Kabar Gembira, Indeks Manufaktur Indonesia Terus Ekspansif
Selasa, 05 Januari 2021 - 03:00 WIB
JAKARTA - Aktivitas industri manufaktur di Tanah Air menunjukkan kinerja yang gemilang pada bulan terakhir tahun 2020. Meskipun masih di tengah tekanan berat akibat pandemi Covid-19, geliat industri manufaktur di dalam negeri terus berupaya bangkit menembus fase ekspansif.
Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Desember 2020 tercatat di level 51,3 atau naik dibanding capaian bulan sebelumnya yang berada di posisi 50,6. Peningkatan indeks ini didukung adanya pertumbuhan pesanan baru, yang mengacu ekspansi solid pada output. Kenaikan ini merupakan tercepat kedua dalam sejarah survei selama hampir sepuluh tahun. ( Baca juga:Jalan Masih Panjang, PMI Manufaktur Menunjukkan Terus Berupaya Ekspansif )
“Ini capaian yang luar biasa. Hal ini juga menunjukkan bahwa langkah-langkah kebijakan Kementerian Perindustrian mampu mendorongnya,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Senin (4/1/2021).
Menperin menegaskan, Indonesia memiliki modal yang cukup kuat untuk bisa memasuki tahap pemulihan ekonomi. “Pemerintah optimistis seluruh rangkaian strategi dan kebijakan yang telah dilakukan mampu memanfaatkan peluang pemulihan ekonomi yang ada ke depan," ujarnya.
Menteri Agus menyebutkan, terdapat tiga subsektor yang diproyeki mampu mencatatkan akselerasi pertumbuhan ciamik pada 2021, yakni industri makanan, minuman, serta kertas dan barang dari kertas. Kemenperin mencatat, industri minuman misalnya, dapat tumbuh 4,39% secara tahunan pada 2021.
Selain itu, Agus menyatakan, pihaknya akan memberikan perhatian khusus pada beberapa sektor manufaktur, seperti industri farmasi, produk obat, kimia, obat tradisional, bahan kimia, barang dari bahan kimia, logam dasar, dan makanan. ( Baca juga:Diuji, Apple iPhone 12 Pro Max Tak Hanya Lebih Besar, tapi juga Lebih Baik )
Untuk tahun ini, pertumbuhan industri tersebut diperkirakan kembali ke jalur positif. Seluruh subsektor manufaktur digadang-gadang kembali bergairah. “Dengan asumsi pandemi sudah bisa dikendalikan dan aktivitas ekonomi sudah bisa kembali pulih, kami memproyeksikan pertumbuhan industri manufaktur pada 2021 akan tumbuh 3,95%,” paparnya.
Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Desember 2020 tercatat di level 51,3 atau naik dibanding capaian bulan sebelumnya yang berada di posisi 50,6. Peningkatan indeks ini didukung adanya pertumbuhan pesanan baru, yang mengacu ekspansi solid pada output. Kenaikan ini merupakan tercepat kedua dalam sejarah survei selama hampir sepuluh tahun. ( Baca juga:Jalan Masih Panjang, PMI Manufaktur Menunjukkan Terus Berupaya Ekspansif )
“Ini capaian yang luar biasa. Hal ini juga menunjukkan bahwa langkah-langkah kebijakan Kementerian Perindustrian mampu mendorongnya,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Senin (4/1/2021).
Menperin menegaskan, Indonesia memiliki modal yang cukup kuat untuk bisa memasuki tahap pemulihan ekonomi. “Pemerintah optimistis seluruh rangkaian strategi dan kebijakan yang telah dilakukan mampu memanfaatkan peluang pemulihan ekonomi yang ada ke depan," ujarnya.
Menteri Agus menyebutkan, terdapat tiga subsektor yang diproyeki mampu mencatatkan akselerasi pertumbuhan ciamik pada 2021, yakni industri makanan, minuman, serta kertas dan barang dari kertas. Kemenperin mencatat, industri minuman misalnya, dapat tumbuh 4,39% secara tahunan pada 2021.
Selain itu, Agus menyatakan, pihaknya akan memberikan perhatian khusus pada beberapa sektor manufaktur, seperti industri farmasi, produk obat, kimia, obat tradisional, bahan kimia, barang dari bahan kimia, logam dasar, dan makanan. ( Baca juga:Diuji, Apple iPhone 12 Pro Max Tak Hanya Lebih Besar, tapi juga Lebih Baik )
Untuk tahun ini, pertumbuhan industri tersebut diperkirakan kembali ke jalur positif. Seluruh subsektor manufaktur digadang-gadang kembali bergairah. “Dengan asumsi pandemi sudah bisa dikendalikan dan aktivitas ekonomi sudah bisa kembali pulih, kami memproyeksikan pertumbuhan industri manufaktur pada 2021 akan tumbuh 3,95%,” paparnya.
(uka)
tulis komentar anda