Ketergantungan Kedelai Impor Bikin Produsen Tahu Tempe Gempor, Ini Saran Analis
Minggu, 03 Januari 2021 - 10:01 WIB
Maka itu, Analis ekonomi-politik dari UIN Jakarta ini menegaskan, pemerintah dalam hal ini Kementerian pertanian (Kementan) seharusnya mampu menangkap potensi pasar ini.
Sudah selayaknya kementerian yang dipimpin Syahrul Yasin Limpo itu menggalakkan program yang bertujuan meningkatkan produksi kedelai dalam negeri agar kebutuhan pasar kedelai di dalam negeri tidak lagi bergantung pada produk impor.
Lebih lanjut Surya mengatakan, Kementan seharusnya lebih berani mengajukan berbagai program terobosan pemberdayaan bagi petani kedelai, riset mengenai pengembangan produk kedelai, dan penyaluran modal bagi para petani kedelai. Tujuannya agar produksi kedelai dalam negeri mampu menjadi raja di negeri sendiri, dan tidak lagi bergantung pada kedelai impor.
"Sehingga harga kedelai di dalam negeri mampu lebih stabil dan tidak memberatkan para produsen makanan olahan kedelai seperti yang terjadi saat ini," pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Gabungan Koperasi Tempe dan Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifuddin mengatakan, harga kedelai impor sudah naik hampir 50% dalam beberapa bulan terakhir. Hal ini membuat para perajin tahu dan tempe kewalahan dan akan mogok produksi.
( )
Salah satu produsen tahu, Sofia (68) warga Kampung Babakan Sawah, RT 28/05 Kelurahan Sindangkasih, Purwakarta menyebutkan, harga kedelai impor melambung menjadi Rp900.000/kuintal. Sebelumnya harga bahan baku itu berada pada kisaran Rp680.000-700.000/kuintal. “Pada saat normal kami mampu membeli dan memproduksi sampai 3 kuintal kedelai,” kata Sofia, Jumat (1/1/2021).
Lihat Juga: Gerak Cepat Atasi Kekeringan, Kementan Sabet Penghargaan Komunikasi Publik Terbaik di AMH 2024
Sudah selayaknya kementerian yang dipimpin Syahrul Yasin Limpo itu menggalakkan program yang bertujuan meningkatkan produksi kedelai dalam negeri agar kebutuhan pasar kedelai di dalam negeri tidak lagi bergantung pada produk impor.
Lebih lanjut Surya mengatakan, Kementan seharusnya lebih berani mengajukan berbagai program terobosan pemberdayaan bagi petani kedelai, riset mengenai pengembangan produk kedelai, dan penyaluran modal bagi para petani kedelai. Tujuannya agar produksi kedelai dalam negeri mampu menjadi raja di negeri sendiri, dan tidak lagi bergantung pada kedelai impor.
"Sehingga harga kedelai di dalam negeri mampu lebih stabil dan tidak memberatkan para produsen makanan olahan kedelai seperti yang terjadi saat ini," pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Gabungan Koperasi Tempe dan Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifuddin mengatakan, harga kedelai impor sudah naik hampir 50% dalam beberapa bulan terakhir. Hal ini membuat para perajin tahu dan tempe kewalahan dan akan mogok produksi.
( )
Salah satu produsen tahu, Sofia (68) warga Kampung Babakan Sawah, RT 28/05 Kelurahan Sindangkasih, Purwakarta menyebutkan, harga kedelai impor melambung menjadi Rp900.000/kuintal. Sebelumnya harga bahan baku itu berada pada kisaran Rp680.000-700.000/kuintal. “Pada saat normal kami mampu membeli dan memproduksi sampai 3 kuintal kedelai,” kata Sofia, Jumat (1/1/2021).
Lihat Juga: Gerak Cepat Atasi Kekeringan, Kementan Sabet Penghargaan Komunikasi Publik Terbaik di AMH 2024
(ind)
tulis komentar anda