Harga Minyak Mentah Dunia Dekati Level Tertinggi 11 Bulan Terbius Janji Saudi
Jum'at, 08 Januari 2021 - 11:07 WIB
TOKYO - Harga minyak mentah dunia beranjak naik pada perdagangan, Jumat (8/1/2021) untuk melayang mendekati level tertinggi 11 bulan. Hal ini setelah terbius janji Arab Saudi yang akan memotong produksi minyak secara sukarela di tengah kekhawatiran atas permintaan bahan bakar yang lebih lambat.
Dilansir Reuters hari ini, tercatat harga minyak Brent naik 2 sen menjadi USD54,40 per barel, setelah ditutup sedikit lebih tinggi pada hari sebelumnya. Menyentuh USD54.90 pada hari Kamis, tertinggi sejak Februari.
(Baca Juga: OPEC Cemas, Mutan Baru Corona Bikin Suram Permintaan Minyak Global )
Sedangkan West Texas Intermediate (WTI) AS juga memperoleh dorongan 2 sen menjadi USD50,85 per barel. Kontrak ditutup naik 0,4% pada hari Kamis setelah juga mencapai posisi terbaiknya sejak Februari di USD51.28/barel.
Kedua tolok ukur harga minyak dunia tersebut berada di jalur untuk mencetak keuntungan sekitar 5% pada minggu ini. Di sisi lain ada angin segar yang datang awal pekan saat Arab Saudi, eksportir minyak terbesar di dunia mengatakan, akan memangkas output 1 juta barel per hari (bpd) pada Februari dan Maret.
Pada hari Kamis, tujuh kargo minyak mentah Laut Utara dibeli dan dijual di jendela perdagangan yang dioperasikan oleh Platts, mencetak rekor yang menurut sumber perdagangan mungkin mencerminkan pasokan yang lebih ketat setelah pemangkasan.
(Baca Juga: Melejit! Harga Minyak Mentah RI Jadi USD47,78 per Barel )
Pandemi yang mengganas diklaim jumlah kematian tertingginya berada di AS, dimana telah menewaskan lebih dari 4.000 orang dalam satu hari. Sementara China melaporkan peningkatan terbesar dalam kasus harian dalam lebih dari lima bulan.
Persediaan bahan bakar AS naik pekan lalu, dengan stok bensin meningkat 4,5 juta barel, peningkatan terbesar sejak April, hal ini disampaikan oleh Administrasi Informasi Energi.
Namun ekuitas global, yang dipimpin oleh Wall Street mencapai rekor tertinggi untuk memberikan dukungan ke harga minyak karena pasar bertaruh pemerintah baru yang dikendalikan Demokrat akan melakukan pengeluaran berat dan peminjaman untuk mendukung pemulihan ekonomi AS.
Dilansir Reuters hari ini, tercatat harga minyak Brent naik 2 sen menjadi USD54,40 per barel, setelah ditutup sedikit lebih tinggi pada hari sebelumnya. Menyentuh USD54.90 pada hari Kamis, tertinggi sejak Februari.
(Baca Juga: OPEC Cemas, Mutan Baru Corona Bikin Suram Permintaan Minyak Global )
Sedangkan West Texas Intermediate (WTI) AS juga memperoleh dorongan 2 sen menjadi USD50,85 per barel. Kontrak ditutup naik 0,4% pada hari Kamis setelah juga mencapai posisi terbaiknya sejak Februari di USD51.28/barel.
Kedua tolok ukur harga minyak dunia tersebut berada di jalur untuk mencetak keuntungan sekitar 5% pada minggu ini. Di sisi lain ada angin segar yang datang awal pekan saat Arab Saudi, eksportir minyak terbesar di dunia mengatakan, akan memangkas output 1 juta barel per hari (bpd) pada Februari dan Maret.
Pada hari Kamis, tujuh kargo minyak mentah Laut Utara dibeli dan dijual di jendela perdagangan yang dioperasikan oleh Platts, mencetak rekor yang menurut sumber perdagangan mungkin mencerminkan pasokan yang lebih ketat setelah pemangkasan.
(Baca Juga: Melejit! Harga Minyak Mentah RI Jadi USD47,78 per Barel )
Pandemi yang mengganas diklaim jumlah kematian tertingginya berada di AS, dimana telah menewaskan lebih dari 4.000 orang dalam satu hari. Sementara China melaporkan peningkatan terbesar dalam kasus harian dalam lebih dari lima bulan.
Persediaan bahan bakar AS naik pekan lalu, dengan stok bensin meningkat 4,5 juta barel, peningkatan terbesar sejak April, hal ini disampaikan oleh Administrasi Informasi Energi.
Namun ekuitas global, yang dipimpin oleh Wall Street mencapai rekor tertinggi untuk memberikan dukungan ke harga minyak karena pasar bertaruh pemerintah baru yang dikendalikan Demokrat akan melakukan pengeluaran berat dan peminjaman untuk mendukung pemulihan ekonomi AS.
(akr)
tulis komentar anda