Dampak Pandemi, Garasi.id Prediksi Beli Mobil Online Bakal Ngetren
Rabu, 13 Januari 2021 - 15:50 WIB
JAKARTA - Pandemi virus Corona alias Covid-19 mengubah banyak hal di seluruh dunia akibat adaptasi yang dilakukan masyarakat dalam menghadapinya, termasuk cara orang menggunakan alat transportasi.
Ipsos Group, sebuah perusahaan global market research dan konsultan yang berpusat di Paris, Perancis, melakukan penelitian setelah Covid-19 merebak di China. Survei cepat yang digelar pada akhir Februari 2020 menunjukkan bagaimana dampak pandemi memengaruhi kebiasaan masyarakat di China dalam bepergian.
Ipsos mencatat, penggunaan transportasi umum menurun drastis karena kesadaran tiap individu untuk tetap melindungi diri dari penularan. Di China, jumlah penumpang bus turun lebih dari 60%, begitu juga pada penumpang kereta api dan taksi online.
Sedangkan di Jakarta, data Dishub menunjukkan penurunan penggunaan seluruh transportasi umum mencapai lebih dari 50%. Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo beberapa waktu lalu menyebutkan, terjadi penurunan rata-rata jumlah penumpang harian angkutan umum perkotaan sebesar 22,83%, sedangkan angkutan umum antarkota antarprovinsi (AKAP) menurun sekitar 43,85%.
Di saat bersamaan, data Ipsos menunjukkan penggunaan mobil pribadi meningkat hampir 2 kali lipat. Hal itu terjadi karena mobil pribadi dianggap lebih aman serta terjaga dari penularan Covid-19.
Data lain yang mendukung peningkatan penggunaan mobil pribadi juga tercatat oleh Garasi.id. Data internal Garasi.id mencatat ada kenaikan transaksi hingga 89% selama masa pandemi 2020.
Melanjutkan hasil survei Ipsos, masyarakat China yang belum memiliki mobil 66% menyebutkan akan segera membelinya dalam 6 bulan ke depan. Dan 77% para calon pembeli mengatakan memiliki mobil adalah salah satu cara terbaik untuk bisa terus beraktivitas tanpa terlalu khawatir tertular Covid-19 bila dibandingkan terus menggunakan angkutan umum.
Terakhir, survei Ipsos menyebutkan bahwa wabah Corona mendorong pembelian mobil bekas secara online. Para konsumen memilih beralih ke aplikasi, website dan media sosial dibandingkan harus berkunjung ke dealer. Hal ini juga terjadi sebagai salah satu langkah antisipasi agar tidak tertular Covid-19. Sementara, meski di Indonesia distribusi vaksin telah dimulai, namun proses penangananya masih memakan waktu hingga tahun 2022.
Ipsos Group, sebuah perusahaan global market research dan konsultan yang berpusat di Paris, Perancis, melakukan penelitian setelah Covid-19 merebak di China. Survei cepat yang digelar pada akhir Februari 2020 menunjukkan bagaimana dampak pandemi memengaruhi kebiasaan masyarakat di China dalam bepergian.
Ipsos mencatat, penggunaan transportasi umum menurun drastis karena kesadaran tiap individu untuk tetap melindungi diri dari penularan. Di China, jumlah penumpang bus turun lebih dari 60%, begitu juga pada penumpang kereta api dan taksi online.
Sedangkan di Jakarta, data Dishub menunjukkan penurunan penggunaan seluruh transportasi umum mencapai lebih dari 50%. Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo beberapa waktu lalu menyebutkan, terjadi penurunan rata-rata jumlah penumpang harian angkutan umum perkotaan sebesar 22,83%, sedangkan angkutan umum antarkota antarprovinsi (AKAP) menurun sekitar 43,85%.
Di saat bersamaan, data Ipsos menunjukkan penggunaan mobil pribadi meningkat hampir 2 kali lipat. Hal itu terjadi karena mobil pribadi dianggap lebih aman serta terjaga dari penularan Covid-19.
Data lain yang mendukung peningkatan penggunaan mobil pribadi juga tercatat oleh Garasi.id. Data internal Garasi.id mencatat ada kenaikan transaksi hingga 89% selama masa pandemi 2020.
Melanjutkan hasil survei Ipsos, masyarakat China yang belum memiliki mobil 66% menyebutkan akan segera membelinya dalam 6 bulan ke depan. Dan 77% para calon pembeli mengatakan memiliki mobil adalah salah satu cara terbaik untuk bisa terus beraktivitas tanpa terlalu khawatir tertular Covid-19 bila dibandingkan terus menggunakan angkutan umum.
Terakhir, survei Ipsos menyebutkan bahwa wabah Corona mendorong pembelian mobil bekas secara online. Para konsumen memilih beralih ke aplikasi, website dan media sosial dibandingkan harus berkunjung ke dealer. Hal ini juga terjadi sebagai salah satu langkah antisipasi agar tidak tertular Covid-19. Sementara, meski di Indonesia distribusi vaksin telah dimulai, namun proses penangananya masih memakan waktu hingga tahun 2022.
Lihat Juga :
tulis komentar anda