G-20 Bersatu Bangkit dari Pandemi
Senin, 23 November 2020 - 06:12 WIB
Hal senada dilakukan oleh China. Presiden Xi Jinping menawarkan kerja sama mengenai vaksin. China memiliki lima kandidat vaksin yang menjalani fase akhir pengujian.
“China siap memperkuat kerja sama dengan negara lain pada penelitian dan pengembangan, produksi, dan distribusi vaksin,” kata Xi. “Kita akan menawarkan dan mendukung negara berkembang dan bekerja keras untuk membuat vaksin sebagai produk publik sehingga warga semua negara bisa menggunakannya,” ucapnya.
Xi juga mengusulkan koordinasi kebijakan internasional untuk mendirikan “pelacakan cepat”perjalanan untuk memfasilitasi pergerakan warga secara global. Dia mengusulkan penciptaan mekanisme di mana para wisatawan bisa menunjukkan hasil tes korona yang diakui global dengan kode kesehatan digital.
Sedangkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang kalah pada pemilu presiden beberapa waktu lalu hanya menyampaikan pidato singkat sebelum dia memilih bermain golf. Trump fokus bagaimana perlunya kerja sama memulihkan pertumbuhan ekonomi. Dia tidak berbicara mengenai upaya menyediakan distribusi vaksin secara global. (Baca juga: Jepang Luncurkan Kapal Fregat Siluman Terbaru)
Di bagian lain, ekonom senior CORE Indonesia Hendri Saparini menuturkan, pereonomian global pada 2021 masih akan diselimuti awan ketidakpastian akibat pandemi Covid-19. Menurutnya, proses pemulihan ekonomi global memang terjadi pada semester II, meskipun belum sekuat sebelum masa pandemi.
Pekan lalu, pada kesempatan berbeda Presiden Jokowi juga menghadiri KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasific (APEC) yang digelar virtual di mana Malaysia bertindak sebagai tuan rumah.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden menyampaikan saatnya APEC membangun kembali komitmen kuat seperti yang dilakukan pada tahun 1994 di Bogor dalam merajut visi APEC Pasca-2020.
Presiden menilai, terobosan besar yang telah dilakukan APEC pada 1994 tersebut masih sangat relevan sampai saat ini, antara lain mengenai pentingnya memperkokoh sistem pasar terbuka dan multilateralisme serta tebalnya spirit saling membantu dan bekerja sama untuk mencapai tatanan ekonomi yang menguntungkan semua.
“Di dalam pernyataannya dalam KTT APEC kali ini, Presiden menyampaikan bahwa tidak ada pilihan lain bagi APEC untuk bekerja sama sebagaimana yang telah dilakukan di Bogor pada tahun 1994,” ujar Menlu Retno Marsudi mengutip pernyataan Presiden. (Lihat videonya: Ratusan Pengunjuk Rasa Bakar Gedung Kongres Guetamala)
Dalam pertemuan, ujar Menlu, Presiden menyinggung mengenai cenderung melemahnya fondasi kebersamaan yang telah dibangun tersebut. “Dua tahun lalu, KTT APEC tidak dapat mencapai kesepakatan. Oleh karena itu, Presiden menyambut baik bahwa di KTT kali ini kita dapat menyepakati hasil pertemuan,” ujar Menlu. (Andika H Mustaqim/Kunthi Fahmar Sandy)
“China siap memperkuat kerja sama dengan negara lain pada penelitian dan pengembangan, produksi, dan distribusi vaksin,” kata Xi. “Kita akan menawarkan dan mendukung negara berkembang dan bekerja keras untuk membuat vaksin sebagai produk publik sehingga warga semua negara bisa menggunakannya,” ucapnya.
Xi juga mengusulkan koordinasi kebijakan internasional untuk mendirikan “pelacakan cepat”perjalanan untuk memfasilitasi pergerakan warga secara global. Dia mengusulkan penciptaan mekanisme di mana para wisatawan bisa menunjukkan hasil tes korona yang diakui global dengan kode kesehatan digital.
Sedangkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang kalah pada pemilu presiden beberapa waktu lalu hanya menyampaikan pidato singkat sebelum dia memilih bermain golf. Trump fokus bagaimana perlunya kerja sama memulihkan pertumbuhan ekonomi. Dia tidak berbicara mengenai upaya menyediakan distribusi vaksin secara global. (Baca juga: Jepang Luncurkan Kapal Fregat Siluman Terbaru)
Di bagian lain, ekonom senior CORE Indonesia Hendri Saparini menuturkan, pereonomian global pada 2021 masih akan diselimuti awan ketidakpastian akibat pandemi Covid-19. Menurutnya, proses pemulihan ekonomi global memang terjadi pada semester II, meskipun belum sekuat sebelum masa pandemi.
Pekan lalu, pada kesempatan berbeda Presiden Jokowi juga menghadiri KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasific (APEC) yang digelar virtual di mana Malaysia bertindak sebagai tuan rumah.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden menyampaikan saatnya APEC membangun kembali komitmen kuat seperti yang dilakukan pada tahun 1994 di Bogor dalam merajut visi APEC Pasca-2020.
Presiden menilai, terobosan besar yang telah dilakukan APEC pada 1994 tersebut masih sangat relevan sampai saat ini, antara lain mengenai pentingnya memperkokoh sistem pasar terbuka dan multilateralisme serta tebalnya spirit saling membantu dan bekerja sama untuk mencapai tatanan ekonomi yang menguntungkan semua.
“Di dalam pernyataannya dalam KTT APEC kali ini, Presiden menyampaikan bahwa tidak ada pilihan lain bagi APEC untuk bekerja sama sebagaimana yang telah dilakukan di Bogor pada tahun 1994,” ujar Menlu Retno Marsudi mengutip pernyataan Presiden. (Lihat videonya: Ratusan Pengunjuk Rasa Bakar Gedung Kongres Guetamala)
Dalam pertemuan, ujar Menlu, Presiden menyinggung mengenai cenderung melemahnya fondasi kebersamaan yang telah dibangun tersebut. “Dua tahun lalu, KTT APEC tidak dapat mencapai kesepakatan. Oleh karena itu, Presiden menyambut baik bahwa di KTT kali ini kita dapat menyepakati hasil pertemuan,” ujar Menlu. (Andika H Mustaqim/Kunthi Fahmar Sandy)
tulis komentar anda