Mentan Sebut Kopi Indonesia Punya Aroma Pas, Sudah Tembus Eropa hingga AS
Senin, 28 Desember 2020 - 17:06 WIB
JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) merasa yakin bahwa kopi Indonesia akan tumbuh berkembang terus. Dimana hampir di tiap kota dan desa, kedai kopi tumbuh mulai dari yang sederhana hingga yang modern. Dapat diprediksi pertumbuhannya sampai akhir tahun nanti antara 15%-20%.
"Sekarang ini kita di tempat pengolahan Kopi Luwak, sebagai bukti bahwa Kopi Indonesia memiliki rasa tersendiri. Iklim tropis negara kitalah yang membuat produk kopi yang dihasilkan memiliki tingkat keasaman serta aroma yang pas," tutur Mentan SYL di Jakarta, Senin (28/12/2020).
(Baca Juga: Ekspor Kopi Indonesia Turun Gegara Milenial Makin Doyan Ngopi? )
"Anda sudah lihat sendiri, dan dengar langsung dari pemilik Kopi Luwak Cikole Pak Sugeng. Pengunjung kedai kopi ini tidak kurang dari 100 orang perhari dan bahkan sebelum pandemi pengunjung mencapai 300 orang perhari," tegas Mentan SYL.
Pemilik kedai dan usaha pengembangan Kopi Luwak Cikole yaitu Sugeng Pudjianto menyampaikan bahwa, "tempat ini sejak tahun 2015 lalu dijadikan tempat percontohan dan pusat sarana edukasi terkait penangkaran hewan luwak dengan penunjukan langsung oleh Kementerian Pertanian dan Asosiasi Kopi Luwak Indonesia," tutur Sugeng.
Tidak heran jika tempat produksinya sering ramai mendapat kunjungan silih berganti dari wisatawan lokal maupun mancanegara, terutama dari Eropa, Asia, hingga Timur Tengah. Mempunyai 200 ekor musang, rumah produksi Kopi Luwak Cikole dapat menghasilkan 120 kg kopi luwak per bulan.
Harganya berkisar Rp 3 juta per kilogram (kg). Permintaannya tinggi baik di dalam negeri maupun luar negeri. Namun Sugeng tidak mau terlalu berambisi memenuhi seluruh permintaan yang datang. Yang menjadi fokusnya adalah menciptakan produk berkualitas, namun tetap menjaga kesejahteraan luwak.
Sugeng terus menjaga dan meningkatkan standar produksi serta kualitas kopi luwak yang dihasilkan dengan menerapkan prinsip kesejahteraan luwak. Yakni dengan memperhatikan ukuran kandang, kebersihannya, makanannya hingga kesehatan luwak.
(Baca Juga: Siasat Pelaku Bisnis Kopi di Tengah Pandemi COVID-19 )
"Sekarang ini kita di tempat pengolahan Kopi Luwak, sebagai bukti bahwa Kopi Indonesia memiliki rasa tersendiri. Iklim tropis negara kitalah yang membuat produk kopi yang dihasilkan memiliki tingkat keasaman serta aroma yang pas," tutur Mentan SYL di Jakarta, Senin (28/12/2020).
(Baca Juga: Ekspor Kopi Indonesia Turun Gegara Milenial Makin Doyan Ngopi? )
"Anda sudah lihat sendiri, dan dengar langsung dari pemilik Kopi Luwak Cikole Pak Sugeng. Pengunjung kedai kopi ini tidak kurang dari 100 orang perhari dan bahkan sebelum pandemi pengunjung mencapai 300 orang perhari," tegas Mentan SYL.
Pemilik kedai dan usaha pengembangan Kopi Luwak Cikole yaitu Sugeng Pudjianto menyampaikan bahwa, "tempat ini sejak tahun 2015 lalu dijadikan tempat percontohan dan pusat sarana edukasi terkait penangkaran hewan luwak dengan penunjukan langsung oleh Kementerian Pertanian dan Asosiasi Kopi Luwak Indonesia," tutur Sugeng.
Tidak heran jika tempat produksinya sering ramai mendapat kunjungan silih berganti dari wisatawan lokal maupun mancanegara, terutama dari Eropa, Asia, hingga Timur Tengah. Mempunyai 200 ekor musang, rumah produksi Kopi Luwak Cikole dapat menghasilkan 120 kg kopi luwak per bulan.
Harganya berkisar Rp 3 juta per kilogram (kg). Permintaannya tinggi baik di dalam negeri maupun luar negeri. Namun Sugeng tidak mau terlalu berambisi memenuhi seluruh permintaan yang datang. Yang menjadi fokusnya adalah menciptakan produk berkualitas, namun tetap menjaga kesejahteraan luwak.
Sugeng terus menjaga dan meningkatkan standar produksi serta kualitas kopi luwak yang dihasilkan dengan menerapkan prinsip kesejahteraan luwak. Yakni dengan memperhatikan ukuran kandang, kebersihannya, makanannya hingga kesehatan luwak.
(Baca Juga: Siasat Pelaku Bisnis Kopi di Tengah Pandemi COVID-19 )
tulis komentar anda