Sejarah Bunga Acuan dan Bunga Bank yang Sukar 'Akur'

Kamis, 21 Januari 2021 - 14:40 WIB
foto/ilustrasi/SINDOnews
JAKARTA - Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah menuturkan, jika merujuk pada historisnya, turunnya suku bunga acuan Bank Indonesia tidak sepenuhnya diikuti oleh penurunan suku bunga kredit perbankan .

Di sisi lain permintaan kredit tidak hanya ditentukan oleh turunnya suku bunga kredit. Tapi juga faktor ekonomi lainnya. ( Baca juga:Ekonom: Jaga Monetary Tank, Bunga Acuan Perlu Ditahan di 3,50 Persen )

"Yang Lebih berpengaruh terhadap penyaluran kredit adalah demand kredit dan demand itu bergantung pada kondisi ekonomi,” kata Piter saat dihubungi di Jakarta, Kamis (21/1/2021).

Menurut dia, selama pandemi tahun lalu perekonomian terpuruk, sehingga permintaan kredit juga turun. Meskipun suku bunga kredit menurun, pertumbuhan kredit justru negatif.

Pola ini, kata dia, akan berlanjut pada tahun ini. Di tengah suku bunga acuan yang rendah, suku bunga kredit meskipun sangat lambat akan menurun.



"Tetapi penyaluran kredit masih akan menunggu pulihnya ekonomi,” katanya. ( Baca juga:Puluhan Karyawan di KEK Dikabarkan Terkonfirmasi COVID-19 )

Sementara itu, peneliti Indef Nailul Huda menuturkan suku bunga bank di Indonesia memang sulit diprediksi. Meskipun BI menurunkan suku bunga acuan, namun belum tentu perbankan menurunkan bunga kredit ataupun investasinya.

"Terlebih dalam situasi tidak menentu seperti saat ini. Perbankan dituntut untuk lebih berhati-hati supaya bank tetap dalam kondisi sehat," ucap dia.
(uka)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More