Kecil Banget, Kontribusi Ekspor UMKM Baru 14,3%
Senin, 18 Januari 2021 - 11:21 WIB
JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mencatat peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM ) dalam Global Value Chain (GVC) belum maksimal. Tercatat, produk lokal yang ada di pasar internasional hanya sebesar 6,3 persen. Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo menyebut, minimnya peran UMKM di pasar global menyebabkan kontribusi usaha mikro di sektor ekspor pun menjadi minim. Di mana, hanya 14,7 persen kontribusi UMKM terhadap ekspor Indonesia.
"Sayangnya kontribusi kepada ekspor masih 14,7 persen dan yang paling krusial adalah keterlibatan UMKM Indonesia dalam global Global Value Chain untuk berbagai macam produk di internasional itu hanya di 6,3 persen. Jadi ini menjadi konsentrasi kami," ujar Kartika Wirjoatmodjo, Senin (18/1/2021).
Dalam kajian ilmiah terkait dengan eksistensi UMKM, Kementerian BUMN mencatat ada tiga poin utama yang menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah sekaligus menjadi tantangan bagi UMKM. Ketiga poin tersebut adalah kapasitas dalam mengelolah usaha, akses pembiayaan, dan akses pasar di tingkat global. Tiko, sapaan akrab Kartika Wirjoatmodjo menyebut, ketiga poin itu harus terus ditingkatkan, baik memperbaharui skill manajerial dan pengelolaan keuangan.
"Dari berbagai survei dan kajian yang kita lakukan, ada tiga hal yang menjadi tantangan utama dari berbagai UMKM di Indonesia. Pertama, capability dalam mengelola usaha harus ditingkatkan, jadi manajerial atau skill, bagaimana mereka mengelola keuangannya dan sebagainya memang harus ditingkatkan dengan memberikan pembinaan dan pendampingan," kata dia.
Ihwal akses pembiayaan, dalam 5 tahun terakhir pemerintah telah memberikan kemudahan akses pembiayaan kepada UMKM, meski begitu perlunya upaya penguatan-penguatan tambahan di berbagai aspek lain. Sedangkan hal krusial lain yakni akses pasar baik dalam dan luar negeri. Poin ini berkaitan strategi bisnis UMKM di pasar global. Tiko menilai, kemampuan UMKM untuk menembus pasar-pasar baru di tingkat global masih terbatas, karena itu perlu adanya katalis dan perusahaan besar yang membawa UMKM untuk bisa menembus pasar luar negeri.
Sebab itu, peningkatan peran UMKM di pasar dunia menjadi konsentrasi Kementerian BUMN. Setidaknya ada sejumlah program yang telah dirumuskan untuk mengekspansikan lini bisnis UMKM ke ranah dunia. "Dari kacamata bumn, ada tiga pilar untuk meningkatkan umkm. Pertama, meningkatkan kapasitas potensi usaha, kedua, akselerasi keuangan kepada UMKM, ketiga penciptaan ekosistem dan perluasan pasar," ujar dia.
"Sayangnya kontribusi kepada ekspor masih 14,7 persen dan yang paling krusial adalah keterlibatan UMKM Indonesia dalam global Global Value Chain untuk berbagai macam produk di internasional itu hanya di 6,3 persen. Jadi ini menjadi konsentrasi kami," ujar Kartika Wirjoatmodjo, Senin (18/1/2021).
Dalam kajian ilmiah terkait dengan eksistensi UMKM, Kementerian BUMN mencatat ada tiga poin utama yang menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah sekaligus menjadi tantangan bagi UMKM. Ketiga poin tersebut adalah kapasitas dalam mengelolah usaha, akses pembiayaan, dan akses pasar di tingkat global. Tiko, sapaan akrab Kartika Wirjoatmodjo menyebut, ketiga poin itu harus terus ditingkatkan, baik memperbaharui skill manajerial dan pengelolaan keuangan.
"Dari berbagai survei dan kajian yang kita lakukan, ada tiga hal yang menjadi tantangan utama dari berbagai UMKM di Indonesia. Pertama, capability dalam mengelola usaha harus ditingkatkan, jadi manajerial atau skill, bagaimana mereka mengelola keuangannya dan sebagainya memang harus ditingkatkan dengan memberikan pembinaan dan pendampingan," kata dia.
Ihwal akses pembiayaan, dalam 5 tahun terakhir pemerintah telah memberikan kemudahan akses pembiayaan kepada UMKM, meski begitu perlunya upaya penguatan-penguatan tambahan di berbagai aspek lain. Sedangkan hal krusial lain yakni akses pasar baik dalam dan luar negeri. Poin ini berkaitan strategi bisnis UMKM di pasar global. Tiko menilai, kemampuan UMKM untuk menembus pasar-pasar baru di tingkat global masih terbatas, karena itu perlu adanya katalis dan perusahaan besar yang membawa UMKM untuk bisa menembus pasar luar negeri.
Sebab itu, peningkatan peran UMKM di pasar dunia menjadi konsentrasi Kementerian BUMN. Setidaknya ada sejumlah program yang telah dirumuskan untuk mengekspansikan lini bisnis UMKM ke ranah dunia. "Dari kacamata bumn, ada tiga pilar untuk meningkatkan umkm. Pertama, meningkatkan kapasitas potensi usaha, kedua, akselerasi keuangan kepada UMKM, ketiga penciptaan ekosistem dan perluasan pasar," ujar dia.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda