Pertama Kali Dalam Sejarah: Indeks Dow Jones Cetak Rekor 30.000, Bagaimana IHSG Hari Ini?
Rabu, 25 November 2020 - 07:21 WIB
JAKARTA - Indeks bursa Dow Jones Industrial Average (DJIA) mencatatkan rekor baru di level 30.000 untuk pertama kalinya dalam sejarah pada perdagangan Selasa (24/11/2020). Raihan ini menandakan optimisme baru ekonomi AS di masa pandemi, sejalan dengan penemuan sejumlah vaksin Covid-19 oleh sejumlah perusahaan global. Kenaikan ini juga tak lepas dari sentimen positif masa transisi pemerintahan AS dari Donald Trump ke Joe Biden. ( Baca juga:Mantap Bu Sri Mulyani! Ekonomi RI Terbaik Kedua Dunia Setelah China )
Rekor Dow Jones ini ditopang oleh kinerja perusahaan-perusahaan raksasa teknologi Paman Sam yang melejit selama masa pandemi. Saham-saham Apple dan Microsoft misalnya, melejit masing-masing 52% dan 42%. Demikian pula saham peritel seperti Home Depot yang melonjak lebih dari 30% seiring kembalinya daya beli warga Amerika di tengah pandemi. Peritel lainnya, Lowe, juga naik 33% sepanjang tahun ini.
Akan tetapi, tidak semua saham perusahaan yang tercatat di bursa New York mendapatkan keuntungan. Emiten di sektor energi dan keuangan serta manufaktur masih tak berdaya. Saham perusahaan minyak Exxon Mobil terjun bebas 53% sepanjang 2020. Sementara produsen pesawat Boeing anjlok 52%.
"Angka hanyalah angka. Akan tetapi melihat angka 30.000 bisa jadi sangat berarti bagi investor-investor veteran yang akan mengingat momen pada 1999 silam, saat mereka memprediksi indeks bisa menembus 36.000," kata Chief Market Strategist TD Ameritrade JJ Kinahan seperti dikutip Forbes.
Kendati di pasar saham banyak perusahaan diuntungkan, namun secara umum ekonomi AS saat ini menghadapi tantangan berat. Musababnya, angka pengangguran pada Oktober yang berada di angka 6,9% atau setara dengan 11,1 juta orang. Angka tersebut secara historis memang berkurang dibanding pada April lalu sebesar 15%, namun jauh lebih tinggi ketimbang rata-rata sebesar 4%. ( Baca juga:Qatar Temukan Orang Tua Bayi Perempuan di Tong Sampah Bandara Doha )
"Ketika Dow mencapai 30.000, ini menjadi simbol bagi pasar modal. Ini menunjukkan euforia pasar setelah masa jual ketika sebelum pemilihan (Presiden AS)," kata CEO Hercules Investment James McDonald.
Rekor Dow Jones ini ditopang oleh kinerja perusahaan-perusahaan raksasa teknologi Paman Sam yang melejit selama masa pandemi. Saham-saham Apple dan Microsoft misalnya, melejit masing-masing 52% dan 42%. Demikian pula saham peritel seperti Home Depot yang melonjak lebih dari 30% seiring kembalinya daya beli warga Amerika di tengah pandemi. Peritel lainnya, Lowe, juga naik 33% sepanjang tahun ini.
Akan tetapi, tidak semua saham perusahaan yang tercatat di bursa New York mendapatkan keuntungan. Emiten di sektor energi dan keuangan serta manufaktur masih tak berdaya. Saham perusahaan minyak Exxon Mobil terjun bebas 53% sepanjang 2020. Sementara produsen pesawat Boeing anjlok 52%.
"Angka hanyalah angka. Akan tetapi melihat angka 30.000 bisa jadi sangat berarti bagi investor-investor veteran yang akan mengingat momen pada 1999 silam, saat mereka memprediksi indeks bisa menembus 36.000," kata Chief Market Strategist TD Ameritrade JJ Kinahan seperti dikutip Forbes.
Kendati di pasar saham banyak perusahaan diuntungkan, namun secara umum ekonomi AS saat ini menghadapi tantangan berat. Musababnya, angka pengangguran pada Oktober yang berada di angka 6,9% atau setara dengan 11,1 juta orang. Angka tersebut secara historis memang berkurang dibanding pada April lalu sebesar 15%, namun jauh lebih tinggi ketimbang rata-rata sebesar 4%. ( Baca juga:Qatar Temukan Orang Tua Bayi Perempuan di Tong Sampah Bandara Doha )
"Ketika Dow mencapai 30.000, ini menjadi simbol bagi pasar modal. Ini menunjukkan euforia pasar setelah masa jual ketika sebelum pemilihan (Presiden AS)," kata CEO Hercules Investment James McDonald.
(uka)
tulis komentar anda