Pandemi Tak Halangi Produktivitas Petani Bawang Putih Sembalun
Selasa, 12 Mei 2020 - 08:30 WIB
JAKARTA - Untuk menekan penyebaran Covid-19, pemerintah telah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) serta mengimbau masyarakat untuk bekerja, belajar, dan beribadah dari rumah. Berbagai sektor usaha pun terkena imbas karena pola hidup masyarakat yang ikut berubah.
Pada saat banyak pengusaha yang tidak dapat menjalankan usahanya secara optimal, Abdul Rais dan para petani di Sembalun, Lombok, Nusa Tenggara Barat tetap beraktivitas seperti biasa. Pandemi ini secara tidak langsung memberikan dampak positif bagi usaha pertanian bawang putih. Pemerintah memutuskan untuk menghentikan kegiatan impor dari China yang satu di antaranya mencakup komoditas bawang putih.
Rais mengaku bersyukur karena tanaman bawang putihnya telah siap panen. Bawang putih di Pulau Lombok dikenal memiliki keunggulan dapat tumbuh subur di dataran rendah dan kurang subur serta memiliki ukuran yang besar. (Baca:Kementan Upayakan Cabai dan Bawang Dicover Asuransi Pertanian)
“Pertanian merupakan sektor utama yang menghidupi keluarga di daerah Sembalun. Sekitar 6.700 jiwa menaman bawang putih dengan tanaman tumpang sari sebagai selingan. Hadirnya BNI turut meningkatkan kesejahteraan petani di sini dengan akses pembiayaan yang mudah dan ringan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR). Sebelum ada BNI, para petani masih bergantung pada rentenir yang memberikan bunga yang sangat tinggi,” ungkapnya.
Rais mengatakan, dengan ada physical distancing, koordinasi antarpetani dilakukan menggunakan sarana telepon dan aplikasi WhatsApp Messenger. Ihwal yang dikoordinasikan adalah seputar pasokan benih, pupuk, penjualan, hingga akses pembiayaan. Rais turut membantu mengoordinasi para anggota dalam memperoleh pinjaman KUR ke BNI.
Dalam pengajuan pinjaman, berkas dikoordinasi oleh ketua kelompok tani secara kolektif untuk diserahkan dan diproses oleh BNI Kantor Cabang Mataram. Untuk pelunasannya, petani biasanya cukup melakukan setoran ke BNI Kantor Cabang Sembalun atau melalui Agen46 (Agen LAKUPANDAI BNI) terdekat.
Direktur Bisnis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) BNI Tambok P Setyawati menuturkan, kehadiran BNI sejak tiga tahun ini di Kecamatan Sembalun dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Satu di antaranya melalui KUR dengan bunga yang ringan dengan sistem tidak diangsur, melainkan Bayar Ketika Panen (Yarnen) atau lunas setelah panen. (Baca juga: Operasi Pasar Bawang Merah di Surabaya Diserbu Pembeli)
Pola Yarnen ini tidak hanya berlaku kepada petani bawang Sembalun, namun juga kepada petani usaha padi, jagung, dan sebagainya di Jawa Timur serta seluruh sentra pertanian di Indonesia. Penyaluran KUR ke sektor pertanian menjadi satu di antara strategi tumpuan dalam masa Covid-19. Sampai April 2020, BNI telah menyalurkan KUR Tani sebesar Rp47,495 miliar kepada 3.705 petani di Sembalun. (Hatim Varabi)
Pada saat banyak pengusaha yang tidak dapat menjalankan usahanya secara optimal, Abdul Rais dan para petani di Sembalun, Lombok, Nusa Tenggara Barat tetap beraktivitas seperti biasa. Pandemi ini secara tidak langsung memberikan dampak positif bagi usaha pertanian bawang putih. Pemerintah memutuskan untuk menghentikan kegiatan impor dari China yang satu di antaranya mencakup komoditas bawang putih.
Rais mengaku bersyukur karena tanaman bawang putihnya telah siap panen. Bawang putih di Pulau Lombok dikenal memiliki keunggulan dapat tumbuh subur di dataran rendah dan kurang subur serta memiliki ukuran yang besar. (Baca:Kementan Upayakan Cabai dan Bawang Dicover Asuransi Pertanian)
“Pertanian merupakan sektor utama yang menghidupi keluarga di daerah Sembalun. Sekitar 6.700 jiwa menaman bawang putih dengan tanaman tumpang sari sebagai selingan. Hadirnya BNI turut meningkatkan kesejahteraan petani di sini dengan akses pembiayaan yang mudah dan ringan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR). Sebelum ada BNI, para petani masih bergantung pada rentenir yang memberikan bunga yang sangat tinggi,” ungkapnya.
Rais mengatakan, dengan ada physical distancing, koordinasi antarpetani dilakukan menggunakan sarana telepon dan aplikasi WhatsApp Messenger. Ihwal yang dikoordinasikan adalah seputar pasokan benih, pupuk, penjualan, hingga akses pembiayaan. Rais turut membantu mengoordinasi para anggota dalam memperoleh pinjaman KUR ke BNI.
Dalam pengajuan pinjaman, berkas dikoordinasi oleh ketua kelompok tani secara kolektif untuk diserahkan dan diproses oleh BNI Kantor Cabang Mataram. Untuk pelunasannya, petani biasanya cukup melakukan setoran ke BNI Kantor Cabang Sembalun atau melalui Agen46 (Agen LAKUPANDAI BNI) terdekat.
Direktur Bisnis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) BNI Tambok P Setyawati menuturkan, kehadiran BNI sejak tiga tahun ini di Kecamatan Sembalun dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Satu di antaranya melalui KUR dengan bunga yang ringan dengan sistem tidak diangsur, melainkan Bayar Ketika Panen (Yarnen) atau lunas setelah panen. (Baca juga: Operasi Pasar Bawang Merah di Surabaya Diserbu Pembeli)
Pola Yarnen ini tidak hanya berlaku kepada petani bawang Sembalun, namun juga kepada petani usaha padi, jagung, dan sebagainya di Jawa Timur serta seluruh sentra pertanian di Indonesia. Penyaluran KUR ke sektor pertanian menjadi satu di antara strategi tumpuan dalam masa Covid-19. Sampai April 2020, BNI telah menyalurkan KUR Tani sebesar Rp47,495 miliar kepada 3.705 petani di Sembalun. (Hatim Varabi)
(ysw)
Lihat Juga :
tulis komentar anda