PLN Sebut 52 PLTU Berpotensi Campurkan Batu Bara dengan Biomassa

Senin, 07 Desember 2020 - 22:34 WIB
PLTU Pacitan yang dioperasikan PT PJB meresmikan penerapan co-firing dengan biomassa. FOTO/Istimewa
JAKARTA - PLN menyatakan ada sebanyak 52 lokasi pembangkit listrik tenaga uap ( PLTU ) berbahan bakar batu bara yang berpotensi bisa menerapkan co–firing hingga tahun 2024. Hingga November 2020 tercatat 23 unit PLTU batu bara yang melakukan uji coba pencampuran bahan bakar batu bara dengan biomassa tersebut.

General Manager PLN Pusat Enjiniring Ketenagalistrikan Chairani Rachmatullah mengungkapkan, program co-firing yang dilakukan pembangkit-pembangkit milik PLN bertujuan untuk mendukung bauran energi baru dan terbarukan (EBT) yang ditargetkan pemerintah sebesar 23% pada 2025.

Selain co-firing yang bahan baku bahan bakarnya memanfaatkan limbah perkebunan maupun sampah, peningkatan EBT di PLN juga akan dilakukan dengan mengganti pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) dengan pembangkit yang ramah lingkungan.

(Baca juga: Butuh 8 Juta Ton Limbah Sampah Serbuk Gergaji Kayu untuk Maksimalkan PLTU )



“Kita per hari ini (Senin, 07/12/2020) sudah punya dua PLTU batu bara yang mengimplementasikan co-firing yakni Paiton dan yang baru saja diresmikan adalah PLTU Pacitan,” kata Chairani dalam webinar seusai Go-Live Komersial Co-Firing PLTU Pacitan 2x315 MW, Senin (07/12/2020).

Sementara itu, Kepala Satuan Teknologi dan Enjiniring PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) Teguh Widjajanto mengatakan, sampai saat ini sudah ada dua PLTU batubara milik PJB yang mengimplementasikan co-firing secara komersial. Selain itu anak usaha PLN juga itu sedang melakukan ujicoba pada 13 PLTU lainnya.

(Baca juga: Pengembangan EBT Jadi Stimulus Ekonomi Pasca Pandemi Covid-19 )

“Untuk yang sudah jalan PLTU Paiton (2x400 MW) dan PLTU Pacitan (2x315 MW) masing-masing menerapkan co-firing dengan campuran 5% bahan bakar ramah lingkungan berupa wood pellet (pelet kayu) dan sawdust (serbuk gergaji),” kata Teguh.
(ynt)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More