Masih Sebagai Pemasok, Wamendag: Indonesia Bisa Capai Posisi Lebih Baik

Kamis, 26 November 2020 - 19:15 WIB
loading...
Masih Sebagai Pemasok, Wamendag: Indonesia Bisa Capai Posisi Lebih Baik
Wamendag Jerry Sambuaga meyakini Indonesia dapat meraih peran lebih tinggi di dalam rantai pasok global. Foto/Dok. SINDonews
A A A
JAKARTA - Indonesia diharapkan mampu memainkan peran penting dalam rantai pasok dunia ( global value chain ). Sebagaimana diketahui, saat ini posisi Indonesia masih berada di pemasok bahan mentah dan industri yang padat karya.

"Kita bisa mencapai posisi yang lebih baik, mulai dari desain produk, industri padat teknologi maupun sentra keuangan dan jasa," ungkap Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga pada webinar 7th Annual Indonesia Economic Forum berkolaborasi dengan HSBC. Dalam kesempatan itu, Jerry membawakan makalah berjudul "Emerging Trends in Global Trade".

Dia menjelaskan, perlunya kerangka kebijakan dan implementasi yang baik antarkementerian agar hal tersebut bisa tercapai. Sinergi tersebut diharapkan bisa menjadi pintu keluar dari jebakan "lowest ladder of value chain" (anak tangga terbawah dalam rantai nilai).

(Baca Juga: Ekosistem Rantai Pasok Digital, Dorong Pemulihan Ekonomi)

Salah satu yang diapresiasi dan akan selalu disinergikan adalah kebijakan mengenai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Menurut Jerry, tanggapan dunia usaha soal TKDN juga cukup baik. "Minggu yang lalu, saya bertemu dengan para pengusaha, asosiasi dan para stakeholders dalam diskusi publik sekaligus peninjauan pabrik di Batam yang intinya mereka sangat senang dengan kebijakan TKDN. Bahkan mereka meminta agar penerapannya diperluas dan diintensifkan. Menurut saya itu merupakan salah satu jalan keluar agar kita bisa lebih punya peran dalam rantai pasokan global," kata Jerry.

Langkah lain yang bisa mengangkat Indonesia dalam rantai pasok global menurut Jerry adalah dengan perjanjian-perjanjian perdagangan. Perjanjian dagang bagi Wamen penggemar batik itu akan memperpendek rantai pasokan. Ini akan berdampak pada pola transaksi perdagangan dan akhirnya ke pola produksi juga. Masing-masing negara berupaya untuk meraih posisi rantai pasokan terbaik dengan insentif dibandingkan pihak di luar mereka.

"Misalnya antara Indonesia dan Australia melalui IA-CEPA. Kedua negara tentu ingin mendapatkan manfaat terbaik dengan berkolaborasi untuk mencapai posisi tertentu dalam rantai pasokan dunia. Indonesia dan Australia misalnya bisa bekerja sama dalam mengembangkan produk jamu dengan berbagai kemudahan dan riset Bersama dengan pasar yang sudah jelas. Jadi perjanjian dagang itu akan menjadi sarana untuk saling membesarkan dan kolaborasi, bukan saling menyingkirkan. Begitu idealnya," papar dia.

(Baca Juga: Pemerintah Anyam Industri Kerajinan Masuk Rantai Pasok Global) Untuk itu, dia berharap perjanjian perdagangan bukan hanya dimaknai sebagai perjanjian perdagangan itu sendiri tetapi harus menjadi bagian dari kerangka pengembangan produk, teknologi dan sumber daya manusia. Kerja sama dan kolaborasi antar-stakeholders akan menjadi kunci.

Jerry menegaskan sangat memberikan perhatian kepada pembinaan generasi muda serta research and development (RnD). Sebuah negara, katanya, tidak akan beranjak dari posisi terbawah rantai pasokan global tanpa riset dan pengembangan yang baik.

"Itulah sebabnya saya banyak berkomunikasi dan menjalin sinergi dengan anak-anak muda yang punya potensi besar untuk menghasilkan produk berteknologi tinggi. Kami berupaya menunjang mereka dengan fasilitasi perdagangan. Ke depan, jika ini dilakukan terus menerus, kita bisa menjadi negara maju, khususnya ditinjau dari barang dan jasa yang dihasilkan dan diperdagangkan dengan negara lain," pungkas Jerry.
(fai)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1373 seconds (0.1#10.140)