Maskapai Butuh Strategi Cerdas
Kamis, 19 November 2020 - 06:13 WIB
JAKARTA - Keresahan Gubernur Bali I Wayan Koster soal melambungnya tiket maskapai menunjukkan upaya pemulihan ekonomi nasional di tengah pandemi Covid-19 masih tumpang tindih. Maskapai seharusnya mampu membuat strategi jitu dan unik dengan tak sekadar menaikkan tarif penumpang.
Untuk mampu bertahan di saat situasi yang sulit, sejumlah maskapai di dunia justru membuat siasat promosi ‘tak normal’. Mereka jor-joran menggenjot promosi dengan tawaran sangat menarik. United Airlines misalnya, mulai Senin (16/11), ini mengusung promo tes polymerase chain reaction (PCR) gratis bagi penumpang tujuan rute London-Newark, New Jersey. Tawaran menarik ini mendapat banyak respons positif dari para calon penumpang. Sebab cara ini membuat mereka makin irit ongkos penerbangan dan tak ribet. Sebelumnya United bersama Hawaiian Airlines, American Airlines dan JetBlue juga berkolaborasi dalam pemeriksaan kesehatan pra penerbangan secara mudah dan murah. (Baca: Enam Jenis Bisikan Setan yang Merasuki Manusia)
Alaska Air juga membuat promosi unik. Maskapai asal AS ini menawarkan satu tiket untuk dua kursi berdekatan. Dengan membeli satu tiket, sejatinya penumpang juga mendapat tiga kursi karena ada satu kursi tengah yang dikosongkan lantaran aturan jaga jarak. “Kami melihat cara ini dapat mendorong permintaan perjalanan dan merangsang pertumbuhan meski awalnya kami sempat tak yakin akan berhasil,” ujar Direktur Pemasaran dan Periklanan Alaska Air Group Natalie Bowman.
Riyanair, maskapai ekonomi di Eropa juga mengusung promosi khusus saat pandemi, yakni beli satu gratis satu (buy one get one). Promo ini berlaku di 1.600 rute hingga Desember 2020. Diskon yang ditawarkan mencapai 50%. Sebelumnya, harga tiket domestik hanya senilai 5 euro (Rp75 ribu). Cara unik lain dilakukan AirAsia yakni dengan menawarkan terbang tanpa batas pada periode tertentu. Hingga awal November, setidakdanya sudah ada 200.000 tiket yang ditebus dari kuota yang disiapkan sebanyak 500.000.
Pendiri Scott’s Cheap Flights, Scott Keyes, mengatakan kini harga tiket dari New York menuju Nashville selamat Natal hanya USD71 (Rp1 juta). Adapun biasanya mencapai hingga USD300 (Rp4,2 juta). Perjalanan pulang pergi Chicago-Las Vegas juga hanya USD81 (Rp1,1 juta), sedangkan biasanya USD350 (Rp4,9 juta). “Sebagian besar maskapai mengambil langkah tidak biasa dan terpaksa memotong tarif penerbangan, sekalipun di tengah puncak arus mudik,” ujar Keyes.
Bagaimanapun, kenaikan jumlah pasien Covid-19 di Amerika Serikat (AS) dan Eropa kemungkinan akan menghambat kenaikkan harga tiket. Di AS, beberapa pejabat eksekutif maskapai penerbangan menyatakan jumlah transaksi telah surut, tapi mereka mengaku optimis menyusul adanya Thanksgiving dan Natal. Pendapatan tidak hanya berasal dari tiket, tapi juga tarif bagasi dan makanan. (Baca juga: Subsidi Gaji 2,4 Juta Guru Non-PNS Cair)
Tujuan beragam promosi itu jelas, yakni demi membangkitkan lagi minat publik untuk terbang. Semakin banyak kemudahan dan jaminan keamanan dari penyakit Covid-19, maka makin besar pula masyarakat yang terdorong untuk naik pesawat lagi.
