Ekspor Kopi Indonesia Turun Gegara Milenial Makin Doyan Ngopi?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indonesia merupakan negara eksportir kopi terbesar ke-4 di dunia. Namun, ekspor kopi Indonesia ke luar negeri mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini karena tingkat konsumsi kopi di dalam negeri terus meningkat seiring dengan menjamurnya kedai kopi di tanah air.
"Indonesia tidak hanya eksportir kopi tetapi juga konsumen kopi. Konsumsi kopi dalam negeri meningkat karena banyak munculnya kafe-kafe yang menjual kopi," ujar Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Doni P. Joewono pada acara dialog kopi "Kulak Kulik Nikmatnya Bisnis Kopi" secara virtual, Sabtu (21/11/2020).
( )
Menurut Doni, meningkatnya konsumsi kopi di dalam negeri juga karena sudah menjadi gaya hidup di masyarakat terutama kalangan milenial. Menjamurnya bisnis kopi modern ini turut mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif.
Di sisi lain, impor kopi juga mulai meningkat seiring tingginya kebutuhan di dalam negeri. "Kita takut impornya naik melebihi ekspornya. Ini yang harus kita tutup," ungkapnya.
Doni menuturkan, Indonesia baru mampu memenuhi 4% dari kebutuhan kopi secara global. Produktivitas kopi di dalam negeri belum bisa setinggi negara Brazil maupun Vietnam.
( )
"Ini jadi tantangan kita untuk meningkatkan produksi kopi di dalam negeri. Produktivitas tanaman kopi kita masih rendah. Ekspor kita masih dalam bentuk biji, belum roasted," jelasnya.
Dalam hal ini BI melakukan sejumlah program pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) kopi di seluruh kantor perwakilan BI yang mencakup pembinaan dari hulu ke hilir. Saat ini terdapat 14 dari 62 UMKM penghasil kopi binaan BI yang telah menembus pasar ekspor, baik langsung maupun tidak langsung.
( )
"Kami berharap kolaborasi BI dan Specialty Coffee Association Of Indonesia (SCAI) bisa membantu dan memberikan edukasi sehingga kopi Indonesia mampu menembus pasar ekspor," tandasnya.
"Indonesia tidak hanya eksportir kopi tetapi juga konsumen kopi. Konsumsi kopi dalam negeri meningkat karena banyak munculnya kafe-kafe yang menjual kopi," ujar Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Doni P. Joewono pada acara dialog kopi "Kulak Kulik Nikmatnya Bisnis Kopi" secara virtual, Sabtu (21/11/2020).
( )
Menurut Doni, meningkatnya konsumsi kopi di dalam negeri juga karena sudah menjadi gaya hidup di masyarakat terutama kalangan milenial. Menjamurnya bisnis kopi modern ini turut mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif.
Di sisi lain, impor kopi juga mulai meningkat seiring tingginya kebutuhan di dalam negeri. "Kita takut impornya naik melebihi ekspornya. Ini yang harus kita tutup," ungkapnya.
Doni menuturkan, Indonesia baru mampu memenuhi 4% dari kebutuhan kopi secara global. Produktivitas kopi di dalam negeri belum bisa setinggi negara Brazil maupun Vietnam.
( )
"Ini jadi tantangan kita untuk meningkatkan produksi kopi di dalam negeri. Produktivitas tanaman kopi kita masih rendah. Ekspor kita masih dalam bentuk biji, belum roasted," jelasnya.
Dalam hal ini BI melakukan sejumlah program pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) kopi di seluruh kantor perwakilan BI yang mencakup pembinaan dari hulu ke hilir. Saat ini terdapat 14 dari 62 UMKM penghasil kopi binaan BI yang telah menembus pasar ekspor, baik langsung maupun tidak langsung.
( )
"Kami berharap kolaborasi BI dan Specialty Coffee Association Of Indonesia (SCAI) bisa membantu dan memberikan edukasi sehingga kopi Indonesia mampu menembus pasar ekspor," tandasnya.
(ind)