Tenang! Pertumbuhan Ekonomi Minus Tak cuma Dialami Indonesia
Jum'at, 05 Februari 2021 - 10:53 WIB
JAKARTA - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menyebutkan, di kuartal IV-2020 pertumbuhan ekonomi Indonesia terkontraksi sebesar 2,19% dan secara komulatif minus 2,07%. Meski demikian, capaian dan realisasi itu membaik jika dibandingkan kuartal sebelumnya.
Kontraksi atau pertumbuhan minus itu membuat status resesi masih belum lepas dari perekonomian Indonesia. Suhariyanto pun membandingkan kondisi ini dengan banyak negara saat ini. ( Baca juga:Ekonomi Minus (Lagi) 2,19% di Kuartal IV-2020, Indonesia Masih Resesi )
"Hampir semua ekonomi negara di dunia mengalami hal yang sama seperti Indonesia, masih terkontraksi," ujar Suhariyanto dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Jumat(5/2/2021).
Tercatat dari angka yang sudah dirilis bahwa ekonomi Amerika Serikat minus 3,5%, Singapura minus 5,8%, Korea Selatan minus 1,01%, Hong Kong juga lebih dalam, yaitu minus 6,1%, dan Uni Eropa minus 6,4%.
"Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 2,07%" ungkapnya.
Suhariyanto menyebutkan bahwa seluruh komponen pengeluaran di kuartal IV-2020 masih mengalami kontraksi kecuali konsumsi pemerintah yang masih tumbuh 1,76%. Hal ini turut menyumbang kontraksi ekonomi yang selama ini didominasi sektor konsumsi. ( Baca juga:Tak Kantongi Izin, DPRD Surabaya Larang RS Darurat COVID-19 Milik Siloam Beroperasi )
"Dari 17 sektor yang ada hanya tujuh sektor yang tumbuh positif tapi pertumbuhannya melambat, kecuali dua sektor seperti jasa kesehatan dan sosial," tukasnya.
Kontraksi atau pertumbuhan minus itu membuat status resesi masih belum lepas dari perekonomian Indonesia. Suhariyanto pun membandingkan kondisi ini dengan banyak negara saat ini. ( Baca juga:Ekonomi Minus (Lagi) 2,19% di Kuartal IV-2020, Indonesia Masih Resesi )
"Hampir semua ekonomi negara di dunia mengalami hal yang sama seperti Indonesia, masih terkontraksi," ujar Suhariyanto dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Jumat(5/2/2021).
Tercatat dari angka yang sudah dirilis bahwa ekonomi Amerika Serikat minus 3,5%, Singapura minus 5,8%, Korea Selatan minus 1,01%, Hong Kong juga lebih dalam, yaitu minus 6,1%, dan Uni Eropa minus 6,4%.
"Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 2,07%" ungkapnya.
Suhariyanto menyebutkan bahwa seluruh komponen pengeluaran di kuartal IV-2020 masih mengalami kontraksi kecuali konsumsi pemerintah yang masih tumbuh 1,76%. Hal ini turut menyumbang kontraksi ekonomi yang selama ini didominasi sektor konsumsi. ( Baca juga:Tak Kantongi Izin, DPRD Surabaya Larang RS Darurat COVID-19 Milik Siloam Beroperasi )
"Dari 17 sektor yang ada hanya tujuh sektor yang tumbuh positif tapi pertumbuhannya melambat, kecuali dua sektor seperti jasa kesehatan dan sosial," tukasnya.
(uka)
tulis komentar anda