Saham Emiten Rokok Rontok Imbas Pengumuman Kenaikan Cukai
Kamis, 10 Desember 2020 - 16:26 WIB
JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Keuangan telah memutuskan untuk menaikkan tarif cukai rokok pada tahun 2021. Adapun kenaikan tarif cukai rokok ditetapkan sebesar 12,5 persen.
Adanya keputusan kenaikan tarif cukai rokok turut mempengaruhi pergerakan harga saham emiten rokok pada penutupan perdagangan hari ini.
Mayoritas harga saham emiten rokok kompak anjlok pada penutupan perdagangan hari ini, mulai dari PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT H M Sampoerna Tbk (HMSP), PT Indonesian Tobacco Tbk (ITIC) dan PT Bentoel Internasional Investama Tbk (RMBA).
( )
Diantara saham emiten rokok lainnya, hanya saham PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) yang menunjukkan adanya pergerakan dua arah sepanjang hari ini dengan ditutup 0 atau tidak naik dan tidak turun.
Saham Gudang Garam turun Rp3.325 atau 6,99 persen ke Rp44.275. Frekuensi perdagangan saham GGRM mencapai 13.439 kali dengan 9,51 juta lembar saham diperdagangkan dan nilai transaksi mencapai Rp450,49 miliar. Price Earning Ratio (PER) 11,31 dan Market Cap Rp85,19 triliun.
Kemudian, saham H M Sampoerna turun Rp125 atau 6,96 persen ke Rp1.670. Frekuensi perdagangan saham HMSP mencapai 51.086 kali dengan 606,45 juta lembar saham diperdagangkan dan nilai transaksi mencapai Rp1,07 triliun. Price Earning Ratio (PER) 21,08 dan Market Cap Rp194,25 triliun.
Lalu, saham Indonesian Tobacco turun Rp65 atau 6,88 persen ke Rp880. Frekuensi perdagangan saham ITIC mencapai 5.777 kali dengan 29,10 juta lembar saham diperdagangkan dan nilai transaksi mencapai Rp26,82 miliar. Price Earning Ratio (PER) 45,80 dan Market Cap Rp827,83 miliar.
( )
Lalu, saham Bentoel Internasional Investama turun Rp4 atau 1,07 persen ke Rp370. Frekuensi perdagangan saham RMBA mencapai 304 kali dengan 1,28 juta lembar saham diperdagangkan dan nilai transaksi mencapai Rp491,09 juta. Price Earning Ratio (PER) -17,91 dan Market Cap Rp13,47 triliun.
Lalu, saham Wismilak Inti Makmur tidak ada pergerakan, Rp0 atau 0,00 persen di Rp595. Frekuensi perdagangan saham WIIM mencapai 19.755 kali dengan 300,87 juta lembar saham diperdagangkan dan nilai transaksi mencapai Rp185,46 miliar. Price Earning Ratio (PER) 8,62 dan Market Cap Rp1,25 triliun.
Adanya keputusan kenaikan tarif cukai rokok turut mempengaruhi pergerakan harga saham emiten rokok pada penutupan perdagangan hari ini.
Mayoritas harga saham emiten rokok kompak anjlok pada penutupan perdagangan hari ini, mulai dari PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT H M Sampoerna Tbk (HMSP), PT Indonesian Tobacco Tbk (ITIC) dan PT Bentoel Internasional Investama Tbk (RMBA).
( )
Diantara saham emiten rokok lainnya, hanya saham PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) yang menunjukkan adanya pergerakan dua arah sepanjang hari ini dengan ditutup 0 atau tidak naik dan tidak turun.
Saham Gudang Garam turun Rp3.325 atau 6,99 persen ke Rp44.275. Frekuensi perdagangan saham GGRM mencapai 13.439 kali dengan 9,51 juta lembar saham diperdagangkan dan nilai transaksi mencapai Rp450,49 miliar. Price Earning Ratio (PER) 11,31 dan Market Cap Rp85,19 triliun.
Kemudian, saham H M Sampoerna turun Rp125 atau 6,96 persen ke Rp1.670. Frekuensi perdagangan saham HMSP mencapai 51.086 kali dengan 606,45 juta lembar saham diperdagangkan dan nilai transaksi mencapai Rp1,07 triliun. Price Earning Ratio (PER) 21,08 dan Market Cap Rp194,25 triliun.
Lalu, saham Indonesian Tobacco turun Rp65 atau 6,88 persen ke Rp880. Frekuensi perdagangan saham ITIC mencapai 5.777 kali dengan 29,10 juta lembar saham diperdagangkan dan nilai transaksi mencapai Rp26,82 miliar. Price Earning Ratio (PER) 45,80 dan Market Cap Rp827,83 miliar.
( )
Lalu, saham Bentoel Internasional Investama turun Rp4 atau 1,07 persen ke Rp370. Frekuensi perdagangan saham RMBA mencapai 304 kali dengan 1,28 juta lembar saham diperdagangkan dan nilai transaksi mencapai Rp491,09 juta. Price Earning Ratio (PER) -17,91 dan Market Cap Rp13,47 triliun.
Lalu, saham Wismilak Inti Makmur tidak ada pergerakan, Rp0 atau 0,00 persen di Rp595. Frekuensi perdagangan saham WIIM mencapai 19.755 kali dengan 300,87 juta lembar saham diperdagangkan dan nilai transaksi mencapai Rp185,46 miliar. Price Earning Ratio (PER) 8,62 dan Market Cap Rp1,25 triliun.
(ind)
tulis komentar anda