Digitalisasi Adalah Keniscayaan, Kehadiran Bank Digital Mendesak
Jum'at, 04 Desember 2020 - 08:27 WIB
(Baca Juga: Bunga Bank Tidak Lagi Menarik, Duit Mulai Mengalir ke Pasar Modal )
Dengan mengadopsi strategi menjadi bank digital justru perbankan konvensional akan lebih mudah menjalankan layanan seperti yang sudah dijalankan oleh Fintech.
"Dengan digitalisasi, bank akan lebih efisien karena tak perlu banyak kantor cabang dan pengeluaran biaya operasional. Semuanya bisa dilayani melalui fasilitas digital," tambahnya.
Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Moch Amin Nurdin digitalisasi akan membantu pengembangan Bank Buku 3 dan Buku 4 untuk berkompetisi mengoptimalkan perubahan gaya hidup dan tuntutan dari para konsumen.
"Bagi bank kecil - menengah menjadi bank digital adalah strategi yang tepat untuk masuk ke pasar yang menginginkan produk dan layanan yang lebih cepat dan simpel. Melalui digitalisasi inilah bank-bank itu akan bisa survive," ujarnya.
Menurut Amin, sudah ada beberapa bank yang membuat platform sebagai bank digital. Salah satu contohnya adalah aliansi kerjasama antara perbankan konvensional dengan fintech. Cara ini cukup efisien untuk menjangkau pasar yang lebih luas dengan biaya efisien.
Beberapa contoh termasuk Bank BCA yang telah mengakuisisi Bank Royal dan mengubahnya menjadi Bank Digital BCA, BTPN dengan produknya Jenius, serta Bank Artos yang dari awal dibentuk sebagai digital-first bank. Bank asing juga telah menerapkan strategi digital bank, seperti Bank DBS dengan layanan Digibank dan UOB dengan produk TMRW.
"Dengan digitalisasi berarti ada pengalaman baru bagi nasabah. Tapi yang lebih penting, bank digital mampu menjangkau konsumen di wilayah yang sulit untuk dapat bertransaksi di bank dengan cepat dan taat proses,"imbuhnya.
Dengan mengadopsi strategi menjadi bank digital justru perbankan konvensional akan lebih mudah menjalankan layanan seperti yang sudah dijalankan oleh Fintech.
"Dengan digitalisasi, bank akan lebih efisien karena tak perlu banyak kantor cabang dan pengeluaran biaya operasional. Semuanya bisa dilayani melalui fasilitas digital," tambahnya.
Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Moch Amin Nurdin digitalisasi akan membantu pengembangan Bank Buku 3 dan Buku 4 untuk berkompetisi mengoptimalkan perubahan gaya hidup dan tuntutan dari para konsumen.
"Bagi bank kecil - menengah menjadi bank digital adalah strategi yang tepat untuk masuk ke pasar yang menginginkan produk dan layanan yang lebih cepat dan simpel. Melalui digitalisasi inilah bank-bank itu akan bisa survive," ujarnya.
Menurut Amin, sudah ada beberapa bank yang membuat platform sebagai bank digital. Salah satu contohnya adalah aliansi kerjasama antara perbankan konvensional dengan fintech. Cara ini cukup efisien untuk menjangkau pasar yang lebih luas dengan biaya efisien.
Beberapa contoh termasuk Bank BCA yang telah mengakuisisi Bank Royal dan mengubahnya menjadi Bank Digital BCA, BTPN dengan produknya Jenius, serta Bank Artos yang dari awal dibentuk sebagai digital-first bank. Bank asing juga telah menerapkan strategi digital bank, seperti Bank DBS dengan layanan Digibank dan UOB dengan produk TMRW.
"Dengan digitalisasi berarti ada pengalaman baru bagi nasabah. Tapi yang lebih penting, bank digital mampu menjangkau konsumen di wilayah yang sulit untuk dapat bertransaksi di bank dengan cepat dan taat proses,"imbuhnya.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda