Cerita Dubes RI untuk UEA: Rombongan Berisi Erick dan Luhut Minta Kursi Tambahan Saat Makan, tapi Ditolak

Senin, 14 Desember 2020 - 15:12 WIB
Foto/Antara
JAKARTA - Duta Besar RI untuk Uni Emirat Arab (UAE) Husin Bagis membeberkan ketatnya penerapan protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19 di negara setempat. Dia pun ikut membagikan satu kejadian yang berkaitan dengan penerapan protokol kesehatan tersebut.

(Baca juga : Gaji PNS Naik Tahun Depan, Ini Penjelasan BKN )

Pada pekan lalu, Desember 2020, Husin bersama dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir , Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan , dan anggota rombongan mengunjungi sebuah restoran untuk menyantap makanan. Namun, di restoran tersebut hanya ada empat kursi yang disediakan untuk satu meja. Hal tersebut merupakan implementasi protokol kesehatan di lingkungan atau lokasi bisnis makanan dan minumam tersebut.( Baca juga:Siap-Siap! Bakal Ada Persyaratan Baru untuk Pergi Liburan Akhir Tahun )

Karena lebih dari empat, mau tak mau, utusan atau rombongan Indonesia pun meminta tambahan satu kursi. Permintaan tersebut ditolak oleh pelayan restoran. Alasannya, jika ketahuan melanggar protokol kesehatan, maka otoritas akan menutup bisnis mereka.



"Saya pernah makan minggu lalu dengan Pak Luhut dan Pak Erick Thohir, mau tambah satu kursi, enggak boleh. Sebab, menambah satu kursi berisiko penutupan restoran," ujar Husin, Senin (14/12/2020).

(Baca juga : Korsel Nyatakan Darurat COVID-19 dengan 950 Kasus Baru Sehari )

Pemerintah UAE terus berusaha melakukan pencegahan Covid-19. Karena itu, pada sisi hukum, kata Husin, otoritas cukup tegas. Contoh lain yang dia sebutkan adalah penggunaan masker di dalam mobil. Bila ketahuan ada warga yang tidak menggunakan masker saat berkendara, maka akan dikenakan denda. ( Baca juga:Tak Puas Jawaban Kapolres Ciamis, Ini Langkah Massa Simpatisan Habib Rizieq )

Kebijakan Pemerintah UAE tercatat berhasil menekan angka penularan di negaranya. Husin mencatat, hingga Senin hari ini, terdapat 18 juta orang yang menjalani swab test. Di mana, 183.000 orang terinfeksi virus dan 163.000 dinyatakan sembuh. Sementara, 600 orang dinyatakan meninggal dunia.

"Hanya 600 meninggal, sisanya dalam proses recovery. Jadi tingkat kesembuhan tinggi mengingat banyak fasilitas kesehatan yang memadai dan sarana penunjang teknis yang menunjang di UEA," ujar dia.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More