Maskapai Butuh Solusi Terbaik
Pengamat ekonom dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Fajar Hirawan mengatakan strategi itu menandakan banyak maskapai tidak bisa menunggu lebih lama lagi karena selama ini cenderung tidak ada kepastian.
Untuk mampu bertahan di saat situasi yang sulit, sejumlah maskapai di dunia justru membuat siasat promosi ‘tak normal’. Mereka jor-joran menggenjot promosi dengan tawaran sangat menarik. United Airlines misalnya, mulai Senin (16/11), ini mengusung promo tes polymerase chain reaction (PCR) gratis bagi penumpang tujuan rute London-Newark, New Jersey. Tawaran menarik ini mendapat banyak respons positif dari para calon penumpang. Sebab cara ini membuat mereka makin irit ongkos penerbangan dan tak ribet. Sebelumnya United bersama Hawaiian Airlines, American Airlines dan JetBlue juga berkolaborasi dalam pemeriksaan kesehatan pra penerbangan secara mudah dan murah. (Baca: Enam Jenis Bisikan Setan yang Merasuki Manusia)
Alaska Air juga membuat promosi unik. Maskapai asal AS ini menawarkan satu tiket untuk dua kursi berdekatan. Dengan membeli satu tiket, sejatinya penumpang juga mendapat tiga kursi karena ada satu kursi tengah yang dikosongkan lantaran aturan jaga jarak. “Kami melihat cara ini dapat mendorong permintaan perjalanan dan merangsang pertumbuhan meski awalnya kami sempat tak yakin akan berhasil,” ujar Direktur Pemasaran dan Periklanan Alaska Air Group Natalie Bowman.
Riyanair, maskapai ekonomi di Eropa juga mengusung promosi khusus saat pandemi, yakni beli satu gratis satu (buy one get one). Promo ini berlaku di 1.600 rute hingga Desember 2020. Diskon yang ditawarkan mencapai 50%. Sebelumnya, harga tiket domestik hanya senilai 5 euro (Rp75 ribu). Cara unik lain dilakukan AirAsia yakni dengan menawarkan terbang tanpa batas pada periode tertentu. Hingga awal November, setidakdanya sudah ada 200.000 tiket yang ditebus dari kuota yang disiapkan sebanyak 500.000.
Pendiri Scott’s Cheap Flights, Scott Keyes, mengatakan kini harga tiket dari New York menuju Nashville selamat Natal hanya USD71 (Rp1 juta). Adapun biasanya mencapai hingga USD300 (Rp4,2 juta). Perjalanan pulang pergi Chicago-Las Vegas juga hanya USD81 (Rp1,1 juta), sedangkan biasanya USD350 (Rp4,9 juta). “Sebagian besar maskapai mengambil langkah tidak biasa dan terpaksa memotong tarif penerbangan, sekalipun di tengah puncak arus mudik,” ujar Keyes.
Bagaimanapun, kenaikan jumlah pasien Covid-19 di Amerika Serikat (AS) dan Eropa kemungkinan akan menghambat kenaikkan harga tiket. Di AS, beberapa pejabat eksekutif maskapai penerbangan menyatakan jumlah transaksi telah surut, tapi mereka mengaku optimis menyusul adanya Thanksgiving dan Natal. Pendapatan tidak hanya berasal dari tiket, tapi juga tarif bagasi dan makanan. (Baca juga: Subsidi Gaji 2,4 Juta Guru Non-PNS Cair)
Tujuan beragam promosi itu jelas, yakni demi membangkitkan lagi minat publik untuk terbang. Semakin banyak kemudahan dan jaminan keamanan dari penyakit Covid-19, maka makin besar pula masyarakat yang terdorong untuk naik pesawat lagi.
Maskapai Butuh Solusi Terbaik
Pengamat ekonom dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Fajar Hirawan mengatakan strategi itu menandakan banyak maskapai tidak bisa menunggu lebih lama lagi karena selama ini cenderung tidak ada kepastian.
Lihat Juga :
tulis komentar anda