Bukti Bumi Indonesia Kaya, Larva Lalat Asal Riau Diekspor ke Inggris

Sabtu, 05 Desember 2020 - 08:31 WIB
Ekspor ragam komoditas ekspor baru asal Provinsi Riau dilepas berupa larva kering atau maggot black fly soldier (BSF) sebanyak 4 ton dengan tujuan negara Inggris. Foto/Ilustrasi
JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo melepas ekspor ragam komoditas ekspor baru asal Provinsi Riau berupa larva kering atau maggot black fly soldier (BSF) sebanyak 4 ton dengan tujuan negara Inggris. Maggot merupakan salah satu jenis lalat yang dapat dibudiayakan untuk sumber pakan alternatif bagi sejumlah hewan ternak seperti unggas, ikan, iguana, burung dan lainnya.

“Kembali menjadi bukti, apapun yang kita hasilkan dari bumi Indonesia yang kaya ini sangat dibutuhkan negara lain. Yang dibutuhkan adalah kita melompat dengan cara-cara yang baru dan dengan skala produksi yang lebih besar,” kata Mentan SYL di Jakarta, Sabtu (5/12/2020).

(Baca Juga: Ekspor Boleh Aja Menjulang, Tapi Jokowi Kasih Catatan RI Masih Tertingga l)

Menurutnya, sejalan dengan arahan Presiden Jokowi untuk menangkap peluang besar pasar sektor pertanian baik di Asia maupun di dunia, pihaknya melakukan langkah operasional untuk mendorong pelaku usaha dengan membuka akses pasar.



Salah satunya pihaknya aktif melakukan kerjasama harmonisasi aturan protokol ekspor dan ketentuan sanitari dan fitosanitari produk pertanian dengan negara tujuan ekspor. "Saat ini aturan kebijakan tarif pada perdagangan internasional sudah tidak lagi populer sehingga hanya produk pertanian yang sehat dan aman dari hama penyakit hewan dan tumbuhan jadi syarat keberterimaan produk pertanian di pasar global," paparnya.

(Baca Juga: Mantap! 54 UKM Terlibat Ekspor Senilai Rp178,15 Miliar )

Untuk itu, masih menurut SYL penguatan sistem perkarantinaan menjadi mutlak, karena dengan otoritas yang dimiliki dapat menjamin kesehatan dan keamanan produk pertanian hingga dapat berdaya saing tinggi. Penguatan baik berupa sarana dan prasarana untuk meningkatkan pengawasan dan perlindungan sekaligus berupa inovasi dan terobosan percepatan layanan dengan memanfaatkan teknologi informasi.

“Pertanian tidak boleh hancur dan ini merupakan tanggung jawab kita bersama, semuanya," tandasnya.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More