Ini Penyebab Pertumbuhan Kredit Loyo di Akhir Tahun

Jum'at, 18 Desember 2020 - 14:26 WIB
Pertumbuhan kredit lebih disebabkan oleh permintaan dari dunia usaha.
JAKARTA - Bank Indonesia menilai rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan Oktober 2020 tetap tinggi yakni 23,70%, dan rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) tetap rendah yakni 3,15% (bruto) dan 1,03% (neto). Namun demikian, fungsi intermediasi dari sektor keuangan masih lemah.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan BI memandang bahwa rendahnya pertumbuhan kredit lebih disebabkan oleh sisi permintaan dari dunia usaha, di samping karena persepsi risiko dari sisi penawaran perbankan.

(Baca juga:Waduh! Penyaluran Kredit Perbankan Masih Melanjutkan Kontraksi)



“Ini tercermin dari pertumbuhan kredit pada November 2020 yang masih terkontraksi 1,39% (yoy), sedangkan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 11,55% (yoy),” kata Perry dalam siaran pers yang diterima Jakarta, Jumat (18/12/2020).

Lalu, pertumbuhan kredit berpotensi akan meningkat pada sektor-sektor seperti industri makanan dan minuman, industri logam dasar, industri kulit dan alas kaki, di samping sejumlah sektor-sektor prioritas yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan ekspor.

(Baca juga:Restrukturisasi Kredit Perbankan Capai Rp932,4 Triliun)

“Kinerja korporasi pada sektor-sektor tersebut serta pada UMKM menunjukan perbaikan, tercermin pada peningkatan indikator penjualan dan kemampuan bayar di dunia usaha,” katanya.

BI akan melanjutkan kebijakan makroprudensial akomodatif. Selain itu juga memperkuat sinergi dan koordinasi kebijakan dengan pemerintah, Komite Stabilitas Sektor Keuangan (KSSK), perbankan dan dunia usaha. Tujuannya untuk mengatasi permasalahan sisi permintaan dan penawaran dalam penyaluran kredit/pembiayaan dari perbankan kepada dunia usaha pada sektor-sektor prioritas.
(dar)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More