Turunkan Suku Bunga Acuan, Ekonom Puji BI Cukup Berani
Kamis, 19 November 2020 - 15:22 WIB
JAKARTA - Ekonom Indef Nailul Huda mengatakan langkah Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan sudah tepat. Hal itu dinilai perlu untuk menggenjot permintaan kredit .
Sebagai informasi, BI memutuskan untuk menurunkan suku bunga BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin menjadi 3,75%. Keputusan itu merupakan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 18-19 November 2020.
(Baca Juga: Demi Pemulihan Ekonomi, BI Kembali Pangkas Suku Bunga Acuan Jadi 3,75%)
"Ternyata Bank Indonesia cukup berani mengambil langkah penurunan suku bunga. Kita apresiasi langkah tersebut untuk menggenjot permintaan kredit yang sedang sangat lesu. Jadi bisa menggenjot perekonomian sektor riil," kata Huda saat dihubungi SINDOnews, Kamis (19/11/2020).
Menurutnya dengan penurunkan suku bunga ini perbankan dalam negeri akan merespons dengan menurunkan suku bunga kredit mereka. "Jika tidak, rupiah terancam bisa melemah terhadap dolar karena timbal balik investasi bisa menurun dan permintaan rupiah dan IHSG akan turun," katanya.
Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, keputusan itu mempertimbangkan perlunya stabilitas nilai tukar rupiah. Menurut dia, BI lebih menekankan pada penguatan sinergi ekspansi moneter dengan akselerasi stimulus fiskal pemerintah. "Ini akan menjaga stabilitas rupiah dan mempercepat pemulihan ekonomi," jelasnya.
(Baca Juga: OJK Sebut Permintaan Kredit Bakal Menanjak di Akhir Tahun)
Perry menambahkan, langkah ini juga akan memperkuat fundamental ekonomi serta memperkuat strategi operasi moneter.
"Kita memastikan bekerjanya mekanisme pasar dan memperkuat koordinasi dengan pemerintah, baik pusat dan daerah. Dan terus memperkuat stimulus fiskal dalam memulihkan ekonomi," ujarnya
Sebagai informasi, BI memutuskan untuk menurunkan suku bunga BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin menjadi 3,75%. Keputusan itu merupakan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 18-19 November 2020.
(Baca Juga: Demi Pemulihan Ekonomi, BI Kembali Pangkas Suku Bunga Acuan Jadi 3,75%)
"Ternyata Bank Indonesia cukup berani mengambil langkah penurunan suku bunga. Kita apresiasi langkah tersebut untuk menggenjot permintaan kredit yang sedang sangat lesu. Jadi bisa menggenjot perekonomian sektor riil," kata Huda saat dihubungi SINDOnews, Kamis (19/11/2020).
Menurutnya dengan penurunkan suku bunga ini perbankan dalam negeri akan merespons dengan menurunkan suku bunga kredit mereka. "Jika tidak, rupiah terancam bisa melemah terhadap dolar karena timbal balik investasi bisa menurun dan permintaan rupiah dan IHSG akan turun," katanya.
Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, keputusan itu mempertimbangkan perlunya stabilitas nilai tukar rupiah. Menurut dia, BI lebih menekankan pada penguatan sinergi ekspansi moneter dengan akselerasi stimulus fiskal pemerintah. "Ini akan menjaga stabilitas rupiah dan mempercepat pemulihan ekonomi," jelasnya.
(Baca Juga: OJK Sebut Permintaan Kredit Bakal Menanjak di Akhir Tahun)
Perry menambahkan, langkah ini juga akan memperkuat fundamental ekonomi serta memperkuat strategi operasi moneter.
"Kita memastikan bekerjanya mekanisme pasar dan memperkuat koordinasi dengan pemerintah, baik pusat dan daerah. Dan terus memperkuat stimulus fiskal dalam memulihkan ekonomi," ujarnya
(fai)
Lihat Juga :
tulis komentar anda