Harga Kedelai Naik 50%, Perajin Tahu Tempe Ancam Mogok Produksi

Kamis, 31 Desember 2020 - 17:04 WIB
Perajin tahu tempe menjerit akibat harga kedelai impor yang naik hingga 50% dan berdampak kepada harga jual produksi tempe dan tahu. Foto/Ilustrasi
JAKARTA - Ketua Umum Gabungan Koperasi Tempe dan Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifuddin mengatakan, harga kedelai impor sudah naik hampir 50% dalam beberapa bulan terakhir. Hal ini membuat para perajin tahu dan tempe kewalahan dan akan mogok produksi.

(Baca Juga: Mentan Syahrul Yasin Limpo Genjot Produksi Kedelai di Sulawesi Barat)

"Waktu kedelai impor naik 10-20%, mereka masih bisa bertahan. Tetapi karena terlalu tinggi akhirnya tidak bisa tahan," ujarnya ketika dihubungi, Kamis (31/12/2020).

Seperti diketahui, para perajin tempe dan tahu yang tergabung dalam Gakoptindo akan melakukan mogok produksi pada 1-3 Januari 2021. Aksi ini dilakukan untuk menyikapi harga kedelai yang terus naik dan berdampak kepada harga jual produksi tempe dan tahu.



Menurut Aip, awalnya tidak ada keinginan mogok produksi tetapi karena menaikkan harga kedelai susah di pasaran sehingga mereka melakukan mogok produksi. "Kenapa begitu? Karena memang pengrajin tempe dan tahu itu jualannya sebagai pabrikan kecil kepada pedagang di pasar. Mereka ini sudah berhubungan puluhan tahun. Jadi begitu dinaikkan harganya sedikit, pedagang pasarnya tidak mau. Ada juga yang mau dan mengerti," ungkapnya.

(Baca Juga: Kaya Nutrisi, Kedelai Layak di Konsumsi di Masa Pandemi)

Dia menambahkan, aksi mogok ini produksi tempe dan tahu ini tidak di seluruh Indonesia sehingga produksi tempe dan tahu masih tetap ada. "Mogok produksi ini tidak di seluruh Indonesia, hanya di beberapa wilayah. Misalnya kemarin di Jawa Timur sebagian besar masih tetap jalan produksinya," tuturnya.
(fai)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More