Wamendag Jerry: Bisnis Tetap Bisa Tumbuh di Masa Pandemi
Senin, 30 November 2020 - 07:17 WIB
JAKARTA - Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga menilai bahwa selain memberi tekanan pada semua kegiatan ekonomi, pandemi juga memberikan kesempatan bagus bagi pembaharuan bisnis. Wabah Covid-19 menurutnya memberikan jalan bagi review efisiensi dan kreatifitas dalam berusaha.
Pernyataan tersebut, dikatakannya pada akhir pekan lalu di Webinar "Memetakan Peluang Bisnis di Masa Pandemi Covid-19 " yang digelar STIE Bisnis Indonesia". Ada beberapa hal yang dikupas oleh Wamendag berkaitan dengan perdagangan dan bisnis pada masa pandemi ini yaitu munculnya penggunaan teknologi digital secara massif, penataan interaksi sosial yang aman bagi kesehatan dan perubahan pola konsumsi masyarakat. Selain itu pandemi menurutnya juga menguji fleksibilitas dan reliabilitas sebuah bisnis.
(Baca Juga: Bisnis Makin Moncer, Kenali Tantangan dan Peluang Startup Ini)
"Pada intinya, ini seperti sebuah review besar terhadap fleksibilitas dan reliabilitas sebuah bisnis, baik dalam konteks mikro maupun makro. Kita di-review secara mendasar melalui wabah ini agar kita bisa merancang konsep bisnis yang bisa berjalan di konteks apapun," jelasnya di Jakarta, akhir pekan.
Karena itu, menurut Jerry, kreatifitas menjadi kunci. Dia menyebut bahwa teknologi digitasl memberikan jalan lebar bagi munculnya kreatifitas-kreatifitas dalam berbisnis, baik untuk memperbaharui bisnis lama maupun menggarap potensi bisnis baru. Jerry mengatakan bahwa kemendag juga melakukan review, terutama mengenai potensi ekpor baru yang selama ini belum digarap secara optimal yaitu ekspor produk digital dan produk berbasis teknologi.
"Korea Selatan bisa mendapatkan keuntungan yang sangat besar dari ekspor game online. Indonesia juga punya developer-developer yang kreatif dan luar biasa. Inilah salah satu yang menjadi garapan Kemendag untuk didorong pengembangannya," tuturnya.
Jerry juga mengatakan bahwa pandemi memberikan kesempatan bagi evaluasi terhadap efisiensi bisnis. Selama ini Indonesia belum mencapai efisiensi bisnis yang optimal. Padahal efisiensi adalah bagian atau elemen terwujudnya daya saing yang kuat. Efisiensi ini juga yang menurutnya menjadi visi Presiden Joko Widodo. Pembangunan infrastruktur adalah salah satu upaya agar sistem logistik Indoensia berjalan efisien. Demikian juga dengan penggunaan teknologi dan transformasi sistem ekonomi.
"Pada intinya, ada sistem besar yang terus diupayakan perubahannya dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo. Pandemi ini justru menjadi salah satu katalisator bagi bisnis dan sistem ekonomi yang efisien tersebut," ujarnya.
Oleh karena itu, Jerry menyebut bahwa pandemi harus dimaknai positif dan dijalani dengan optimis. Indonesia sendiri menjadi salah satu negara yang relatif bisa melakukan mitigasi ekonomi dalam masa pandemi. Jerry menyebut bahwa neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus yang cukup baik. Hingga November ini surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai lebih dari USD17 miliar. Indonesia juga diprediksi akan bangkit dengan cepat dibandingkan dengan negara lain.
(Baca Juga: Masih Sebagai Pemasok, Wamendag: Indonesia Bisa Capai Posisi Lebih Baik)
Fokus perdagangan luar negeri Indonesia saat ini adalah memaksimalkan potensi ekspor di pasar tradisional sekaligus mengembangkan pasar baru. Menurut Wamendag, dalam rangka itu perjanjian perdagangan baik bilateral maupun multilateral sangat penting. Penyelesaian RCEP yang baru ditandatangani disebut berpotensi meningkatkan ekspor Indonesia hingga 11%. Sementara fasilitas GSP oleh Pemerintah Amerika Serikat selama ini memberikan manfaat perdagangan hingga USD2,2 miliar.
"Pascapandemi kita akan makin aktif untuk menyelesaikan perundingan perdagangan. Saya melihat potensi besar di Turki, Iran, Tunisia dan negara-negara lain yang menunggu produk Indonesia. Ini yang akan pemerintah maksimalkan. Semua itu tentu harus didukung dan dimanfaatkan oleh pengusaha-pengusaha yang kreatif dan efisien," kata Wamendag di akhir acara.
Pernyataan tersebut, dikatakannya pada akhir pekan lalu di Webinar "Memetakan Peluang Bisnis di Masa Pandemi Covid-19 " yang digelar STIE Bisnis Indonesia". Ada beberapa hal yang dikupas oleh Wamendag berkaitan dengan perdagangan dan bisnis pada masa pandemi ini yaitu munculnya penggunaan teknologi digital secara massif, penataan interaksi sosial yang aman bagi kesehatan dan perubahan pola konsumsi masyarakat. Selain itu pandemi menurutnya juga menguji fleksibilitas dan reliabilitas sebuah bisnis.
(Baca Juga: Bisnis Makin Moncer, Kenali Tantangan dan Peluang Startup Ini)
"Pada intinya, ini seperti sebuah review besar terhadap fleksibilitas dan reliabilitas sebuah bisnis, baik dalam konteks mikro maupun makro. Kita di-review secara mendasar melalui wabah ini agar kita bisa merancang konsep bisnis yang bisa berjalan di konteks apapun," jelasnya di Jakarta, akhir pekan.
Karena itu, menurut Jerry, kreatifitas menjadi kunci. Dia menyebut bahwa teknologi digitasl memberikan jalan lebar bagi munculnya kreatifitas-kreatifitas dalam berbisnis, baik untuk memperbaharui bisnis lama maupun menggarap potensi bisnis baru. Jerry mengatakan bahwa kemendag juga melakukan review, terutama mengenai potensi ekpor baru yang selama ini belum digarap secara optimal yaitu ekspor produk digital dan produk berbasis teknologi.
"Korea Selatan bisa mendapatkan keuntungan yang sangat besar dari ekspor game online. Indonesia juga punya developer-developer yang kreatif dan luar biasa. Inilah salah satu yang menjadi garapan Kemendag untuk didorong pengembangannya," tuturnya.
Jerry juga mengatakan bahwa pandemi memberikan kesempatan bagi evaluasi terhadap efisiensi bisnis. Selama ini Indonesia belum mencapai efisiensi bisnis yang optimal. Padahal efisiensi adalah bagian atau elemen terwujudnya daya saing yang kuat. Efisiensi ini juga yang menurutnya menjadi visi Presiden Joko Widodo. Pembangunan infrastruktur adalah salah satu upaya agar sistem logistik Indoensia berjalan efisien. Demikian juga dengan penggunaan teknologi dan transformasi sistem ekonomi.
"Pada intinya, ada sistem besar yang terus diupayakan perubahannya dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo. Pandemi ini justru menjadi salah satu katalisator bagi bisnis dan sistem ekonomi yang efisien tersebut," ujarnya.
Oleh karena itu, Jerry menyebut bahwa pandemi harus dimaknai positif dan dijalani dengan optimis. Indonesia sendiri menjadi salah satu negara yang relatif bisa melakukan mitigasi ekonomi dalam masa pandemi. Jerry menyebut bahwa neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus yang cukup baik. Hingga November ini surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai lebih dari USD17 miliar. Indonesia juga diprediksi akan bangkit dengan cepat dibandingkan dengan negara lain.
(Baca Juga: Masih Sebagai Pemasok, Wamendag: Indonesia Bisa Capai Posisi Lebih Baik)
Fokus perdagangan luar negeri Indonesia saat ini adalah memaksimalkan potensi ekspor di pasar tradisional sekaligus mengembangkan pasar baru. Menurut Wamendag, dalam rangka itu perjanjian perdagangan baik bilateral maupun multilateral sangat penting. Penyelesaian RCEP yang baru ditandatangani disebut berpotensi meningkatkan ekspor Indonesia hingga 11%. Sementara fasilitas GSP oleh Pemerintah Amerika Serikat selama ini memberikan manfaat perdagangan hingga USD2,2 miliar.
"Pascapandemi kita akan makin aktif untuk menyelesaikan perundingan perdagangan. Saya melihat potensi besar di Turki, Iran, Tunisia dan negara-negara lain yang menunggu produk Indonesia. Ini yang akan pemerintah maksimalkan. Semua itu tentu harus didukung dan dimanfaatkan oleh pengusaha-pengusaha yang kreatif dan efisien," kata Wamendag di akhir acara.
(fai)
tulis komentar anda