Gara-gara Pandemi, Indonesia Bisa Gagal jadi Negara Maju di 2045

Selasa, 09 Februari 2021 - 14:35 WIB
Konferensi pers Bappenas terkait perkembangan ekonomi Indonesia di Jakarta, Selasa (9/2/2021). Foto/Rina Anggraeni
JAKARTA - Terdampak oleh tekanan pandemi, pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2020 mencatatkan pertumbuhan -2,07%. Kementerian PPN/Bappenas menyatakan kondisi tersebut bakal menganggu pencapaian target Indonesia untuk menjadi negara maju pada tahun 2045.

Kepala Bappenas Suharso Manoarfa mengatakan, pertumbuhan ekonomi yang minus ini membuat Indonesia sulit menjadi negara maju di 2045. Meskipun pertumbuhan ekonomi di 2021 bisa tembus 5%, imbuh dia, hal ini pun belum bisa mendorong Indonesia kembali ke target tersebut.



Untuk dapat kembali ke target menjadi negara maju di 2045, kata Suharso, pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun ini setidaknya harus mencapai 6%.



"Dampak panjangnya kita bisa lihat di sini, kalau kita tergerus seperti itu dan tingkat pertumbuhan ekonomi kita itu hanya 5% misalnya, maka untuk melepaskan diri dari middle income trap itu jauh sekali. Bahkan, tahun 2045 pun kita belum bisa mencapai (pendapatan per kapita) di atas USD12.000. Kita sudah masuk di upper middle income, tapi belum di high income," kata Suharso di Jakarta, Selasa (9/2/2021).

Menurut dia, minusnya ekonomi di 2020 membuat Indonesia kembali masuk ke dalam kategori negara berpendapatan menengah (middle income country). Padahal, di tahun 2019, Indonesia sudah masuk pada negara berpendapatan menengah atas (upper middle income country).

"Ekonomi minus, kita kembali masuk dalam middle income trap. Kita tahu bahwa Indonesia sesungguhnya pada tahun 2020 itu 2019 akhir sudah masuk di upper middle income country, yaitu dengan tingkat penghasilan sudah di atas USD4.046 per kapita, tapi dengan keadaan yang kita alami di masa pandemi ini terkoreksi lagi ke bawah," tuturnya.



Kendati demikian, Suharso menegaskan bahwa kondisi ekonomi Indonesia yang -2,07% di 2020 tak seberapa parah. Indonesia terbilang masih lebih baik daripada banyak negara lain, misalnya Amerika Serikat dan Filipina. "Ekonomi kita enggak terlalu parah dibandingkan Filipina dan Amerika Serikat yang -3% hingga -8%," tandasnya.
(fai)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More