai sumber khususnya penerima vaksin. Semisal vaksin lebih sedikit dari jumlah penduduk, maka perlu diprioritaskan. Kita perlu diintegrasikan data dari berbagai sumber untuk validitas calon penerima vaksin," ujar Fajrin dalam konferensi pers virtual, Jakarta, Rabu (18/11/2020).
Dengan demikian, masyarakat yang mendapat atau membeli vaksin hanya dilakukan melalui aplikasi tersebut. Di mana, mulai dari pemesanan, pembayaran hingga tiket untuk melakukan vaksinasi.
Masyarakat yang ingin membeli vaksin mandiri, diharuskan melakukan pre-order di aplikasi. Kemudian akan diinformasikan tempat vaksinasi terdekat. Selain itu pembayaran juga dilakukan melalui aplikasi, kemudian barulah muncul petunjuk untuk melakukan vaksinasi di tempat yang telah ditentukan.
(Baca Juga: Nih Dia Penghambat Distribusi Vaksin di Indonesia )
Sistem ini juga menyediakan berbagai informasi perihal vaksin yang dilakukan melalui barcode yang tersedia. Chief Digital Healthcare Officer Bio Farma Soleh Ayubi mengatakan, manfaat lain dari proses vaksinasi yang dilakukan secara digital adalah mempercepat distribusi.
"Kalau itu dilakukan secara manual ya potensi untuk terjadi kesalahan, potensi untuk terjadinya error, potensi terlambat dan seterusnya," kata dia.
Untuk vaksin Mandiri, Erick Thohir mencatat akan ada 75 juta warga Indonesia mendapatkan vaksin mandiri. Angkat itu setara dengan 160 juta dosis vaksin. Erik menjelaskan, pihak sudah menerima tugas dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk melakukan proses vaksinasi tersebut.
Dalam prosesnya, Menteri BUMN Erick Thohir mempercayakan kepada PT Bio Farma (Persero) dan PT Telkom Indonesia (Persero) atau Telkomsel. Direktur Digital Business Telkom Muhammad Fajrin Rasyid mengatakan, salah satu cara sistem ini bekerja adalah mengintegrasikan data-data dari penerima vaksin.
(Baca Juga: Berbahaya! Erick Thohir Sebut Vaksin Covid-19 Mulai Dijual di Grey Market )
Langkah itu untuk memvalidasi data dari penerima. Bahkan, sistem ini akan mengidentifikasi data para penerima, ketersediaan hingga pendistribusian vaksin.
"Sistem sistem ini bekerja adalah dapat mengintegrasikan data dari berbagai sumber khususnya penerima vaksin. Semisal vaksin lebih sedikit dari jumlah penduduk, maka perlu diprioritaskan. Kita perlu diintegrasikan data dari berbagai sumber untuk validitas calon penerima vaksin," ujar Fajrin dalam konferensi pers virtual, Jakarta, Rabu (18/11/2020).
Dengan demikian, masyarakat yang mendapat atau membeli vaksin hanya dilakukan melalui aplikasi tersebut. Di mana, mulai dari pemesanan, pembayaran hingga tiket untuk melakukan vaksinasi.
Masyarakat yang ingin membeli vaksin mandiri, diharuskan melakukan pre-order di aplikasi. Kemudian akan diinformasikan tempat vaksinasi terdekat. Selain itu pembayaran juga dilakukan melalui aplikasi, kemudian barulah muncul petunjuk untuk melakukan vaksinasi di tempat yang telah ditentukan.
(Baca Juga: Nih Dia Penghambat Distribusi Vaksin di Indonesia )
Sistem ini juga menyediakan berbagai informasi perihal vaksin yang dilakukan melalui barcode yang tersedia. Chief Digital Healthcare Officer Bio Farma Soleh Ayubi mengatakan, manfaat lain dari proses vaksinasi yang dilakukan secara digital adalah mempercepat distribusi.
"Kalau itu dilakukan secara manual ya potensi untuk terjadi kesalahan, potensi untuk terjadinya error, potensi terlambat dan seterusnya," kata dia.
Untuk vaksin Mandiri, Erick Thohir mencatat akan ada 75 juta warga Indonesia mendapatkan vaksin mandiri. Angkat itu setara dengan 160 juta dosis vaksin. Erik menjelaskan, pihak sudah menerima tugas dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk melakukan proses vaksinasi tersebut.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda