Wadaw, Aktivitas Ekonomi Masih Jauh dari Kata Baik
Minggu, 22 November 2020 - 10:16 WIB
JAKARTA - Aktivitas ekonomi Indonesia masih jauh dari kata baik, begitu kata Ekonom Indef Nailul Huda. Menurutnya masih perlu melakukan perbaikan di tengah surplus beruntun neraca perdagangan Indonesia , mengingat produsen belum berani menggenjot produksi saat konsumsi melemah.
"Artinya, keadaan ini menunjukkan kegiatan ekonomi di Indonesia masih jauh dari kata baik. Banyak pabrik-pabrik yang belum produksi secara optimal. Masih banyak pabrik yang tutup. Makanya ekonomi Indonesia perlu perbaikan," kata Huda saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Minggu (22/ 11/2020).
(Baca Juga: Investasi Ngebut, Airlangga: Ekonomi Ikut Ngegas )
Kata dia, surplus neraca dagang yang terjadi saat ini lebih banyak disebabkan oleh merosotnya impor yang terlalu tajam. Ekspor naik bulanan, namun secara tahunan kita masih minus.
"Secara yoy dan mtm, impor kita menurun secara drastis. Secara yoy impor kita turun hingga -26,93%. Sedangkan secara mtm impor kita turun hingga -6,79%. Berdasarkan jenis barang," katanya.
(Baca Juga: Pemerintah Akui Surplus Neraca Dagang Tak Berarti Ekonomi Stabil )
Sambung Huda menambahkan impor untuk barang modal merosot hingga -284,5 persen (yoy) dan -13,33% (mtm). "Sedangkan bahan baku merosot sangat tajam di angka -415,7% (yoy) dan -5% (mtm)," tandasnya.
"Artinya, keadaan ini menunjukkan kegiatan ekonomi di Indonesia masih jauh dari kata baik. Banyak pabrik-pabrik yang belum produksi secara optimal. Masih banyak pabrik yang tutup. Makanya ekonomi Indonesia perlu perbaikan," kata Huda saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Minggu (22/ 11/2020).
(Baca Juga: Investasi Ngebut, Airlangga: Ekonomi Ikut Ngegas )
Kata dia, surplus neraca dagang yang terjadi saat ini lebih banyak disebabkan oleh merosotnya impor yang terlalu tajam. Ekspor naik bulanan, namun secara tahunan kita masih minus.
"Secara yoy dan mtm, impor kita menurun secara drastis. Secara yoy impor kita turun hingga -26,93%. Sedangkan secara mtm impor kita turun hingga -6,79%. Berdasarkan jenis barang," katanya.
(Baca Juga: Pemerintah Akui Surplus Neraca Dagang Tak Berarti Ekonomi Stabil )
Sambung Huda menambahkan impor untuk barang modal merosot hingga -284,5 persen (yoy) dan -13,33% (mtm). "Sedangkan bahan baku merosot sangat tajam di angka -415,7% (yoy) dan -5% (mtm)," tandasnya.
(akr)
tulis komentar anda