Investasi Masih Mengalir

Selasa, 15 Desember 2020 - 06:02 WIB
“Tentu ini merupakan kepercayaan yang terus didorong dan menunjukkan aktivitas sektor riil untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di 2021," kata Airlangga di Jakarta, kemarin.

Investasi Bayangan

Kendati sejumlah data ekonomi dan pasar modal menunjukkan perbaikan, namun nilai investasi yang digelontorkan perusahaan-perusahaan private equity sepanjang tahun ini menurun drastis. Menurut laporan perusahaan konsultasi Bain & Company, hingga kuartal III/2020 dana yang digelontorkan perusahaan private equity ke wilayah Asia Tenggara justru turun lebih dari setengahnya.

Secara umum, nilai kesepakatan ekuitas swasta di Asia Tenggara turun lebih dari 50% menjadi hanya USD5 miliar pada periode Januari-September 2020, dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar USD12 miliar. Penyebabnya, banyak investor di kawasan ini yang berhati-hati mengeluarkan modal menyusul timbulnya ketidakpastian ekonomi akibat Covid-19. (Baca juga: 5 Makanan Asam yang Ampuh Menurunkan Berat Badan)

Kendati demikian, Bain & Company menyebutkan, suntikan modal melalui investasi bayangan (shadow investment) justru tetap mengalir dan menjadi salah satu harapan yang dapat mendongkrak ekuitas swasta dan perekonomian kawasan dalam jangka panjang.

“Investasi bayangan tidak terpengaruh selama pandemi Covid-19,” ungkap Bain & Company dalam keterangan pers, pekan lalu. Istilah “bayangan” diambil karena investor tidak mempublikasikan investasi mereka, baik nama perusahaan ataupun nilai. Namun, aliran dana itu dapat dilihat dari aktivitas bisnis perusahaan.

Tahun lalu, investasi bayangan berhasil memperkuat pertumbuhan ekonomi Asia Tenggara setelah ekuitas swasta dan modal ventura mencapai USD12 miliar, angka tertinggi yang pernah diraih di Asia Tenggara.

“Jika menilik laporan pada akhir tahun ini, jumlah kesepakatan secara keseluruhan turun drastis di Asia Tenggara dibandingkan tahun lalu, terutama untuk kesepakatan besar,” ujar Penasehat Senior Bain & Company, Suvir Varma.

Sejauh ini, ungkap laporan tersebut, tidak ada penutupan ekuitas swasta di Asia Tenggara pada kuartal I dan II 2020. Penutupan hanya terjadi empat kali pada kuartal III/2020. Sebagai perbandingan, jumlah penutupan ekuitas swasta pada kuartal III/2019 mencapai 14 unit. (Baca juga: Canggih, India Gunakan Robot untuk Merawat Pasien)

Modal Baik
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More