Jalan Masih Panjang, PMI Manufaktur Menunjukkan Terus Berupaya Ekspansif

Senin, 04 Januari 2021 - 09:28 WIB
loading...
Jalan Masih Panjang, PMI Manufaktur Menunjukkan Terus Berupaya Ekspansif
IHS Markit mencatat Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Desember 2020 berada di posisi 51,3 menandakan bahwa sejumlah sektor manufaktur masih melakukan upaya perluasan usaha atau ekspansif. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - IHS Markit mencatat Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Desember 2020 berada di posisi 51,3. Posisi ini naik dibandingkan pada November 2020 yang sebesar 50,6.

(Baca Juga: Pandemi Bikin Hancur Kinerja Industri Manufaktur )

Data tersebut menunjukkan peningkatan sedang pada kondisi bisnis , dan paling tinggi selama sepuluh bulan. PMI di atas angka 50 menandakan bahwa sejumlah sektor manufaktur masih melakukan upaya perluasan usaha atau ekspansif.

Direktur Ekonomi IHS Markit, Andrew Harker mengatakan, perusahaan Indonesia secara umum memiliki akhir positif untuk tahun 2020. Data PMI terbaru menunjukkan kenaikan dua bulan berturut-turut pada output dan pesanan baru.

"Jalan masih panjang mengingat gangguan parah yang disebabkan oleh pandemi Covid-19, tetapi produsen setidaknya yakin dengan prospek tahun 2021," ujar Andrew dalam keterangan tertulis, Senin (4/1/2021).

Dari segi yang kurang positif, tingkat kapasitas di sektor tersebut begitu rendah sehingga terjadi penurunan ketenagakerjaan lebih lanjut. Sementara gangguan rantai pasokan yang meluas menghambat upaya untuk mengamankan bahan baku. "Perusahaan berharap bahwa area ini akan menunjukkan tanda-tanda peningkatan pada awal tahun 2021," imbuhnya.

(Baca Juga: Daya Saing Manufaktur Indonesia Ungguli India dan Vietnam )

Bulan terakhir pada tahun 2020 menunjukkan perbaikan lebih lanjut pada kondisi bisnis di sektor manufaktur Indonesia. Pertumbuhan pesanan baru dipercepat, mengacu pada ekspansi solid lain pada output yang tergolong tercepat kedua dalam sejarah survei hampir sepuluh tahun. Namun terbukti bahwa masih ada kapasitas cadangan, mengarah pada penurunan ketenagakerjaan lebih lanjut.

Sementara itu tercatat laporan hambatan pada rantai pasokan, mengarah pada penundaan pengiriman dan peningkatan biaya input. Akibatnya harga output juga naik, dan sebagian besar hanya dalam waktu satu setengah tahun.

"Manufaktur di Indonesia tetap percaya diri bahwa output akan naik selama tahun mendatang, meskipun sentimen sedikit menurun pada bulan Desember. Optimisme berpusat pada prediksi peningkatan pesanan baru lebih lanjut dan harapan bahwa pandemi Covid-19 akan mereda," tuturnya.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1092 seconds (0.1#10.140)