Transformasi Digital di Sektor Perikanan Tangkap akan Tingkatkan PNBP
Jum'at, 15 Januari 2021 - 16:26 WIB
JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong transformasi digital di sektor perikanan tangkap guna meningkatkan kontribusi Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari Kelautan.
“Sistem teknologi sudah berkembang pesat. Kita harus monitor 24 jam produktifitas di setiap kapal yang berlayar mencari ikan untuk memudahkan traceability data. Mulai dari jenis ikan yang ditangkap, hingga berat tangkapan ikan di kapal tersebut. Semua harus terintegrasi di dalam sebuah sistem yang akurat. Saya yakin dengan adanya digitalisasi ini PNBP KKP dapat meningkat pesat,” pinta Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono saat memberi arahan dalam Rapat Koordinasi dengan Direktoral Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT) di Jakarta, Jumat (15/1/2021).
Trenggono juga mengatakan bahwa negara lain sudah banyak yang menggunakan teknologi canggih untuk mendapatkan akurasi dalam menghimpun data dari nelayan. Ia pun mendorong agar kegiatan uji coba dapat segera dilakukan sehingga pada pertengahan tahun 2021 sistem tersebut sudah layak digunakan. Selain itu sistem terbaru tersebut juga harus terintegrasi dengan Smart Card atau Kartu Pintar yang akan diterbitkan oleh DJPT untuk para nelayan di Indonesia.
“Negara lain sudah banyak yang menggunakan teknologi ini dan kita juga harus segera melakukan pembenahan data melalui digitalisasi. Saya harap program ini dapat segera direalisasikan maksimal pertengahan tahun ini sudah lolos uji coba. Dan yang tidak kalah penting sistem ini juga harus terintegrasi dengan Smart Card," tambahnya.
Plt. Dirjen Perikanan Tangkap, Muhammad Zaini atau yang kerap disapa Zaini dalam paparannya mengatakan bahwa saat ini tahap awal proses pengembangan teknologi tersebut sudah berjalan. Untuk selanjutnya Ia berharap sistem yang akan diaplikasikan bisa memudahkan pendataan di pelabuhan pada saat kapal mendarat sehingga proses konfirmasi data bisa dilakukan lebih cepat. Hal ini akan lebih memudahkan KKP dalam menghitung jumlah produktifitas nelayan beserta harga jual hasil tangkapan.
“Kami akan menggunakan alat yang sudah teruji dengan baik sehingga mempercepat pelaksanaan di lapangan. Nantinya sistem ini akan terhubung dengan pendataan di seluruh pelabuhan di Indonesia sehingga kita bisa mendata jumlah hasil tangkapan secara lebih presisi,” ungkap Zaini.
Saat ini proses pengumpulan data dari nelayan menggunakan e-logbook yang dapat diakses oleh nelayan dimana saja termasuk di tengah laut. "Hal inilah yang menjadi concern utama DJPT sekarang untuk lebih maju dalam penghimpunan big data perikanan tangkap melalui teknologi terbaru," pungkasnya.
“Sistem teknologi sudah berkembang pesat. Kita harus monitor 24 jam produktifitas di setiap kapal yang berlayar mencari ikan untuk memudahkan traceability data. Mulai dari jenis ikan yang ditangkap, hingga berat tangkapan ikan di kapal tersebut. Semua harus terintegrasi di dalam sebuah sistem yang akurat. Saya yakin dengan adanya digitalisasi ini PNBP KKP dapat meningkat pesat,” pinta Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono saat memberi arahan dalam Rapat Koordinasi dengan Direktoral Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT) di Jakarta, Jumat (15/1/2021).
Trenggono juga mengatakan bahwa negara lain sudah banyak yang menggunakan teknologi canggih untuk mendapatkan akurasi dalam menghimpun data dari nelayan. Ia pun mendorong agar kegiatan uji coba dapat segera dilakukan sehingga pada pertengahan tahun 2021 sistem tersebut sudah layak digunakan. Selain itu sistem terbaru tersebut juga harus terintegrasi dengan Smart Card atau Kartu Pintar yang akan diterbitkan oleh DJPT untuk para nelayan di Indonesia.
“Negara lain sudah banyak yang menggunakan teknologi ini dan kita juga harus segera melakukan pembenahan data melalui digitalisasi. Saya harap program ini dapat segera direalisasikan maksimal pertengahan tahun ini sudah lolos uji coba. Dan yang tidak kalah penting sistem ini juga harus terintegrasi dengan Smart Card," tambahnya.
Plt. Dirjen Perikanan Tangkap, Muhammad Zaini atau yang kerap disapa Zaini dalam paparannya mengatakan bahwa saat ini tahap awal proses pengembangan teknologi tersebut sudah berjalan. Untuk selanjutnya Ia berharap sistem yang akan diaplikasikan bisa memudahkan pendataan di pelabuhan pada saat kapal mendarat sehingga proses konfirmasi data bisa dilakukan lebih cepat. Hal ini akan lebih memudahkan KKP dalam menghitung jumlah produktifitas nelayan beserta harga jual hasil tangkapan.
“Kami akan menggunakan alat yang sudah teruji dengan baik sehingga mempercepat pelaksanaan di lapangan. Nantinya sistem ini akan terhubung dengan pendataan di seluruh pelabuhan di Indonesia sehingga kita bisa mendata jumlah hasil tangkapan secara lebih presisi,” ungkap Zaini.
Saat ini proses pengumpulan data dari nelayan menggunakan e-logbook yang dapat diakses oleh nelayan dimana saja termasuk di tengah laut. "Hal inilah yang menjadi concern utama DJPT sekarang untuk lebih maju dalam penghimpunan big data perikanan tangkap melalui teknologi terbaru," pungkasnya.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda