Ditinggal Chevron, Nasib Proyek IDD Terkatung-katung

Rabu, 03 Februari 2021 - 23:24 WIB
Ilustrasi. FOTO/Istimewa
JAKARTA - Mega proyek gas laut dalam Indonesia Deepwater Development (IDD) kini nasibnya masih belum jelas setelah ditinggal Chevron. Perusahaan migas raksasa AS itu memutuskan hengkang pada tahun lalu namun saat ini negosiasi dengan calon penggantinya, yaitu ENI masih terus berlangsung.



Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengklaim bahwa proses pengalihan operator baru proyek tersebut diharapkan bisa selesai akhir kuartal I tahun 2021. Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, saat ini masih dalam pembahasan antara Chevron sebagai operator lama dengan calon pengganti, yakni ENI sebagai potensial buyer.

"Ditargetkan akhir kuartal I 2021 bisa tuntas sehingga bisa segera mengajukan perpanjangan wilayah kerja," ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (3/2/2021).



Dwi berharap apabila proses transisi tersebut selesai maka operator baru dapat mulai mengajukan perpanjangan wilayah kerja sekaligus menyelesaikan pembahasan usulan revisi proposal rencana pengembangan (Plan of Development/PoD) I. Dengan nantinya ENI masuk menjadi operator Blok IDD maka ENI akan melakukan integrasi terhadap fasilitas yang ada di cekungan Kutai.



Adapun pengembangan terpadu IDD ini meliputi 5 lapangan migas, yaitu Gendalo diunitisasi antara WK Ganal dan WK Makassar Strait, Maha diunitisasi antara WK West Ganal PSC dan WK Muara Bakau, Gehem diunitisasi antara WK Rapak dan WK Ganal, Gandang WK Ganal dan Bangka WK Rapak. Dari WK Rampak ditargetkan produksi gas sebesar 0,75 ribu bph dan gas 25 mmscfd di tahun 2021
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More