Pekerja RI Kurang Produktif, Jokowi Minta 'Digebuk'
Sabtu, 28 November 2020 - 21:30 WIB
JAKARTA - Presiden Joko Widodo meminta kepada Kementerian Ketenagakerjaan betul-betul serius meningkatkan kompetensi dan produktivitas pekerja RI. Adapun caranya dengan meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan vokasi guna melecut daya saing tenaga kerja.
Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah menuturkan, untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah telah membuat sebuah grand design Pelatihan Vokasi Indonesia, dimana pihaknya ikut menjadi salah satu elemen penting di dalamnya.
"Untuk mempersiapkan pelatihan vokasi menghadapi proses transformasi ketenagakerjaan Saat ini Kemnaker terus melakukan kajian labour market assessment sebagai dasar penyusunan kebijakan pelatihan vokasi agar sesuai dengan munculnya peluang usaha dan jenis pekerjaan baru di era pandemi," ujar Ida dalam Webinar Kagama Teraskita, Sabtu (28/11/2020).
Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menambahkan, nantinya sejumlah pelatihan akan dikolaborasikan dengan kebijakan pelatihan vokasi lainnya, seperti kebijakan Triple Skilling yakni skilling, re-skilling dan up-skilling bagi pekerja; optimalisasi pemagangan berbasis jabatan; peningkatan soft skills; perubahan kurikulum dan metode yang berfokus pada human digital online (menggunakan metode blended training); serta kolaborasi dengan semua stakeholders terutama pelaku industri untuk menciptakan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.
Ida mengatakan, ke depannya Kemnaker juga akan terus melakukan transformasi Balai Latihan Kerja (BLK) agar dapat menjadi pusat pengembangan ketenagakerjaan yang berdaya saing global. "Hal ini akan dilaksanakan bersama dengan delapan kebijakan peningkatan kualitas SDM lainnya seperti reformasi birokrasi, pengembangan ekosistem digital, link and match, perluasan kesempatan kerja, pengembangan talenta muda, reformasi pengawasan, reformasi pengupahan dan perluasan penempatan PMI," ucapnya.
Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah menuturkan, untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah telah membuat sebuah grand design Pelatihan Vokasi Indonesia, dimana pihaknya ikut menjadi salah satu elemen penting di dalamnya.
"Untuk mempersiapkan pelatihan vokasi menghadapi proses transformasi ketenagakerjaan Saat ini Kemnaker terus melakukan kajian labour market assessment sebagai dasar penyusunan kebijakan pelatihan vokasi agar sesuai dengan munculnya peluang usaha dan jenis pekerjaan baru di era pandemi," ujar Ida dalam Webinar Kagama Teraskita, Sabtu (28/11/2020).
Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menambahkan, nantinya sejumlah pelatihan akan dikolaborasikan dengan kebijakan pelatihan vokasi lainnya, seperti kebijakan Triple Skilling yakni skilling, re-skilling dan up-skilling bagi pekerja; optimalisasi pemagangan berbasis jabatan; peningkatan soft skills; perubahan kurikulum dan metode yang berfokus pada human digital online (menggunakan metode blended training); serta kolaborasi dengan semua stakeholders terutama pelaku industri untuk menciptakan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.
Baca Juga
Ida mengatakan, ke depannya Kemnaker juga akan terus melakukan transformasi Balai Latihan Kerja (BLK) agar dapat menjadi pusat pengembangan ketenagakerjaan yang berdaya saing global. "Hal ini akan dilaksanakan bersama dengan delapan kebijakan peningkatan kualitas SDM lainnya seperti reformasi birokrasi, pengembangan ekosistem digital, link and match, perluasan kesempatan kerja, pengembangan talenta muda, reformasi pengawasan, reformasi pengupahan dan perluasan penempatan PMI," ucapnya.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda